• Monday, 31 March 2025

Mengenal Seni Ogoh-Ogoh, Tradisi Sakral Jelang Hari Nyepi

Mengenal Seni Ogoh-Ogoh, Tradisi Sakral Jelang Hari Nyepi
Pawai Ogoh-ogoh di Bali. (dok: Indonesia Kaya)

SEAToday.com, Jakarta - Tradisi Ogoh-ogoh merupakan salah satu tradisi yang khas menjelang perayaan Hari Nyepi untuk masyarakat beragama Hindu, terutama di Bali.

Ogoh-ogoh merupakan karya seni rupa yang berasal dari unsur keagamaan Hindu, mitologi, serta kehidupan sehari-hari masyarakat Bali.

Menjadi bagian dari warisan budaya turun-temurun, pertunjukan seni Ogoh-ogoh telah menjadi daya tarik tersendiri, baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan.

Namun, lebih dari sekadar hiburan, Ogoh-ogoh memiliki makna mendalam yang mencakup nilai filosofis, sosial, dan spiritual.

Selain itu, tradisi pertunjukan Ogoh-ogoh ini juga menjadi penanda pergantian tahun dalam kalendar Bali, terutama dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi.

Hal ini pun membuat Ogog-ogoh dan Nyepi merupakan dua tradisi yang tidak bisa dipisahkan karena saling berkaitan.

Apa itu Ogoh-ogoh?

Ogoh-ogoh adalah karya seni khas Bali yang mencerminkan sosok Bhuta Kala. Secara bahasa, istilah "Ogoh-ogoh" berasal dari kata "ogah" dalam bahasa Bali, yang berarti "goyang."

Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala melambangkan kekuatan besar yang berkaitan dengan alam semesta (Bhu) dan waktu yang tidak terukur serta tidak dapat dihindari (Kala).

Seni Ogoh-ogoh mulai muncul dan berkembang pada tahun 1980-an dengan bentuk yang masih sederhana dan belum banyak dikenal. Meskipun demikian, tradisi ini sudah ada sejak zaman kuno.

Patung-patung yang dihasilkan dari tradisi ini biasanya menggambarkan makhluk mitologis, karakter dari wayang, cerita dalam sastra Hindu, serta representasi dewa-dewi Hindu.

Jelang Hari Raya Nyepi, Ogoh-ogoh biasanya diarak di jalanan sebagai bagian dari ritual penyucian.

Pembuatan Ogoh-ogoh biasanya dilakukan oleh komunitas adat setempat yang disebut banjar, yang memiliki peran serupa dengan Rukun Warga dalam struktur masyarakat Bali. Dalam kepercayaan Hindu, Ogoh-ogoh sering kali menggambarkan sifat-sifat negatif manusia.

Hal ini membuat dalam proses perayaannya, Ogoh-ogoh dipercaya dapat menetralisir energi negatif di lingkungan sekitar.

Selain itu, dapat juga mendamaikan makhluk-makhluk dari alam bawah sebelum pergantian Tahun Saka atau perayaan Hari Raya Nyepi.

Makna Pertunjukan Ogoh-ogoh

Tidak hanya sekedar pertunjukkan seni dalam bentuk patung raksasa yang diarak, tetapi Ogoh-ogoh memiliki makna di balik kemegahannya tersebut.

Ogoh-ogoh menyimpan makna mendalam yang berkaitan erat dengan ajaran Hindu. Berikut makna pertunjukan Ogoh-ogoh, dilansir dari Prokomsetda Kab Buleleng.

Cendekiawan Hindu dharma mengambil kesimpulan bahwa proses perayaan ogoh-ogoh melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta, dan waktu yang maha dahsyat.

Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran.

Kedua kekuatan ini dapat digunakan untuk menghancurkan atau membuat dunia bertambah indah. Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.

Ogoh-ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. Sejak tahun 80-an, umat Hindu mengusung ogoh-ogoh yang dijadikan satu dengan acara mengelilingi desa dengan membawa obor atau yang disebut acara ngerupuk.

Lantaran bukan sarana upacara, ogoh-ogoh diarak setelah upacara pokok selesai dengan diiringi irama gamelan khas Bali yang diberi nama bleganjur.

Pada umumnya, ogoh-ogoh di arak menuju suatu tempat yang diberi nama sema (tempat persemayaman umat Hindu sebelum dibakar dan pada saat pembakaran mayat).

Kemudian ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa tersebut dibakar. Umat Hindu Bali percaya bahwa ogoh-ogoh mempresentasikan sifat buruk di dalam diri manusia. Itulah mengapa, mereka membuat ogoh-ogoh sebelum perayaan Nyepi.

Setelah selesai berkeliling atau diarak, ogoh-ogoh dibakar sebagai simbol telah hilangnya sifat buruk di dalam diri manusia.

 

Share
Explore Nusantara
Sumba Crowned Asia’s Top Travel Destination for 2025 by Time Out

Sumba Crowned Asia’s Top Travel Destination for 2025 by Time Out

How to Get to Ragunan Zoo Using KRL, Transjakarta, and LRT

Ragunan Zoo is one of the most visited tourist destinations in Jakarta.

Exploring the Harmonious Culture of the Mentawai Tribe: The Oldes...

Known for its rich culture and unique traditions, one of the most interesting things about the Mentawai tribe is their traditional tattoo art, called TikTik.

Mount Semeru Shuts Down for Climbers Until January 16

The Bromo Tengger Semeru National Park (TNBTS) decided to temporarily close the Mount Semeru climbing route on January 2-16, 2025.

KAI Wisata Introduces Panoramic Train on Mutiara Timur Route

Starting December 24, 2024, PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata) launches the Panoramic Train as part of the Mutiara Timur service.

Trending Topic
Popular Post

NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023

South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.

Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...

The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.

PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...

PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.

NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...

NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.

NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...

K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.

Wonderful Indonesia
Ijen Crater Nature Park Implements Cashless Ticket Payments

Ijen Crater Nature Park Implements Cashless Ticket Payments

Get Ready for the Fun! Rawa Belong Milkfish (Bandeng) Festival Re...

Visitors can expect a feast for the senses, featuring a variety of traditional Betawi performances such as the fascinating milkfish deboning demo, energetic Betawi dances, and lively gambang kromong and palang pintu musi...

Mount Rinjani to Implement Zero Waste Policy Starting April 2025

The Mount Rinjani National Park Authority (TNGR) in Lombok, West Nusa Tenggara, will implement a "zero waste".

Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...

Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.

Top 10 Beaches You Can’t Miss in 2024, Indonesia’s Pink Beach Inc...

Indonesia's Pink Beach, also known as Tangsi Beach, has secured the seventh spot on this list. Its striking pink sand makes it a visually stunning destination and a popular spot for photography.