LIFESTYLE
Pakar Sebut Mimpi Bisa Tentukan Kualitas Tidur

SEAToday.com, Jakarta - Saat tidur biasanya ada orang yang bermimpi dan tidak. Bermimpi merupakan salah satu aspek tidur yang paling menarik dan membingungkan. Bahkan kemajuan pengetahuan ilmiah masih memperdebatkan mengapa manusia bisa bermimpi.
Lalu, apakah mimpi atau tidak saat tidur bisa berpengaruh terhadap indikasi kesehatan? Bermimpi adalah bagian dari tidur yang sehat dan umumnya dianggap normal dan tanpa efek negatif apa pun pada tidur.
Mimpi merupakan gambaran, pikiran, atau perasaan yang terjadi saat tidur. Faktanya, mimpi dapat melibatkan semua indera. Mimpi setiap orang juga dapat berbeda, ada yang visualisasinya berwarna dan atau hanya hitam putih.
Para peneliti dan ahli psikologi mengungkapkan bahwa saat kualitas tidur buruk maka memungkinkan seseorang untuk tidak bermimpi. Jadi, mimpi menjadi mekanisme penting bagi tubuh untuk memperbaiki diri.
"Seseorang yang tidak mimpi bisa jadi mengalami kurang tidur. Beberapa masalah kesehatan yang sebetulnya terkait dengan ketidakcukupan waktu tidur dalam fase Rapid Eye Movement (REM)," kata Naiman, spesialis tidur dan mimpi University of Arizona Center for Integrative Medicine, melansir Time.
Selama tahap tidur REM, aktivitas otak meningkat secara signifikan dibandingkan dengan tahap non-REM, yang membantu menjelaskan berbagai jenis mimpi. Mimpi juga menjadi bagian dari proses belajar dan konsolidasi memori di otak
Dan baik atau buruknya mimpi adalah hasil asosiasi pikiran terhadap perasaan sebelumnya. Orang yang sering mengalami mimpi buruk sampai mengganggu tidur harus berkonsultasi dengan dokter mengenai apakah mereka mengalami gangguan mimpi buruk atau kondisi lain yang mempengaruhi kualitas tidur mereka.
Penulis: Annisa Salsabilla