Jangan Asal Kasih, Simak 12 Negara Tanpa Budaya Memberi Uang Tip

Jangan Asal Kasih, Simak 12 Negara Tanpa Budaya Memberi Uang Tip
Ilustrasi uang tip. (Photo by Alexander Grey on Unsplash)

SEAToday.com, Jakarta - Memberi uang tip tak jarang menjadi salah satu bentuk apresiasi atau menghargai usaha dari seseorang yang memberi jasa. Namun ternyata, tidak semua negara menganggapnya demikian.

Ada beberapa negara yang tidak menyukai ide tip dan menganggapnya sebagai penghinaan jika ada orang yang memutuskan untuk memberi uang ekstra. Mana saja negara tersebut? Simak rangkumannya seperti dilansir dari Business Insider berikut ini.

1. Jepang

Memberi tip dalam situasi apa pun di Jepang mungkin terlihat tidak sopan, karena pelayanan yang baik adalah standar. Namun, mereka yang berhubungan dengan industri pariwisata mungkin akan menghargai tip. Dalam hal ini, pengunjung harus memasukkan tipnya ke dalam amplop dan menyerahkannya dengan hati-hati.

2. Korea Selatan

Memberi tip di Korea Selatan bukan suatu keharusan, tetapi beberapa hotel yang lebih bagus membebankan biaya layanan sebesar 10 persen, dan supir taksi akan senang jika diberi tahu untuk menyimpan kembaliannya, tetapi hanya jika jumlahnya kecil.

3. China

Biasanya, tidak ada yang memberi tip di China, tetapi karena perusahaan tur grosir mengenakan biaya yang sangat murah untuk layanan mereka, pemandu wisata kelompok dan pengemudi sering kali bergantung pada tip untuk mendapatkan penghasilan.

4. Polinesia Prancis

Memberi tip di Polinesia Prancis tidak wajib atau diharapkan. Tidak masalah memberikan tip untuk pelayanan yang baik, tetapi penerima tip mungkin tidak menerimanya. Untuk memudahkan wisatawan, beberapa restoran akan menempelkan catatan yang mengatakan bahwa tip akan diterima.

5. Hong Kong

Memberi tip di Hong Kong bukanlah hal yang umum, dan seperti di Jepang, dapat dianggap sebagai penghinaan. Biaya layanan sebesar 10 persen juga diberlakukan di sebagian besar restoran.

6. Swiss

Hukum federal Swiss menetapkan bahwa semua biaya layanan sudah termasuk dalam harga yang dipublikasikan, jadi tidak ada kewajiban untuk memberi tip kepada orang-orang di industri jasa - pelayan, penata rambut, kuli angkut hotel, dan lain-lain. Orang-orang dapat memilih untuk menambahkan sedikit tip, dan persentase tip yang lebih tinggi lebih umum di kota-kota besar.

7. Australia

Memberi tip di Australia secara historis belum menjadi norma. Memberi tip di restoran menjadi lebih umum, meskipun masih belum perlu dan ada pajak barang dan jasa sebesar 10 persen pada setiap tagihan. Memberi tip di hotel, salon rambut, bar, dan taksi juga tidak diharuskan, tetapi memberi kembalian adalah hal yang wajar.

8. Belgia

Seperti di Swiss, staf layanan dibayar dengan baik, dan pemberian tip tidak diperlukan karena tagihan sudah termasuk biaya layanan. Namun, pemberian tip di daerah yang lebih banyak turis mungkin lebih diharapkan.

9. Brasil

Memberi tip di Brasil umumnya tidak diwajibkan. Namun, turis sering memberi tip dalam jumlah kecil untuk layanan taksi dan porter, dan restoran terkadang akan menambahkan biaya layanan ke tagihan, tetapi tidak wajib dibayar.

10. Denmark

Tidak perlu memberi tip di restoran di Denmark. Pelayan restoran mendapatkan upah yang baik dan bahkan tunjangan. Aturan tidak boleh memberi tip juga berlaku untuk sopir taksi, porter, bartender, dan lainnya.

11. Estonia

Di Estonia, tip tidak pernah secara otomatis dimasukkan dalam tagihan, dan selalu opsional. Tip 10 persen adalah hal yang normal untuk layanan yang baik, tetapi pelanggan tidak perlu merasa harus meninggalkan apa pun.

12. Selandia Baru

Memberi tip di Selandia Baru tidak lazim atau diwajibkan, tetapi tidak seperti negara-negara seperti Denmark dan Belgia, staf perhotelan dan layanan tidak diberi kompensasi yang besar. Tip 10 persen untuk pelayanan yang baik sangat dihargai.