LIFESTYLE
Suka Duka Juru Pelihara Candi, Profesi yang Terancam Kian Langka

SEAToday.com, Klaten-Lestarinya bangunan candi yang usianya telah mencapai ratusan tahun, tidak lepas dari peran banyak pihak. Salah satunya adalah juru pelihara candi. Bagi kebanyakan orang, apa yang dilakukan seorang juru pelihara candi hanyalah pekerjaan sepele. Menyapu, menyikat, mencabuti rumput adalah pekerjaan mereka sehari-hari yang kita lihat. Padahal nyatanya, pekerjaan juru pelihara candi tidak sesederhana itu. Selain fisik yang kuat, seorang juru pelihara juga dituntut memiliki pengetahuan soal hukum-hukum fisika dan kimia batu penyusun candi, hingga mengetahui sejarah berdirinya candi tempat ia bekerja. Salah melakukan perawatan, akibatnya bisa fatal terhadap kelestarian batu candi.
Salah satu penyandang pekerjaan sebagai juru pelihara candi adalah Marsono. Ia bertugas di Kompleks Candi Plaosan, Klaten, Jawa Tengah. Marsono sudah mengabdi selama lebih dari 30 tahun di Badan Pelestaroan Kebudayaan Wilayah X Jawa Tengah.
Hidup di sekitar candi sejak kecil, membuat Marsono tertarik pada bangunan candi sampai akhirnya memilih bekerja sebagai juru pelihara. Setiap hari, bersama juru pelihara lainnya, Marsono berkeliling merawat batu candi.
“Pekerjaan sebagai juru pelihara candi seringkali dipandang sebelah mata, hanya sebagai tukang kebersihan, padahal jupel berperan penting menjaga dan merawat agar batu-batu candi bisa lestari”, ungkap bapak 3 anak yang akan memasuki pensiun pada tahun 2025 mendatang.
Ironis, seiring semakin banyaknya penemuan batu candi di kompleks candi Plaosan, jumlah jupel semakin berkurang karena mereka kebanyakan sudah berusia tua dan memasuki masa pensiun. Sementara penerimaan pegawai sebagai juru pelihara di BPK tidak selalu tersedia setiap tahun. (DKD)