• Friday, 22 November 2024

Film Horor dan Kaum Hawa: Alasan Mengapa Banyak Hantu Jahat Bergender Perempuan

Film Horor dan Kaum Hawa: Alasan Mengapa Banyak Hantu Jahat Bergender Perempuan
Poster film horor Beranak dalam Kubur (1971) yang dibintangi oleh Suzzanna | Perpustakaan Nasional/ Berita Yudha

SEAToday.com, Jakarta - Film horor kerap jadi primadona perfilman Indonesia. Genre itu dianggap lebih unggul dibanding genre lainnya seperti drama atau laga. Ambil contoh film terlaris Indonesia sepanjang masa justru jatuh kepada KKN di Desa Penari yang dirilis pada 2022.

Hantu ronggeng Badarawuwi jadi magnet penonton berbondong-bondong ke bioskop. Hantu berjenis kelamin perempuan itu dianggap mampu membawa suasana horor, magis, dan megah. Pertanyaan pun muncul. Kenapa film horor Indonesia kerap mendaulat perempuan menjadi sosok hantu jahat?

Kehadiran sosok perempuan sebagai ajian mistik di Nusantara bukan barang baru. Perwujudan itu telah hadir sejak dulu kala. Sosok kaum hawa kerap digambarkan seraya dewi-dewi pelindung. Satu sisi membawa kemakmuran. Sisi lainnya membawa mudarat.

Perbedaan itu bisa dilirik dari hadirnya sosok melegenda Nyi Roro Kidul dan Nyi Blorong. Mitos Nyi Roro Kidul kerap dikaitkan sebagai sebagai penguasa gaib pantai selatan. Kehadiran Nyi Roro Kidul digambarkan sebagai penguat legitimasi seorang penguasa Jawa.

Mitos itu menghadirkan tiap raja Jawa harus memiliki hubungan dengan Nyi Roro Kidul. Semuanya bermuara kepada keyakinan Nyi Roro Kidul dapat menjaga kekuasaan sang raja dengan kekuatan alam gaib. Banyak orang menyakininya sebagai bentuk kebaikan.

Beda dengan Nyi Blorong. Mitos Nyi Blorong dipandang jahat karena peruntukannya. Nyi Blorong hadir untuk memberikan kekayaan kepada mereka yang mau bersekutu dengannya. Alias berani melakukan perjanjian dengan setan.

“Mitos Nyi Roro Kidul justru memperkuat legitimasi raja. Hal ini berlainan dengan orang kaya yang berhubungan dengan Nyi Blorong yang disebut terakhir adalah negatif, sedangkan yang pertama, yakni hubungan Raja Mataram dengan Nyi Roro Kidul adalah positif,” ujar sejarawan Ong Hok Ham dalam buku Dari Soal Priayi sampai Nyi Blorong (2002).

Wanita dalam Film Horor

Imej perempuan yang menjadi dewi pelindung dan kematian menginspirasi dunia perfilman Tanah Air. Sineas-sineas Indonesia sedari 1970-an telah secara dominan menempat perempuan sebagai objek bagian penting di dunia film horor.

Perempuan kerap digambarkan sebagai tokoh antagonis dengan menjadi hantu jahat. Imej dewi-dewi masa lalu cukup membekas dan menginspriasi cerita film horor. Ambil contoh film horor era Orde Baru (Orba). Film-film itu banyak mengambil narasi dari dari folklore – cerita rakyat.

Kisah-kisah Nyi Roro Kidul dan Nyi Blorong jadi tema paling laris diangkat. Otomatis perempuan secara dominan diangkat sebagai hantu. Kondisi itu sempat membuat nama aktris Suzzanna Martha Frederika van Osch dijuluki sebagai Ratu Film Horor Indonesia. Suzzanna sendiri mengorbit lewat flim Beranak dalam Kubur pada 1971.

Kesuksesaan film horror dengan menjadikan perempuan sebagai hantu hadir pada era 2000-an. Era itu memang tahunnya khalayak umum disajikan bertubi-tubi film horor. Bukan tak kreatif. Film horor memang jadi genre yang paling banyak mendatangkan penonton dan keuntungan.

Masa-masa itu film horror mulai mengadopsi tema-tema berbau urban legend. Hantu-hantu lokal pun mulai banyak nongkrong di bioskop. Kuntilanak jadi yang paling sering muncul. Sutradara kenamaan Indonesia, Rizal Mantovani sampai kepincut hadir sosok hantu wanita urban legend dalam filmnya berjudul Kuntilanak pada 2006 dan behasil.

“Sampai awal Desmeber 2006, Kuntilanak sudah meraup pendapatan Rp10 miliar. Jumlah itu bakal bertambah karena film ini akan diputar di Malaysia dan Singapura. Malaysia mengedarkan 40 copy, sednag kan Singapura 10 copy,” ujar Endri Kurniawati dalam tulisannya di koran Tempo berjudul Hantu Datang Untung Berbilang, 7 Januari 2007.

Eksistensi film horor Indonesia yang menjadikan perempuan sebagai hantu terus menanjak. Ambil contoh dari 10 besar film terlaris Indonesia sepanjang masa saja. Empat di antara sepuluh film adalah film horor yang menjadikan wanita sebagai hantu. Paling tinggi jelas KKN di Desa Penari (2022) dengan hantu ronggeng Badarawuhi yang menempati posisi pertama.

Perempuan Melulu Jadi Hantu

Hantu perempuan, jahat dan seram, terbukti berhasil membawa cuan untuk industri perfilman bertema horor. Pertanyaannya mengapa sosok hantu selalu perempuan?

Antropolog Universitas Negeri Makassar, Dimas Ario Sumilih punya jawabannya sendiri. Dimas memahami hadirnya sosok hantu perempuan karena aspek feminis terpinggirkan dalam budaya yang didominasi oleh nilai-nilai maskulin. Namun, pandangan itu bukan satu-satunya alasan.

Dimas mengungkap perkara perempuan yang sering jadi hantu di film horor tak memiliki jawaban tunggal. Faktornya sering kali beragam. Dimas mencoba melirik perkara hantu perempuan lewat teori matriarkinya Bachofen.

Suatu teori yang menyatakan perempuan menduduki posisi dominan dalam struktur sosial pada masyarakat pra-patriarki. Pandangan terkait dominannya kaum wanita memengaruhi pola pikir masyarakat mengenai dewi-dewi yang punya kekuatan alam.

Dewi itu sering digambarkan memiliki nilai kesuburan dan kematian. Belakangan narasi kematian justru banyak berdiam dalam sanubari orang banyak lewat mitos-mitos. Kekuatan itu lalu ditransformasikan dalam bentuk hantu atau setan wanita.

“Sehingga seringkali kekuatan-kekuatan kematian dan sesuatu yang berfungsi menakut-takuti direpresentasikan dalam bentuk hantu atau setan perempuan. Konteksnya, sosok perempuan sebagai penjaga misteri hidup dan mati,” ujar Dimas saat dihubungi SEAToday.com, 22 September 2024.

Ada pula pandangan hantu wanita lewat simbolisme feminim. Suatu pandangan yang menyebutkan peran biologi kaum perempuan – melahirkan. Kondisi itu membuat wanita sering dijadikan simbol kehidupan dan kematian.

Pandangan lain lebih berpusat kepada aspek budaya dan media – perempuan adalah objek ekploitasi visual. Dimas pun mencoba mengali puzzle alasan dominannya hantu perempuan dalam film horor lewat aspek historis.

“Aspek historis dapat memahami fenomena ini sebagai cermin warisan dari mitos-mitos kuno yang menghubungkan perempuan dengan dunia supranatural, serta ketegangan sosial-budaya terkait peran perempuan dalam masyarakat patriarki yang terus berkembang,” tambah Dimas.

Pada akhirnya, upaya menilai kenapa industri flim horor didominasi oleh perempuan jadi hantu harus melirik banyak sisi. Namun, bukan berarti kaum laki-laki tak dapat jadi representasi hantu yang mempuni. Perkara itu butuh riset yang mendalam. Sebab, fungsi utama hadirnya film horor adalah bentuk hiburan yang seraya 'dipaksa' banyak orang harus memuat nilai pelajaran.

 

 

Share
Lifestyle Update
BLACKPINK’s Rosé to Release Highly-Anticipated Single After APT Breakthrough

BLACKPINK’s Rosé to Release Highly-Anticipated Single After APT Breakthrough

Rescheduled! Super Diva Concert to Light Up January 17, 2024

Originally planned for November 2, 2024, the event has been rescheduled to January 17, 2025, with Erwin Gutawa as the music director and Jay Subyakto as the art director.

BABYMONSTER Announces Their First World Tour, HELLO MONSTERS Star...

BABYMONSTER's world tour will kick off in January 2025 in Seoul, South Korea. This opening concert will be the starting point of their grand journey to greet their fans.

National Museum Offers IDR 1,000 Admission on November 10 for Her...

To celebrate the National Heroes Day on Sunday (11/10), the Indonesian Heritage Agency (IHA) is offering free admission for Indonesian veterans and a promo price of IDR 1,000 to visit the National Museum of Indonesia.

The 2nd SEA Today Golf Day Returns On November 9, 2024 With A Fre...

By bringing the "green" back to the golf course, the 2nd SEA TODAY Golf Day promises to offer a tournament with a unique and valuable experience.

Trending Topic
Popular Post

NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023

South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.

Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...

The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.

PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...

PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.

NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...

NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.

NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...

K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.

LOCAL PALETTE
BEGINI CARANYA PERGI KE SUKU PEDALAMAN MENTAWAI - PART 1