LIFESTYLE
Anak 6 Tahun Kini Sudah Bisa Gunakan Autogate Imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai

SEAToday.com, Jakarta - Anak Warga Negara Indonesia (WNI) atau asing yang berusia enam tahun atau lebih sudah bisa melintas masuk dan keluar Indonesia menggunakan autogate per 26 Agustus 2024 lalu. Ini tertuang dalam kebijakan terbaru Direktorat Jenderal Imigrasi.
Sebelumnya, hanya anak berusia minimal 14 tahun yang dapat menggunakan perangkat autogate yang ada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai. Saat itu, orangtua yang membawa anak di bawah 14 tahun, baik WNI maupun WNA harus melewati pemeriksaan keimigrasian secara manual.
"Teknologi face recognition yang semakin canggih memungkinkan deteksi wajah bahkan pada anak usia enam tahun. Dengan begitu, kami berharap penggunaan autogate dapat semakin optimal dan memudahkan perjalanan, terutama bagi keluarga," kata Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim, dikutip dari laman Imigrasi.
Silmy melanjutkan bahwa hingga kini autogate yang telah terpasang jumlahnya hampir mencapai 200.
"Perangkat autogate tersedia di tempat pemeriksaan imigrasi dengan lalu lintas yang tinggi, seperti Bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai," tambahnya.
Autogate adalah gerbang otomatis yang memungkinkan penumpang melewati pemeriksaan imigrasi dengan cepat dan mudah. Sistem ini menggabungkan teknologi pengenalan wajah dan manajemen perbatasan, sehingga proses pemeriksaan dapat dilakukan tanpa perlu lagi antre lama.
Ini berlaku bagi WNI mau pun WNA yang memenuhi syarat dapat menggunakan fasilitas ini. Teknologi pengenalan wajah (face recognition) dan manajemen perbatasan yang terintegrasi dalam sistem autogate telah menyederhanakan proses pemeriksaan imigrasi, sehingga waktu yang dibutuhkan hanya 15--25 detik per penumpang.
Penerapan teknologi ini mendukung ekosistem pelayanan keimigrasian yang lebih seamless, mulai dari pengajuan visa online hingga pemeriksaan di bandara.
Dengan volume pelintas keluar masuk Indonesia yang mencapai 20.865.311 orang pada semester satu di 2024, Silmy Karim menegaskan pentingnya terus mengembangkan inovasi digital untuk meningkatkan efisiensi pelayanan.
"Kami coba studi banding best practice pengunaan autogate di negara lain. Di Singapura misalnya, autogate sudah bisa dipakai untuk anak mulai usia enam tahun. Saya tantang tim untuk menerapkan ini juga di Indonesia. Memang tidak mudah, terutama dalam penyesuaian sistem dan sebagainya tapi alhamdulillah usaha kami membuahkan hasil," papar Silmy.
Ia menutup, "Kami ingin memberikan pengalaman perjalanan yang berkesan bagi seluruh penumpang, terutama anak-anak. Dengan autogate, proses pemeriksaan menjadi lebih cepat dan mudah. Anak-anak akan merasa lebih nyaman melalui proses imigrasi. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk menghadirkan layanan keimigrasian yang lebih baik."