LIFESTYLE
5 Fakta Gunung Kawi, Sering Jadi Tempat Pesugihan

SEAToday.com, Jakarta - Gunung Kawi merupakan sebuah tempat yang sangat terkenal di Pulau Jawa yang tidak hanya untuk wisata, tetapi juga berbagai cerita mistis salah satunya pesugihan.
Gunung Kawi berada di Desa Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Gunung yang memiliki ketinggian 2.551 mdpl ini letaknya sekitar 15 km dari Kota Malang.
Gunung ini selalu menjadi perbincangan dan erat hubungannya berada dengan kegiiatan spiritual atau mistis.
Hal ini karena Gunung Kawi kerap dijadikan sebagai tempat pemujaan, kegiatan spiritual, pesugihan atau tempat ritual untuk mendapatkan kekayaan.
Banyak masyarakat percaya bahwa Gunung Kawi biasa disebut gunung biasa, dan percaya bahwa gunung ini memiliki mustika kekayaan. Berbagai macam kekuatan gaib di sana mampu mendengar setiap keinginan seseorang.
Berikut fakta-fakta terkait Gunung Kawi yang sering dijadikan sebagai tempat pesugihan.
1. Pohon Dewandaru
Di Gunung Kawi, terdapat pohon yang masyarakat percaya bisa membawa keberuntungan, yakni pohon Dewandaru. Pohon ini ditanam oleh Eyang Jugo dan dianggap sebagai milik keramat.
Lokasinya berada di area pemakaman, pohon ini disebut juga sebagai shian-to atau pohon dewa oleh orang Tionghoa. Banyak dari peziarah menganggap pohon ini bisa memberi kekayaan, dengan cara menunggu dahan, buah, atau daun yang jatuh.
Konon katanya, apabila buah atau daunnya disimpan, dapat menambah kekayaan untuk orang tersebut. Namun seperti namanya, dibutuhkan kesabaran hingga berbulan-bulan untuk menunggu beberapa bagian dari pohon itu jatuh
2. Petilasan Prabu Sri Kameswara
Berada di ketinggian 700 meter dan sekitar setengah jam dari makam Eyang Sujo dan Jugo, terdapat sebuah keraton yang pernah menjadi milik Prabu Kameswara.
Dia merupakan pangeran dari Kerajaan Kediri yang beragama Hindu. Dulu dikabarkan bahwa setelah sang prabu selesai bertapa di tempat itu, beliau berhasil menyelesaikan politik di kerajaannya.
Kini, petilasan tersebut telah digunakan sebagai tempat pemujaan dan praktik pesugihan Gunung Kawi.
3. Hari Sakral
Di Gunung Kawi, ada hari yang dikeramatkan dan dijalankan aktivitas ritual, seperti saat Jumat Legi, karena hari itu dikenal sebagai hari pemakaman Eyang Jugo (Kyai Zakaria II), sedangkan tanggal 12 bulan Suro diperingati hari wafatnya Eyang Sujo (RM Imam Sudjono).
Menurut cerita, ketika melakukan ritual di dalam bangunan makam, tidak diperbolehkan adanya batasan yang negatif dan disarankan sebelum memulai untuk membersihkan badan dengan mandi keramas terlebih dahulu.
4. Air bertuah
Di kawasan pesugihan Gunung Kawi, ada juga kendi yang berisi Air Bertuah. Air itu disebut mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Banyak yang tidak percaya, air bertuah ini disebut-sebut sebagai tetesan dari sumur zam-zam. Mitos yang berkembang, masyarakat percaya bahwa air ini mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
5. Tumbal pesugihan
Ritual pesugihan di Gunung Kawi disebut dilakukan dengan cara sederhana, yakni pelaku pesugihan diwajibkan melakukan 'tapabrata' atau puasa ekstrem selama 3 hari di bawah pohon keramat.
Namun sebelum bertapa, pelaku pesugihan wajib melakukan mandi suci yang dipimpin oleh juru kunci di sana. Saat melakukan penyucian ini, pelaku pesugihan dikabarkan harus melakukan kontrak mati dengan penguasa gaib Gunung Kawi.
Setiap peminta pesugihan harus menawarkan tumbal nyawa setiap tahun. Tumbal yang diminta adalah kerabat yang masih memiliki hubungan darah dengan pelaku pesugihan. Hal itu disebut untuk melanggengkan kekayaan.
Daun Dewandaru yang jatuh selama ritual harus disimpan seumur hidup, karena diyakini dapat memberikan rezeki dan uang gaib kepada pelaku pesugihan setiap hari.