SEAToday.com, Jakarta - Moo Deng, bayi kuda nil di Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow, Thailand, viral di jagat maya baru-baru ini. Popularitasnya sukses membuat kebun binatang tersebut meraup banyak cuan.

Dilansir dari Mothership, bayi kuda nil kerdil berusia dua bulan ini telah menghasilkan penjualan tiket Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow senilai 12,97 juta baht atau setara Rp5,9 miliar dalam 19 hari pertama di September 2024.

Sebanyak 81.786 orang mengunjungi kebun binatang selama periode ini. Diyakini mayoritas pengunjung tertarik untuk melihat bayi kuda nil tersebut.

Direktur Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow, Narongwit Chodchoy, mengatakan bahwa ketertarikan masyarakat terhadap kuda nil yang menggemaskan ini telah menyebabkan peningkatan jumlah pengunjung sebesar 50 persen.

Lebih banyak turis asing diperkirakan akan datang, terutama dari negara-negara Asia lainnya, seperti Jepang, China, dan Korea Selatan.

Kebun binatang di provinsi Chonburi tersebut baru-baru ini meluncurkan siaran langsung 24 jam dari berbagai hewan yang mereka pelihara. Mereka yang ingin melihat Moo Deng secara langsung harus mengantre dan dibatasi untuk melihat bayi kuda nil selama lima menit selama periode puncak.

Mereka harus mengantre lagi jika ingin melihat lebih lama lagi. Moo Deng viral pada Agustus 2024 setelah foto-foto yang menunjukkan sifat cerianya ditampilkan di media sosial.

Pada 8 September 2024, Kebun Binatang Terbuka Khao Kheow mengumumkan merchandise berupa koleksi pakaian yang terinspirasi oleh Moo Deng.

Kuda nil kerdil diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah, menurut Mandai Wildlife Reserve. Hewan ini dapat hidup hingga 43 tahun di bawah perawatan manusia dan merupakan satwa endemik di hutan Guinea bagian atas Afrika Barat.

Kulit hitam keabu-abuan hewan ini membantu mereka tetap sejuk di iklim yang lembap. Kuda nil kerdil mudah mengalami dehidrasi di bawah sinar matahari yang menyebabkan mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka di bawah air.

Hewan ini tidak memiliki kelenjar keringat, tetapi kulit mereka mengeluarkan cairan berwarna merah muda untuk melindungi kulit mereka dari sinar matahari, sehingga membuat mereka terlihat mengkilap dan basah.