SEAToday.com, Jakarta - Organisasi konservasi gaya hidup berkelanjutan, Sebumi, menggelar kegiatan bertajuk "Earth Storyteller: Training to Become the Voice of the Voiceless" pada Sabtu, 28 September 2024. Agenda ini berlangsung hybrid, yakni daring dan luring di Learning Atelier, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Agenda ini jadi wadah pembelajaran dan pelatihan untuk dapat bercerita dari sudut pandang alam. Materi disampaikan oleh para storyteller, yakni Ramon Y. Tungka (Earth activist and adventurer), Agustinus Wibowo (Travel writer), dan Eunike Fersa (Travel storyteller).

Earth storyteller sendiri adalah gerakan yang berfokus pada isu lingkungan di platform media sosial melalui storytelling. Gerakan ini mengangkat sudut pandang dari berbagai entitas yang terpinggirkan sebagai respons terhadap tindakan manusia yang berdampak pada bumi.

Entitas tersebut mencakup bentang alam, spesies terancam punah, dan masyarakat marjinal, semua yang mengalami perubahan drastis, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk bersuara.

"Kita semua tumbuh dari travelling, jika kita memulai bukan dari travel tidak menjadi masalah. Kalian tetap bisa menjadi earth storyteller, semua akan bertumbuh, tetapi dengan terjun langsung," kata Eunike Fersa pada kesempatan tersebut.

Melalui pendekatan ini, suara-suara yang terabaikan dapat lebih terwakili, membuka mata lebih banyak orang tentang apa yang mereka alami. Diharapkan, kampanye ini dapat membangkitkan kesadaran generasi muda serta masyarakat umum akan isu lingkungan, mendorong mereka untuk menyebarkan pemikiran dan tindakan positif.

Kampanye ini dirancang untuk masyarakat luas yang peduli pada isu lingkungan dan ingin menyebarkan pesan-pesan penting tentang keberlanjutan. Selain itu, semangat ini juga bisa memberikan kesempatan untuk melatih diri dan meningkatkan kemampuan storytelling.

Dengan bercerita, setiap individu dapat menjadi pionir perubahan dan menyampaikan kisah-kisah yang menginspirasi. Langkah tersebut juga sebagai upaya mendorong orang lain untuk beraksi demi masa depan Bumi yang lebih baik.

Penulis: Muhamad Hamdani