• Tuesday, 24 December 2024

Sejarah Jackson 5: Perjuangan Boyband Legendaris Tembus Panggung Musik Dunia

Sejarah Jackson 5: Perjuangan Boyband Legendaris Tembus Panggung Musik Dunia
Penampilan spesial Jackson 5 di The Jim Nabors Show di 1970| Wkimedia Commons/CBS News

SEAToday.com, Jakarta - Upaya menembus bisnis perjuntukkan di Amerika Serikat (AS) tak pernah mudah. Barang siapa yang mau menembusnya, niscaya harus berkerja keras dan disiplin. Tanpa ramuan itu kesuksesaan adalah angan-angan belaka. Itulah yang dialami oleh boyband asal Gary, Indiana, AS, Jackson 5.

Grup vokal keluarga yang beranggotakan Jackie, Tito, Jermaine, Marlon, dan Michael Jackson tahu sulitnya kesuksesaan. Mereka digembleng dengan keras oleh ayahnya, Joe Jackson dan berhasil. Begini ceritanya.

Keluarga Joe dan Katherine Jackson tak pernah mengganggap musik adalah hiburan belaka. Musik bagi keluarga mereka punya nilai penting. Musik sebagai perekat kebersamaan. Musik pula sebagai jalan mencari makan.

Kecintaan akan musik itu bukan bualan belaka. Joe sendiri pandai bermain gitar dan bernyanyi.Ia memainkan musik kala waktu senggang setelah bekerja di pabrik baja. Istrinya, Katherine tak kalah hebat dalam bermusik. Ketherine bisa bermain klarinet dan piano.

Joe pun punya bandnya R&B dengan rekan-rekannya. Band itu bernama Falcon. Lagu-lagu yang dimainkan meliputi musisi besar era rock and roll dan blues. Ada nama Chuck Berry, Little Richard, hingga Otis Redding.

Kehidupan itu tak membuat Joe berlimpah harta. Anak mereka saja mencapai Sembilan orang. Kehidupan tentu saja kian sulit. Mereka hanya hidup di rumah kecil dengan tiga kamar. Namun, keluarga itu tahu caranya bersuka cita. Mereka kerap bermain musik dan bernyanyi bersama-sama.

“Keluarga Jackson dibesarkan di sebuah rumah mungil dengan tiga kamar di 2300 Jackson Street di Gary, Indiana. Sebuah kota baja yang tidak menarik di selatan Chicago. Ada 10 anak: Maureen (Rebbie), Jackie, Tito, Jermaine, La Toya, Marlon, Michael, Randy, dan Janet. Saudara kembar Marlon, Brandon, meninggal saat lahir,” ujar Ian Sansom dalam tulisannya di laman The Guardian berjudul Great Dynasties of the World: The Jacksons, 3 September 2011.

Keluarga Jackson

Kesukaan Joe dan Katherine bermusik lalu menular ke anak-anaknya: Maureen, Jackie, Tito, Jermaine, LaToya, Marlon, Michael, Randy, dan Janet. Aktivitas bernyanyi bagi keluarga Jackson tak pernah dipandang sulit. Michael Jackson sendiri menggambarkan bahwa bernyanyi seperti bernapas saja: alami.

Belakangan Joe mulai melihat bakat anak-anaknya. Joe mencium potensi popularitas. Joe tak mau melihat anak-anaknya berakhir jadi buruh pabrik baja. Joe pun mulai menginvestasikan segala pendapatan dan waktunya untuk mengembangkan bakat mereka.

Ragam alat musik diborongnya, dari gitar, bass, hingga mik. Tujuannya sudah tentu untuk menunjang bakat. Joe seraya memahami bahwa bakat anak-anak dalam bermusik memang dari tuhan. Namun, ia memahami pula bahwa bakat itu takkan berarti apa-apa tanpa ada polesannya.

Saban hari Joe mendampingi anak-anaknya dalam bermusik dan bernyanyi. Michael Jackson yang kemudian jadi Raja Pop tak meragukannya kredibelitas ayahnya sama sekali. Ayahnya dianggap  seorang pelatih yang hebat. Joe mampu melihat bagaimana industri musik bekerja.

Joe melatih anaknya supaya mengeluarkan potensi terbaiknya. Namun, cara yang diambil Joe bukan dengan lemah lembut, seraya guru vokal yang membimbing siswa musiknya. Joe menerapkan bumbu disiplin yang tinggi – kadang juga dengan kekerasan.

“Kami akan tampil untuknya (Joe) dan dia mengkritik kami. Jika kau mengacau, kau jadi sasaran pukulan, terkadang dengan ikat pinggang, terkadang dengan benda lain. Ayahku sangat tegas pada kami. Marlon yang selalu dapat masalah. Di sisi lain, aku akan dipukuli untuk hal-hal yang terjadi sebagian besar di luar latihan. Ayah akan membuat aku sangat marah dan sakit hati bahwa saya akan mencoba untuk mendapatkan kembali padanya dan dipukuli lagi,” ujar Michael Jackson dalam buku Moonwalk (1988).

Tekanan itu bak dua sisi koin. Satu sisi dapat mengantarkan anak-anaknya sukses. Sisi lainnya, ada anak yang tak menikmati kehidupan masa kecilnya. Kondisi itu karena sedari kecil mereka sudah diajarkan bekerja dan bekerja. Bukan lagi bermusik untuk senang-senang.

Jackson 5 Mendunia

Keteguhan itu membuat mereka keluarga Jackson andal dalam bermusik. Anak-anak itu mencoba unjuk gigi dalam kompetisi bermusik dan menang. Mereka membentuk grup vokal, Jackson 5. Mereka lalu mulai mencoba jadi grup vokal profesional (boyband) dengan manggung di sana-sini pada 1967.

Mereka melanglang buana ke klub malam hingga restoran. Itupun tempat-tempat yang membolehkan kaum kulit hitam tampil. Mereka mulai menghasilkan uang, sekalipun masih level anak-anak. Uang membuat keterampilan mereka bermusik jadi menyenangkan.

“Ia (Joe) melatih kami untuk menjadi kelompok profesional. Kami bermain di sirkuit hiburan , klub, teater, di mana-mana. Setiap pertunjukan bakat yang kami ikuti, kami menang. Saya tidak tahu berapa banyak kami dibayar untuk semua ini, tetapi penonton akan melempar uang ke lantai, jadi saya masuk sekolah dengan banyak uang di saku saya,” tegas Marlon Jackson dalam wawancaranya bersama Dave Simpson di laman The Guardian berjudul How We Made the Jackson 5's I Want You Back, 9 Oktober 2017.

Eksistensi Jackson 5 terus berlanjut. Joe mencoba membawa Jackson 5 ke label rekaman. Usaha itu panjang dan melelahkan. Ada penolakan pula. Puncaknya mereka ikut audisi label rekaman Motown. Audisi itu disaksikan oleh penyanyi kelas dunia sepetri Marvin Gaye dan Diana Ross.

Jackson 5 mampu tampil memukau. Kontrak rekaman pun diraihnya pada 1968. Album pertama mereka Diana Ross Presents The Jackson 5 lahir pada tahun yang sama. Lagu mereka I Want You Back langsung menghentak belantika musik AS.

Seketika Jackson 5 pun mendunia. Mereka eksis di semua lini media massa. Lagu-lagu mereka diputarkan di radio di seantero AS, kemudian dunia. Penggemar mereka awalnya memang kulit hitam. Namun, belakangan mulai merambah kulit putih.

Kepopuleran itu membuat Motown tak ingin melepaskan Jackson 5. Motown menganggap mereka sebagai fenomena sekaligus aset. Pernyataan itu tak salah. Motown sampai bekerja sama hingga keluar lebih banyak album dari Jackson 5: ABC (1970), Third Album (1970), Jackson 5 Christmas Album (1970), Maybe Tomorrow (1971),  Lookin' Through the Windows (1972), Skywriter (1973), G.I.T.: Get It Together (1973), Dancing Machine (1974), dan Moving Violation (1975).

Kesuksesan itu diakui atau tidak berkat didikan Joe Jackson. Kedisiplinannya – lewat kekerasan mampu membentuk mental penampil andal kepada anak-anaknya. bahkan, mereka bisa tenar kala lepas dari Motown dan beralih ke label rekaman lain: CBS/Epic sekalipun harus mengganti nama jadi The Jackson. Kehadiran Jackson 5 lalu jadi patron inspirasi boyband era 1980-an, 1990-an, hingga 2020-an.

 

Share
Lifestyle Update
Indonesia Welcomes Back 828 Artifacts from the Netherlands

Indonesia Welcomes Back 828 Artifacts from the Netherlands

Five Places to Hunt for Authentic Indonesian Souvenirs

Check out these recommended places to hunt for authentic souvenirs in Indonesia, as quoted from the Ministry of Tourism and Creative Economy website!

The National Museum Exhibits 200 Keris Collections, Celebrating 1...

The event is part of the 19th anniversary of the designation of the Indonesian Keris as a World Cultural Masterpiece by UNESCO, which was announced on November 25, 2005 and then inscribed in UNESCO's Representative List...

Culture Ministry Supports Initiative to Open 17 New Cinemas for...

Minister of Culture Fadli Zon has supported for the launch of 51 new cinemas under the name Sam's Studio, set to begin operations on December 5.

Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...

Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.

Trending Topic
Popular Post

NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023

South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.

Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...

The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.

PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...

PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.

NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...

NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.

NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...

K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.

Wonderful Indonesia
Mount Rinjani to Implement Zero Waste Policy Starting April 2025

Mount Rinjani to Implement Zero Waste Policy Starting April 2025

Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...

Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.

Top 10 Beaches You Can’t Miss in 2024, Indonesia’s Pink Beach Inc...

Indonesia's Pink Beach, also known as Tangsi Beach, has secured the seventh spot on this list. Its striking pink sand makes it a visually stunning destination and a popular spot for photography.

Nusantara Becomes Tourist Hotspot, Attracting 5,000 Daily Visitor...

The Nusantara Capital Authority (OIKN) has reported that the Nusantara Capital City in East Kalimantan is currently attracting up to 5,000 visitors daily.

National Museum Offers IDR 1,000 Admission on November 10 for Her...

To celebrate the National Heroes Day on Sunday (11/10), the Indonesian Heritage Agency (IHA) is offering free admission for Indonesian veterans and a promo price of IDR 1,000 to visit the National Museum of Indonesia.