• Monday, 18 November 2024

Alasan Orang Bali Tak Mengenal Istilah Janda

Alasan Orang Bali Tak Mengenal Istilah Janda
momentum Wanita Bali melakukan prosesi adat. Mereka tak mengenal istilah janda | Wereldmuseum Amsterdam

SEAToday.com, Jakarta-Hidup wanita seraya petaka karena hadirnya label janda. Label itu tak hanya mengungkap bahwa seorang wanita sudah tak bersuami lagi – bercerai atau ditinggal mati. Kata janda justru berselimut stigma negatif seperti dipandang bandel.

Stigma itu terus hidup di masyarakat hingga si wanita kembali lagi mendapatkan pasangan dan berumah tangga kembali. stigma itu turut muncul diberbagai wilayah, terkecuali Bali. Orang Bali tak mengenal status janda. Benarkah begitu?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) isitilah janda diartikan sebagai  wanita yang tidak bersuami lagi karena bercerai ataupun karena ditinggal mati suaminya. Sepintas istilah itu tak membawa masalah. Pengertian janda tak membawa aroma atau bernada negatif.  

Masalahnya budaya partiarki di Indonesia merusak istilah janda. Kaum wanita berstatus janda seraya memiliki stigma negatif. Beda dengan kaum laki-laki berstatus duda. Kaum wanita dipandang bandel – biang perbuatan asusila, butuh laki-laki, hingga sosok yang berharap santunan.

 Kondisi itu terlihat dari hadirnya lagu duet penyanyi dangdut  Elvy Sukaesih dan Mansyur S berjudul Gadis atau Janda. Lagu itu pernah diprotes dan dicekal. Lagu yang hadir dalam album Duet Legendaris Elvy Sukaesih –Mansyur S (1991) itu dianggap memunculkan kesan vulgar, porno.   

“Kemalangan dan keberuntungan menyatu dalam diri Elvy Sukaesih, pekan-pekan lalu. Lagunya, Gadis atau Janda, dicekal di TVRI dengan alasan syairnya porno. Elvy mengatakan: Saya tak tahu di bagian mana letak pornonya,” tertulis dalam laporan majalah tempo berjudul Gadis atau Janda, 12 Februari 1991.

Stigma negatif jadi bukti bahwa status janda mati atau janda cerai tak menguntungkan wanita sama sekali. Status janda itu serupa memfitnah seorang janda sebagai orang tak bermoral. Stigma itu tak jarang membuat harga diri seorang wanita jatuh.

Masyarakat seperti memaksa pandnagan bahwa wanita harus  serba sempurna. Wanita harus terikat dengan laki-laki lewat jalur pernikahan, melahirkan anak, setia, dan berbakti. Keluar dari koridor itu niscaya akan dianggap menyimpang.   

“Perempuan yang menyimpang dari jalur ini – baik karena pilihan, kebetulan, atau keadaan – akan mengalami stigmatisasi. Janda berdiri sendiri: dia berpengalaman secara seksual dan secara teoritis merupakan perempuan yang tidak terikat . Status 'tidak terlindungi' ini, menurut logika budaya Indonesia, berarti dia tersedia secara seksual dan rentan pelecehan,”  ungkap Lyn Parker dan Helen Creese dalam jurnal Indonesia and the Malay World berjudul The Stigmatisation of Widows and Divorcees (Janda) in Indonesian Society (2016).

Bali Muliakan Wanita

Istilah janda terkenal di seantero nusantara. Orang-orang bak memelihara stereotipe buruk janda. Namun, ada satu suku bangsa di Indonesia yang tak mengenal dan tak mau menggunakan terminologi janda. Mereka adalah orang Bali.

Wanita dalam budaya dan adat bali dianggap sosok yang spesial. Wanita boleh saja dibilang kurang efesien dalam pekerjaan kasar. Namun, untuk hal lainnya wanita dapat melakukan segala hal. Mereka mampu mengerjakan segala tugas dasar produksi dan keberlangsungan hidup secara mandiri.

Budayawan Bali, Mangku Alit Sidhi Mantra menganggap kondisi itu terjadi dalam hidup wanita Bali. Orang Bali dikenal kuat dalam memuliakan wanita. Wujud itu bisa dilihat dari bagaimana orang Bali menyanjung tinggi  Putri Mahendradatta .

Mahendradatta dalam prasastinya digambarkan setara, bahkan melampaui kaum laki-laki. Mahendradatta digambarkan memiliki 10 tangan. Suatu wujud simbolis bahwa wanita  dapat melakukan segalanya.

Mahaendradatta pun spesial karena melahirkan tiga raja besar. Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu.

“Contoh bagaimana Putri Mahendradatta di Bali sangat dimuliakan sampai sekarang. Di sana juga dicirikan bagaimana beliau digambarkan sebagai wanita yang memiliki superpower dengan 10 tangan. Itu terlihat dari arca Mahendradatta yang menjadi sebuah situs. Mahendradatta itulah jadi perwujudan semangat wanita Bali.Mereka mengerjakan segalanya dengan penuh keiklhlasan,” ucap Mangku Alit dihubungi SEAToday, 2  Juni 2024.

Semangat Mahendradatta terlihat dari Keikhlasan dan keberanian wanita Bali. Ambil contoh gelaran prosesi mepamit –tradisi memohon pamit kepada keluarga untuk membina pernikahan kepada laki-laki yang dicintai.

Wanita Bali tak takut meninggalkan keluarga, orang tua, bahkan, --dalam beberapa kasus—tuhan mereka. Koridor budaya itu membuat wanita dipandang tinggi.

Tak Mengenal Istilah Janda

Proses mepamit juga dilakukan kaum wanita ketika mereka memiliki masalah di rumah tangga dan memutuskan bercerai. Wanita Bali diharuskan melakukan mepamit cerai kepada keluarga laki-laki sebagai bentuk pamitan.

Mangku Alit mengungkap prosesi mepapit dalam cerai sebagai mulih bajang (kembali gadis). Kehadiran istilah mulih bajang diyakini sebagai penegasan bahwa orang Bali tak mengenal istilah janda. Keluarga wanita akan menerima lagi anaknya seraya dalam kondisi gadis.

“Wajib hukumnya mereka kembali untuk mulih bajang dengan sebuah prosesi mepamit. Mereka pamitan secara administrasi dan spiritual di tempat mereka, mereka lalu kembali lagi ke tempat orang tua mereka dan diperlakukan seraya gadis kembali. Tujuannya supaya anak mereka tak memiliki ikatan di luar,” tambah Mangku Ali.

Pulangnya seorang wanita ke rumah orang tuanya diyakini dengan statusnya sebagai gadis kembali, bukan janda. Mereka akan diperlakukan seraya seorang gadis. Kondisi itu berlangsung sampai ada orang yang meminang mereka kembali.

Orang tua akan senantiasa membimbing anak-anak sebagai suatu semangat baru. Mereka tak lagi melihat status pernikahan sang anak terdahulu. Konsep mulih bajang pun dianggap sebagai bentuk keagungan dalam memuliakan wanita.

Suatu kemuliaan yang membuat wanita tak boleh dipandang rendah hanya karena gagal berumah tangga. Mereka tetap spesial, setidaknya di dalam masyarakat Bali. Mereka tak harus merasakan sedihnya dihina sebagai janda.

 

Share
Lifestyle Update
BABYMONSTER Announces Their First World Tour, HELLO MONSTERS Starting January 2025

BABYMONSTER Announces Their First World Tour, HELLO MONSTERS Starting January 2025

National Museum Offers IDR 1,000 Admission on November 10 for Her...

To celebrate the National Heroes Day on Sunday (11/10), the Indonesian Heritage Agency (IHA) is offering free admission for Indonesian veterans and a promo price of IDR 1,000 to visit the National Museum of Indonesia.

The 2nd SEA Today Golf Day Returns On November 9, 2024 With A Fre...

By bringing the "green" back to the golf course, the 2nd SEA TODAY Golf Day promises to offer a tournament with a unique and valuable experience.

G-DRAGON Receives Global Acclaim for Collaborating with Palestini...

G-DRAGON has released his first single in seven years, titled POWER, on October 31. His return after a hiatus has been met with enthusiasm from fans.

Justin Bieber Unveils Heartwarming First Family Photo with Baby

Justin Bieber and Hailey Bieber joyfully celebrated their first Halloween with their son, Jack Blues!

Trending Topic
Popular Post

NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023

South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.

Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...

The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.

PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...

PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.

NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...

NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.

NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...

K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.

LOCAL PALETTE
BEGINI CARANYA PERGI KE SUKU PEDALAMAN MENTAWAI - PART 1