LIFESTYLE
5 Tradisi Hari Raya Galungan di Bali

SEAToday.com, Denpasar – Tanggal 25 September 2024 umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan. Galungan adalah perayaan kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (kejahatan). Umat Hindu biasanya mengucap puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
Umat Hindu biasanya menjalani banyak tradisi dalam merayakan Galungan. Di Bali terdapat beberapa tradisi yang masih dijalani dari dulu sampai sekarang untuk menjaga kelestarian budaya saat perayaan Hari Raya Galungan.
1.Ngelawang
Ngelawang atau lawing artinya pintu. Tradisi ini dilakukan dengan mengarak barong bangkal dari pintu ke pintu rumah warga di desa. Arakan barong bangkal diiringi dengan gamelan. Barong bangkal berwujud babi besar dengan wajah yang seram.
Secara mitologi dan kepercayaan barong bangkal memiliki daya magis. Pada tradisi ini ada satu penari memegang kepala barong dan mainnya memainkan ekor. Tujuan tradisi ini untuk mengusir roh jahat yang mengganggu manusia.
2.Mapeed
Kemudian ada tradisi Mapeed. Mapeed adalah tradisi ketika umat Hindu berjalan beriringan sembari membawa keben bamboo atau tempat sesajen dalam rangkaian sembahyang di Hari Raya Galungan. Perjalanan warga dilakukan saat menuju pura di desa setempat. Sesajen berisi buah, bunga, dan hiasan janur.
3.Ngejot
Ngejot merupakan berbagi makanan kepada tetangga baik sesama umat Hindu atau non umat Hindu. Namun pembagian makanan biasanya dilakukan sebelum Hari Raya Galungan. Hal ini menunjukkan toleransi antar umat beragama di Bali.
4.Memasang Penjor
Umat Hindu di Bali saat merayakan Galungan memasang penjor yang menjadi simbol kemenangan dan kemakmuran. Sebagai wujud rasa syukur dan persembahan kepada bhatara sesuai dengan makna Galungan. Penjor terbuat dari batang bambu yang ujungya dibuat melengkung dan dihiasi daun kelapa (janur).
5.Makan Tape Galungan
Satu lagi tradisi di Galungan adalah makan tape ketan atau disebut tape Galungan. Sebelum dimakan, tape dimasak pada tiga hari sebelum Galungan. Selain makan tape Galungan umat Hindu menyiapkan dodol sebagai pelengkap sesajen saat dipersembahkan di pura.