5 Rumah Adat di Indonesia yang Tahan Gempa

5 Rumah Adat di Indonesia yang Tahan Gempa
Rumah Kaki Seribu, Papua Barat. (dok: Warisan Budaya Kemendikbud)

SEAToday.com, Jakarta - Setiap provinsi di Indonesia, memiliki rumah adat tradisional sebagai salah satu ciri khas daerah tersebut. Rumah adat ini bahkan dibuat struktur tahan gempa. Indonesia sendiri merupakan daerah yang rawan bencana alam, salah satunya gempa bumi.

Berikut rumah adat di Indonesia yang tahan gempa:

1. Rumah Gadang, Sumatera Barat

Rumah Gadang merupakan rumah adat Sumatera Barat yang berbentuk segi empat tidak simetris karena dipengaruhi wilayah alam Minangkabau yang dominan dataran tinggi dan dataran rendah, sehingga diklaim bisa tahan gempa hingga 8 SR.

Tidak hanya itu saja, desain atap yang seperti tanduk runcing pada Rumah Gadang berfungsi untuk menahan curah hujan.

2. Rumah Tua Bali Utara, Bali

Rumah Tua Bali Utara merupakan rumah adat asal Bali. Rumah adat ini dikenal dengan konstruksi bangunannya yang kokoh dan dianggap tahan akan gempa.

Bangunan Rumah Tua Bali memiliki konstruksi yang memanfaatkan tiang kayu dan lambang serta sineb sebagai balok pada bangunan. Hal tersebut membuat bangunan kuat, sehingga jika terjadi guncangan, bangunan akan bergeser dan mengurangi dampak kerusakan jika terjadi gempa bumi.

Apabila runtuh biasanya hanya dialami di daerah tembok saja.

3. Rumah Adat Woloan, Sulawesi Utara

Rumah adat ini berasal dari Tomohon, Sulawesi Utara yang memiliki bentuk menyerupai panggung dengan terdiri dari satu lantai.

Rumah adat Woloan dibangun menggunakan kayu besi dan kayu cempaka sebagai bahan dasarnya. Rumah ini sangat kokoh dan tahan dari bencana gempa.

Keunikan lain yang dimiliki rumah adat yang satu ini adalah konsep knock-downnya atau bisa dibongkar pasang, sehingga memudahkan ketika ingin dipindahkan dari kota satu ke kota lain. Rumah adat Woloan kerap dicari oleh turis mancanegara.

4. Rumah Joglo, Jawa Tengah

Rumah adat ini berasal dari Jawa Tengah dan dikenal sebagai salah satu rumah adat di Indonesia dengan struktur bangunan yang kokoh.

Bangunan rumah adat ini memiliki struktur dari rangkaian kayu dan mempunyai kemampuan meredam getaran yang fleksibel, efektif dan stabil, sehingga mampu menahan kerusakan yang fatal akibat gempa.

Rumah Joglo memiliki kerangka bangunan utama yang terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga soko guru.

5. Rumah Kaki Seribu, Papua Barat

Rumah Kaki Seribu berasal dari salah satu suku yang berada di Papua Barat, yaitu Suku Arfak. Rumah Kaki Seribu ini dikenal juga dengan Mod Aki Aksa (Igkojei).

Rumah ini dirancang dengan pondasi yang kokoh, sehingga tahan terhadap gempa. Rumah adat ini memiliki dua pintu di depan dan belakang, serta tidak memiliki jendela.

Rumah Kaki Seribu merupakan rumah panggung dengan kayu dan beratap alang-alang sebagai bahan dasarnya.

Bahan yang digunakan sebagai konstruksi rumah kaki seribu seluruhnya terbuat dari kayu dan rumput ilalang serta daun pandan hutan sebagai atap. 

Dilansir dari laman Warisan Budaya Kemendikbud, rumah adat ini disebut rumah kaki seribu karena konstruksi tiang sebagai penyanggah rumah cukup banyak bahkan jarak antar setiap tiang sebagai kaki penyanggah hanya sekitar 30 centimeter.

Ukuran rumah kaki seribu 8 x 6 meter dengan tinggi panggung sekitar 1 hingga 1,5 meter dengan tinggi puncak atap 4,5 hingga 5 meter.