Anak Muda dan Thrifting: Alasan di Balik Pakaian Bekas Begitu Digemari
SEAToday.com, Jakarta - Boleh jadi dulu membeli pakaian baru adalah sebuah kebanggaan. Namun, belakangan tren itu telah bergeser di antara anak muda. Mereka kian gandrung membeli pakaian bekas. Tren itu berlangsung di berbagai negara di dunia. Indonesia pun tak mau ketinggalan.
Tren Thrifting (cari pakaian bekas) jadi primadona memenuhi kebutuhan primer. Mereka rata-rata mencari jenama terkenal dengan harga miring. Selain itu, Kira-kira apa alasan yang mendasari mereka suka beli pakaian bekas?
Kapitalisme di segala lini telah menjangkiti warga dunia. Segala macam produk yang digunakan sehari-hari coba dikapitalisasi – pakaian jadi yang utama. Jenama-jenama besar mulai mengeluarkan produk mode cepat (fast fashion) terbaiknya – 40 sampai 50 jenis produk tiap tahun.
Produksi barang fast fashion jadi melimpah ruah -- baju, celana, dan lainnya. Barang-barang itu lagu dikirim hingga dijual. Harga yang mahal sudah tentu. Namun, anak muda tak langsung tergiur dengan ragam gimik jualan. Generasi Z cenderung tak mau sembarang dalam membelanjakan uangnya.
Mereka lebih baik mencari pakaian bekas ketimbang pakaian baru. Aktivitas thrifting itu membuat pakaian yang dulunya terlalu mahal jadi dapat dibeli. Kondisi itu berlangsung di Indonesia. Pusat-pusat penjualan pakaian bekas macam daerah Senen jadi buruan anak muda.
Aktivitas trifting juga memancing bisnis baru: pasar pakaian bekas. Bisnis itu tumbuh pesat mengikuti selera anak muda. Urusan asal pakaian bekas tak jadi soal. Paling-paling pemerintah yang jadi pusing. Anak muda tidak.
“Para penghobi thrifting boleh saja senang karena mendapatkan barang asli nan murah. Namun tren ini membikin pemerintah pusing. Sebab, impor baju bekas yang membludak merugikan industri pakaian dalam negeri. Selain itu, pemerintah khawatir terjadi penyebaran penyakit lewat baju atau celana bekas yang diimpor dari berbagai negara,” ujar Aminuddin A.S. dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Gamang Membendung Baju Bekas, 6 November 2022.
Pakaian Bekas Jadi Primadona
Pasar pakaian bekas kian bertumbuh. Peminatnya pun mengkuti. Fenomena sosial itu jadi banyak yang meneliti. Orang-orang menuturkan dua hal ketika berbicara minat anak muda ke pakaian bekas: urusan ekonomi dan lingkungan.
Urusan ekonomi muncul karena anak muda cenderung skeptis dengan urusan uang. pandangan itu muncul dalam banyak jejak pendapat. Alasannya karena pekerja muda kerap mendapat upah rendah dan inflasi tinggi. Kombinasi itu membuat mereka tak sembarang dalam mengeluarkan uang.
Hasrat mengikuti tren memang ada. Namun, mereka mencoba meredam. Opsi yang paling masuk akal tak lain dengan mencari pakaian bekas. Mereka bisa dapat barang dari jenama ternama dengan harga terjangkau. Urusan bekas pakai orang dari negeri antah-berantah tak jadi soal.
Ada pun yang menganggap urusan menggunakan pakaian bekas karena kepekaan generasi muda kepada lingkungan hidup terlampau tinggi. Budaya fast fashion dianggap biang keladi dari munculnya segala macam permasalahan lingkungan.
Budaya fast fashion membuat banyak penggundulan hutan karena kebutuhan kapas yang tinggi. Pembelian pakaian terus menerus pun jelas berkontribusi terkait tingginya kerusakan. Lemari pakaian jadi menumpuk. Ajaibnya, tak semua isi lemari digunakan, sehingga sisanya banyak dibuang.
“Sistem mode cepat saat ini menggunakan sumber daya tak terbarukan dalam jumlah besar, termasuk minyak bumi, yang diekstraksi untuk memproduksi pakaian yang sering kali hanya digunakan dalam waktu singkat, setelah itu bahan-bahan tersebut sebagian besar hilang di tempat pembuangan sampah atau pembakaran,” kata peneliti dari Universitas Loughborough, Inggris, Chetna Prajapati dikutip laman BBC dalam tulisan berjudul Why Clothes are so Hard to Recycle, 13 Juli 2020.
Pola-pola seperti itu membuat orang-orang mulai sadar. Mereka tak bisa terus-terusan mengikuti mode cepat jenama populer dunia. Tren bisnis pakaian bekas pun muncul di mana-mana.
Tak Melulu Urusan Ekonomi dan Lingkungan
Anak muda Indonesia gandrung berburu pakaian bekas. Kondisi ekonomi Indonesia yang tak baik-baik saja pasca Pandemi Covid-19 jadi masalahnya. Mereka memilih pakaian bekas sebagai siasat untuk menghemat uang.
Pandangan itu dianggap masuk akal. Namun, faktor anak muda senang berburu pakaian bekas dapat ditinjau dari berbagai faktor. Antropolog Universitas Negeri Makassar, Dimas Ario Sumilih punya banyak tinjauan. Baginya, aktivitas thrifting bak berburu harta karun. Suatu sensasi yang tak ada di toko besar.
“Dengan demikian terdapat kesan tersendiri, menyentuh aspek psikologis. Demikian pula menyentuh aspek historis, di mana pakaian-pakaian vintage dari era tertentu membangkitkan kenangan akan masa lalu atau gaya hidup,” ungkap Dimas kala dihubungi SEAToday.com, 30 September 2024.
Dimas melihat pula fenomena sosial anak muda membeli pakaian bekas salah satunya sebagai bagian dari perlawanan. Perlawanan yang dimaksud adalah melawan budaya mode cepat. Anak muda mulai merasakan bau-bau ketidakadilan dalam mode cepat: eksploitasi, limbah, dan polusi udara.
Alasan yang menonjol lainnya dapat dilihat dari persefektif sosial dari fenomena trifting. Dimas mengungkap fenomena itu jadi sarana anak muda mengekpresikan identitas atau gaya berpakaiannya. Alias, mereka yang tak terwakilkan dengan pakaian dari jenama yang di pasarkan oleh toko-toko.
“Pakaian bekas sering kali unik dan jarang ditemukan di toko-toko besar, sehingga memungkinkan individu menonjolkan gaya pribadi yang tidak terikat pada tren mainstream. Anak muda dapat membedakan diri mereka dari kelompok lain yang mengikuti tren mode cepat atau fast fashion,” tambahnya.
Selain itu Thrifting jadi aktivitas menarik karena hobi itu membawa seseorang ke komunitas yang baru. Kelompok pencinta thrifting jadi bertumbuh. Kondisi itu memunculkan komunitas yang solid. Mereka berbagi segala macam informasi terkait aktivitas berburu pakaian bekas yang disukainya.
Alasan demi alasan itu membawakan pemahaman bahwa thrifting atau pencarian pakaian bekas adalah kegiatan yang penuh daya tarik. Ada yang menjadikannya perlawanan terhadap fast fashion. Ada juga yang jadikan ajang pencarian gaya personal.
Sadar atau tidak belakangan aktivitas thrifting mulai jadi bagian dari gaya hidup banyak orang. Sensasinya sudah memunculkan candu seperti menemukan harta karun. Barang siapa yang mengetahui informasi ada penjual pakaian bekas niscaya akan diumumkan ke grup dan dagangan pakaian bekas akan diburu.
Recommended Article
Lifestyle Update
Five Places to Hunt for Authentic Indonesian Souvenirs
Check out these recommended places to hunt for authentic souvenirs in Indonesia, as quoted from the Ministry of Tourism and Creative Economy website!
The National Museum Exhibits 200 Keris Collections, Celebrating 1...
The event is part of the 19th anniversary of the designation of the Indonesian Keris as a World Cultural Masterpiece by UNESCO, which was announced on November 25, 2005 and then inscribed in UNESCO's Representative List...
Culture Ministry Supports Initiative to Open 17 New Cinemas for...
Minister of Culture Fadli Zon has supported for the launch of 51 new cinemas under the name Sam's Studio, set to begin operations on December 5.
Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...
Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.
Trending Topic
Popular Post
NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023
South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.
Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...
The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.
PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...
PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.
NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...
NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.
NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...
K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.
Wonderful Indonesia
Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...
Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.
Top 10 Beaches You Can’t Miss in 2024, Indonesia’s Pink Beach Inc...
Indonesia's Pink Beach, also known as Tangsi Beach, has secured the seventh spot on this list. Its striking pink sand makes it a visually stunning destination and a popular spot for photography.
Nusantara Becomes Tourist Hotspot, Attracting 5,000 Daily Visitor...
The Nusantara Capital Authority (OIKN) has reported that the Nusantara Capital City in East Kalimantan is currently attracting up to 5,000 visitors daily.
National Museum Offers IDR 1,000 Admission on November 10 for Her...
To celebrate the National Heroes Day on Sunday (11/10), the Indonesian Heritage Agency (IHA) is offering free admission for Indonesian veterans and a promo price of IDR 1,000 to visit the National Museum of Indonesia.