Sejarah The Corrs: Band Asal Irlandia Komoditi Ekspor Terbaik Setelah Irish Whiskey
Kabar gembira menghampiri penggemar musik di Nusantara. Band Asal Irlandia, The Corrs kembali menggelar konsernya lagi di Jakarta. Konser yang bertema The Corrs: From Jakarta With Love akan digelar di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta pada 8 Februari 2025 mendatang.
Antusiasme pun cukup tinggi. Kondisi itu dianggap wajar. Dulu kala aksi kakak beradik keluarga Corrs jadi salah satu band Irlandia yang mampu menembus Amerika dan Dunia. Bahkan, mereka disebut-sebut komoditi ekspor terbaik Irlandia selain Irish Whiskey. Begini ceritanya.
Kebiasaan bermusik dalam keluarga punya andil besar dalam penentuan masa depan. Pola itu pernah dibuktikan oleh keluarga Jackson dalam melahirkan Boyband, Jackson 5. Band asal Gary, Amerika Serikat yang membesarkan nama Michael Jackson itu mendunia.
Pola yang sama hadir dalam keluarga Corr asal Dundalk, Irlandia. Tradisi bermusik bukan barang baru bagi empat saudara kandung Jim Corr (kibor, gitar), Sharon Corr (biola, vokal latar), Caroline Corr (drum, piano, vokal latar) dan Andrea Corr (vokalis utama, peluit).
Mereka sudah akrab dengan musik sedari kecil. Jim bak pelengkap di antara tiga bidadari dengan bakat luar biasa: Andrea, Caroline, Sharon. Mereka pun membentuk band bernama The Corrs pada 1990. Nama itu diambil dari nama keluarga mereka.
Saban hari mereka menjajal kreativitas dunia tarik suara di pub milik bibinya, McManus's. Permainan indah dengan sentuhan magis musik tradisi Irlandia melebur dalam irama pop mengundang kekaguman banyak orang.
The Corrs dianggap membungkam anggapan bahwa untuk tenar harus berani bawa lagu berisik. Mereka mempu populer di Irlandia dengan caranya sendiri. Alih-alih mereka memulai karier profesional dari dunia tarik suara, mereka justru terpilih bermain film drama musical komedi, The Commitments pada 1991.
Penampilan itu jadi gerbang kesuksesan besar. Mereka dapat kesempatan tampil di Amerika Serikat pertama kali pada 1994. orang-orang menyebut The Corrs bak kisah yang nyaris sempurna.
“Dengan sedikit keberuntungan yang dimiliki oleh orang Irlandia, Corrs dapat menembus Amerika seperti yang dilakukan Cranberries beberapa tahun yang lalu. Musik mereka sangat mudah didengar berirama folk rock dengan cita rasa tradisional yang cukup menunjukkan kesetiaan band kepada warisan budaya musik ala Irlandia dan pasar pop kekinian,” ujar Richard Harrington dalam surat kabar The Washington Post berjudul Ireland’s Corrs: The Reel Thing, 18 Juni 1998.
Memikat Label Rekaman
Permainan biola Sharon yang memukau. Aksi gebuk drum Caroline yang menantang. Petikan gitar Jim yang indah. Kemudian, nyanyian Andrea yang bak bersuara melaikat jadi kombinasi yang membius pencinta musik di Negeri Paman Sam.
Artinya, kehadiran The Corrs mampu diterima publik Amerika Serikat. Mereka sukses membawa suasana tembang-tembang yang notabene bertemakan cinta, kegembiraan, dan penderitaan asmara kian istimewa.
The Corrs pun memutuskan untuk menetap di Amerika Serikat sementara waktu. Mereka mencoba menciptakan tembang-tembang terbaru sembari mereka ikut dalam tour dunia Celine Dion. Nuansa Istimewa The Corrs dicium pula oleh salah satu petinggi label rekaman Atlantic Records, Jason Flom.
Jason Flom langsung mengajak The Corrs untuk audisi di Atlantic Records. Namun, audisi itu bukan perkara mudah. The Corrs harus dapat unjuk gigi didepan musisi kenamaan dunia, David Foster. The Corrs tampil memukau dengan keunikannya dan kontrak album pertama didapat pada 1995.
“Salah satu tindakan pertama David membawa The Corrs kepada label rekaman yang dibinanya, 143 (bagian dari Warners Brother), yang merekam album debut mereka Forgiven, Not Forgotten selama lima bulan. Album itu kemudian menjadi sukses internasional yang besar di Australia, Jepang, spanyol, dan akhirnya akan mencapai keberhasilan platinum di inggris,” tegas Michael Heatley dalam buku At This Moment: The Story of Michael Bublé (2011).
Mulanya David menganggap nyanyian The Corrs bukan tipikal yang dia sukai. Namun, ia mampu melihat potensi bahwa The Corrs mampu jadi andalan label rekaman yang dibinanya sukses. Hasilnya memukau. The Corrs tak habis-habisnya di undang ke televisi. Konsernya pun selalu penuh hingga seluruh dunia menerima.
Memukau Dunia
Album Forgiven, Not Forgotten terhitung fenomenal. Album dengan itu mampu memukau dunia dengan materi lagu Runaway, Forgiven, Not Forgotten, The Right Time, hingga Love to Love You. Mereka bak membawa potensi Irlandia populer ke dunia.
The Corrs perlahan-lahan menaklukkan Eropa. Belakangan mulai merambah ke Asia, hingga Amerika Serikat. Kepopuleran itu membuat The Corrs tak dapat dianggap remeh. Pesona Tiga Bidadari itu terus membius tanpa henti. Permintaan kerjasama peredaran kasetnya muncul di mana-mana.
“Aku terus melanjutkan rencanaku dan meneken kontrak dengan The Corrs (untuk Warner Malaysia). Aku menyukai kisah mereka empat bersaudara berbakat (termasuk tiga perempuan kakak beradik yang cantik) dari Irlandia yang menyanyikan melodi dan harmoni dan belajar bermain musik bersama di kedai minum milik bibi mereka di Dundalk, County Louth. Mereka muncul di film The Commitments, namun takdir mereka baru datang ketika Duta Besar AS mengundang mereka manggung di Piala Dunia 1994 di Boston,” ujar CEO Werner Malaysia, Tony Fernandes (sekarang: CEO Air Asia) dalam buku Flying High (2017).
Album itu mampu terjual delapan juta keping di Eropa dan Australia. Kesuksesaan itu membuat David Foster kian gembira. Kontrak untuk album kedua diberikan. Album bertajuk Talk on Corners hadir pada 1997. The Corrs sebagaimana band-band lainnya menanti album kedua dengan tertekan.
Mereka sempat tak yakin album kedua dapat melampau kesuksesan album pertama. Namun, dunia memberikan penilaian sendiri. Album itu menjadi fenomenal di dunia. Penikmat musik dunia justru terbuai dengan lagu macam Only When I Sleep, I Never Loved You Anyway, dan What Can I Do.
“Album kedua mereka, Talk on Corners (1997), tak kalah sukses. Total dengan mengikutkan album Unplugged (2000) dan album terbaru In Blue (2001), 22 juta keping rekaman telah mereka jual di seluruh dunia. Di Indonesia, angka penjualan mereka mencapai 700 ribu keping. The Corrs menambah deretan musisi Irlandia yang berjaya di panggung dunia. Sebelumnya, pencinta musik telah mengenal U2, Enya, ataupun The Cranberries,” pungkas Yusi Avianto Pareanom dan Arif Adi Kuswardono dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Serunai Bidadari yang Meluluhkan Jakarta, 7 Oktober 2001.
Kesuksesan yang diraih di The Corrs membuat mereka jadi salah satu band Irlandia tersukses. Bahkan, majalah musik kenamaan dunia, Rolling Stone mengungkap The Corrs adalah komoditi ekspor terbaik Irlandia setelah produk andalannya, Irish Whiskey. Suatu standar tinggi bagi band-band lain asal Irlandia yang ingin mengikuti jejaknya.
Artikel Rekomendasi
Lifestyle
Cepat Habis, Ini Tips Dapat Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru
Simak tips yang bisa dilakukan agar bisa mendapat tiket kereta api saat musim libur Nataru.
Deretan Film Indonesia Terbaru Mulai Tayang hingga Akhir November...
Berikut deretan film Indonesia terbaru mulai tayang hingga Akhir November 2024.
5 Jalan yang Terkenal Angker di Indonesia, Ada Tol Cipularang
Berikut ini merupakan jalan di Indonesia yang terkenal angker.
Lisa BLACKPINK Rilis Album Solo Pertama Alter Ego Februari 2025
Lisa BLACKPINK akan merilis album solo perdananya berjudul "Alter Ego" pada 28 Februari 2025.
Berita Terpopuler
Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...
Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Sejarah Blok M: Perjalanan Panjang Hadirkan Pusat Nongkrong Anak...
popularitas Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda lintas generasi tak dibangun dalam waktu singkat. Ada jejak penjajah Belanda dan Ali Sadikin di dalamnya.
Penyanyi Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia
Penyanyi era 70-an Dina Mariana meninggal dunia pada Minggu, 3 November 2024. Dina mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.
Kisah Hidup Pesulap Pak Tarno: Pernah Sukses, Kini Stroke dan Jad...
Kisah hidup pesulap Pak Tarno yang menyedihkan, kini stroke dan jualan mainan anak.