SEAToday.com, Jakarta - Film Indonesia "Women fro Rote Island" menjadi wakil Indonesia dalam ajang Piala Oscar 2025 di Amerika Serikat kategori Penghargaan Film Fitur Indonesia (The International Feature Film Award).

Dilansir dari ANTARA, film karya sutradara Jeremias Nyangoen ini dipilih setelah Komite Seleksi Oscar Indonesia menonton beberapa film Indonesia unggulan dan melanjutkan dengan diskusi yang mendalam.

Sebelumnya, terdapat sekitar 16 judul film Indonesia yang terdaftar dan telah diseleksi oleh Komite yang dibentuk oleh Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) dan diakreditasi oleh Academy of Motion Pictures Arts and Sciences (AMPAS).

Komite tersebut terdiri dari para profesional serta pengamat perfilman yang berjumlah 9 orang, yaitu Deddy Mizwar, Cesa David Lukmansyah, Edwin Nazir, Garin Nugroho, Ilham Bintang, Ratna Riantiarno, Slamet Rahardjo, Thoersi Argeswara dan Widyawati.

Deddy Mizwar pun mengharapkan dukungan dan perak aktif seluruh pihak yang terkait dengan industri film untuk menyukseskan keikutsertaan Indonesia di Piala Oscar.

"Hasil evaluasi kami, dukungan promosi film di Piala Oscars paling lemah. Sulit bagi panitia untuk menarik perhatian juri dan masyarakat di ajang itu," ujar Deddy Mizwar.

"Padahal, misi kita tidak hanya untuk memboyong Oscars, melainkan juga meletakkan film Indonesia di dalam peta film dunia," tambahnya.

Perhelatan Oscars ke-97 akan diselenggarakan pada tanggal 2 Maret 2025 yang akan disiarkan secara langsung dari Dolby Theatre di Ovation Hollywood, Los Angeles, California, Amerika Serikat, ke lebih dari 200 wilayah di seluruh dunia.

"Women from Rote Island" sendiri merupakan film yang bercerita tentang sebuah keluarga di Rote, Nusa Tenggara Timur, yang sedang berduka.

Orpa (Merlinda Dessy Adoe) menjadi ibu tunggal dari tiga anak perempuan ketika suaminya, Abram, meninggal dunia. Orpa belum mau menguburkan jenazah Abram karena masih menantikan kepulangan anak perempuan sulungnya yang bernama Martha (Irma Novita Rihi).

Martha merupakan seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja sebagai buruh perkebunan sawit di Malaysia. Setelah melalui penantian panjang selama delapan hari, Martha akhirnya pulang. Namun, perawakannya berubah total.

Martha terlihat depresi dan menyimpan banyak luka di tubuhnya. Martha ternyata mengalami kekerasan seksual dari majikannya di Malaysia yang dipanggil Datuk.

Alih-alih mendapatkan bantuan karena menjadi korban kekerasan, Martha justru malah menjadi korban kekerasan seksual lagi di kampung halamannya. Orpa dan keluarganya menjadi korban diskriminasi dari keluarga besarnya dan masyarakat sekitar setelah melihat perubahan perilaku dari Martha.

Sebelum tayang di Indonesia, Women from Rote Island sudah menjajaki festival film internasional lainnya seperti Busan International Film Festival 2023, Asian Film Festival Barcelona 2023, hingga QCinema International Film Festival 2023 di Filipina.

Film ini merupakan hasil produksi dari Bintang Cahaya Sinema dan Langit Terang Sinema.