LIFESTYLE
Angkat Tema Lingkungan RAYS dan RWMF 2025 Digelar di Malaysia

SEAToday.com, Jakarta - Rainforest Youth Summit (RAYS) dan Rainforest World Music Festival (RWMF) 2025 akan berlangsung di Kuching, Sarawak, Malaysia mulai 18 hingga 22 Juni 2025.
Dikutip dari rilis resminya, RAYS 2025 merupakan acara pertemuan pemuda dan pemudi dari seluruh dunia tentang lingkungan dan turisme. Tahun ini, RAYS yang bertemakan “Living Landscapes: Charting a Sustainable Future” akan diikuti 600 delegasi termasuk 200 di antaranya dari negara-negara ASEAN.
Selama tiga hari, para partisipan akan terlibat dalam sesi tentang iklim, biodiversitas, pengetahuan tentang kelokalan, dan pembangunan berkelanjutan. RAYS 2025 juga menunjukkan posisi Sarawak dalam memberdayakan para pemuda dan pemudi dari ASEAN untuk melakukan aksi melestarikan lingkungan dari dasar.
Hal itu dimungkinkan lantaran para partisipan akan belajar tidak hanya lewat para ahli tetapi dari lingkungan sekitar itu sendiri. Mereka nantinya akan terlibat dalam studi lapangan, pertunjukkan budaya, dan forum jaringan.
Para partisipan juga akan belajar soal kaitan antara turisme berbabsis komunitas, perlindungan hutan, dan penjagaan masyarakat adat. Dengan dukungan kuat dari Kepemimpinan Malaysia di ASEAN 2025, Pariwisata PBB, dan PATA, RAYS 2025 telah memperkuat peran global Sarawak sebagai pusat pembangunan berkelanjutan yang digerakkan oleh kaum muda.
Pertemuan tahun ini juga memperkenalkan beasiswa Youth Content Microgrant untuk mendanani proyek advokasi pemuda dan meluaskan suara dari garda terdepan ASEAN terakait lingkungan.
Lebih lanjut, para peserta juga mendapatkan satu hari akses ke acara RWMF 2025 yang akan dimulai dari 20 hingga 22 Juni di Sarawak Cultural Village. Tahun ini, RWMF mengangkat tema “CONNECTIONS: One Earth, One Love.”
RWMF 2025 akan mempertunjukkan 200 penampil dari 20 negara termasuk ikon Sarawak At Adau serta ikon internasional seperti Otyken (Rusia) dan Earth, Wind & Fire Experience oleh Al McKay (AS), festival ini merupakan ekspresi dinamis dari keragaman budaya dan keterbukaan artistik Sarawak.
RWMF 2025 juga menjadi ajang pertunjukkan sebuah festival yang peduli terhadap lingkungan lewat sejumlah inisiatif yakni adanya stasiun pengisian daya bertenaga surya dan alat pelacak jejak karbon, kampanye nol plastik sekali pakai dan pengomposan sampah makanan di tempat, lanyard festival daur ulang yang diproduksi oleh ibu-ibu tunggal setempat, dan program penanaman pohon Eco Green Planet, yang mengimbangi emisi karbon.
“Upaya ini sejalan dengan Strategi Pembangunan Pasca COVID-19 Sarawak 2030 (PCDS 2030) dan lima Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB yang ditargetkan, termasuk Aksi Iklim, Konsumsi yang Bertanggung Jawab, dan Kemitraan untuk Tujuan tersebut,”