• Tuesday, 21 January 2025

Berisiknya Iwan Fals: Beda Rekaman, Beda Nonton Langsung

Berisiknya Iwan Fals: Beda Rekaman, Beda Nonton Langsung
Potret Iwan Fals kala konser di Makassar pada 2013 | Wikimedia Commons/Kusuma Rein

SEAToday.com, Jakarta - Efek Rumah Kaca (ERK) pernah mengungkap dominasi lagu bertema cinta dalam panggung musik Indonesia. Band itu menganggap lagu cinta yang mendayu-dayu adalah fenomena utama merebut pasar. Barang siapa yang membawa lagu cinta, niscaya elegi patah hati itu akan membawanya pada ketenaran.

Dulu kala formula sukses sebuah lagu tak melulu lagu cinta. Mereka yang membawakan lagu bernada kritik terkait ketidakadilan juga bisa disukai dan sukses. Iwan Fals, misalnya. Begini ceritanya.

Pemerintahan Soeharto dan Orde Baru kerap alergi dengan kritik. Pemerintahan represif itu selalu memasang mata telinga kepada berisiknya kritik lewat berbagai macam medium bersuara. Ganjarannya sudah jelas: pemberedelan, pencekalan, dan dimasukan penjara.

Penyanyi maupun musisi juga akan ditindak jika gunakan karyanya melawan penguasa. Orba memang memberikan ruang berkreasi yang besar. Namun, bukan untuk menghina pemerintah lewat karya.

Iwan Fals pun coba tambil beda. Pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961 itu terus memotret kondisi sosial politik. Ia bak tak takut kepada orba. Ia terus saja menciptakan lagu atau berkolaborasi dengan musisi lainnya.

Iwan hanya tahu memberikan gambaran bagaimana wujud kesengsaraan yang didapat rakyat Indonesia. Bahasa-bahasa yang mudah dimengerti jadi andalannya.

Ia banyak membungkus lagu-lagunya dalam genre folk pop. Respons rakyat Indonesia atas karya Iwan, sangat besar. Iwan dianggap sebagai ikon perlawanan terhadap Orde Baru.

“Saya kalau membenci (Soeharto) tidak, Cuma memang bosan karena sudah terlalu lama (memimpin) itu. Aku engak mengerti politik, teknis segala macam kayak gitu-gitu. Ada rasa keinginan suasana yang baru dan mungkin juga jadi santapan pers untuk dikembangkan seperti itu,” cerita Iwan Fals dalam wawancara dalam talkshow Kick Andy, 5 Februari 2010.

Senandung Kritik

Lagu-lagu kritik Sosial dari Iwan Fals mampu merebut hati rakyat Indonesia. Kondisi itu membuktikan bahwa orang Indonesia tak hanya suka lagu cinta belaka. Mereka sebenarnya peduli dengan kondisi bangsa.

Kepeduliannya itu terekam kala khalayak merasakan pahit getirnya nada-nada lagu yang dimainkan oleh Iwan Fals. Kegetiran itu muncul dalam album-album musik Iwan seperti Sarjana Muda (1981), Opini (1982), hingga Sumbang (1983).

Lagu-lagu macam Sarjana Muda, Guru Oemar Bakrie, Bongkar, hingga Bento jadi suguhan utama. Lagu-lagu itu muncul dan menggelegar.  Nyanyian Iwan cepat diterima, bahkan dikultuskan sebagai lagu perlawanan terhadap ketidakadilan.

Iwan pun disebut-sebut akan melakukan perlawanan kala penyalagunaan kekuasaan terus langgeng. Ia tahu kritiknya lewat lagu bisa menyadarkan banyak orang. Apa yang disuarakan oleh Iwan adalah suara hati rakyat juga -- gaji guru, pemimpin zalim, harga naik, hingga anak pejabat norak.

Teguran penguasa sudah biasa baginya. Aksi panggungnya dibatasi. Ia bahkan pernah mendekam di penjara untuk sementara waktu. ia diinterogasi, diintimidasi supaya berhenti mengejek pemerintah. Namun, Iwan terus menganggap angin saja dan terus berisik.

“Tapi, sejauh ini belum pernah ada larangan resmi – dengan surat keputusan misalnya—terhadap beredarnya sebuah rekaman musik. Yang ada menurut Iwan Fals teguran-teguran langsung menyarankan agar saya tak menyanyikan lagu tertentu,” tertulis dalam laporan majalah Tempo berjudul Pak Guru Bakri dan Lain-Lain, 5 Mei 1984.

Imbasnya Iwan merasaka sendiri dampak negatif terhadap karier musiknya. Konsernya berkali-kali dijegal oleh penguasa. Bahkan, rencana turnya ke 100 kota sempat gagal berantakan. Isu berkembang mulanya karena promotor, kemudian baru merebet ke isu dicekal penguasa.

Beda rekaman, Beda Nonton Langsung

Iwan Fals memang musisi sejati. Ia mampu memberikan yang terbaik kepada penggemarnya. Ia selalu menyiapkan kejutan kepada para pendengar setianya. Ia kerap membedakan mereka yang mendengarkan suaranya lewat rekaman dan nonton langsung.

Suara nyanyian Iwan lewat rekaman memang indah. Kadang bikin panas penguasa karena kritikannya. Namun, kritik yang ada dikaset tergolong biasa-biasa saja. Iwan di atas panggung justru jadi sosok yang lebih garang lagi.

Iwan secara sengaja kadang mengubah lirik-liriknya jadi lebih frontal dan bikin marah penguasa. Tiada lagi perlambangan. Ia kadang mengucapkan langsung nama dari sosok yang dibencinya. Penonton pun bersuka cita. Aparat saja yang jadi kelabakan.

“Tapi konsep musik saya ke panggung toh harus beda dengan lagu rekaman. Karena itu sebaiknya jangan cuma beli kaset saja, sekali-kali tengoklah ulah saya di pentas,” ujar Iwan Fals dikutip majalah Gadis dalam tulisan berjudul berjudul Iwan Fals, Tetap Menggelitik (1982).

Perubahan lirik yang dilakukan Iwan kerap bikin gaduh. Ambil contoh kala Iwan di Gedung Olahraga Pekanbaru, Riau, April 1984. Iwan Fals membawa sebuah lagu yang bikin geram penguasa. Lagu itu sebenarnya tak pernah ada dalam rekamannya: Mbak Tini.

Lagu Mbak Tini, khusus diciptakan Iwan untuk menceritakan seorang mantan Wanita Tuna Susila (WTS) bernama Tini, yang bekerja sebagai pedagang warung kopi. Ia hidup bersama suaminya yang supir truk berstatus mantan preman bernama Soehardi.

Masalah muncul kala Soehardi dipecat. Ia kembali jadi preman. Hubungan cintanya kandas. Ia bercerai dengan Tini. Mau tak mau Tini kembali kembali kepada profesi lamanya. Orang-orang pun menghubungkan karakter Tini sebagai Ibu Tini. Sedang Soehardi sebagai Soeharto.

Boleh saja orang menerka-nerka perlambangan lagu Mbak Tini. Namun, Iwan justru dengan sengaja mengganti kata Soehardi dengan Soeharto. Kehebohan pun muncul. Aparat pun tak terima pemimpin dan istrinya diolok-olok – seperti preman dan WTS.

Iwan digiring ke Korem 031 dan diinterogasi selama 12 hari. Nyali Iwan memang tak ciut. Ia terus memberikan penggemarnya nuansa spesial ketika menonton langsung. Ajian itu membuat konser-konsernya selalu menarik minat pecinta musik Indonesia untuk hadir menikmati Iwan menelanjangi ketidakadilan Soeharto dan pemerintah Orba.

 

Share
Explore Nusantara
Sumba Crowned Asia’s Top Travel Destination for 2025 by Time Out

Sumba Crowned Asia’s Top Travel Destination for 2025 by Time Out

How to Get to Ragunan Zoo Using KRL, Transjakarta, and LRT

Ragunan Zoo is one of the most visited tourist destinations in Jakarta.

Exploring the Harmonious Culture of the Mentawai Tribe: The Oldes...

Known for its rich culture and unique traditions, one of the most interesting things about the Mentawai tribe is their traditional tattoo art, called TikTik.

Mount Semeru Shuts Down for Climbers Until January 16

The Bromo Tengger Semeru National Park (TNBTS) decided to temporarily close the Mount Semeru climbing route on January 2-16, 2025.

KAI Wisata Introduces Panoramic Train on Mutiara Timur Route

Starting December 24, 2024, PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata) launches the Panoramic Train as part of the Mutiara Timur service.

Trending Topic
Popular Post

NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023

South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.

Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...

The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.

PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...

PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.

NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...

NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.

NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...

K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.

Wonderful Indonesia
Mount Rinjani to Implement Zero Waste Policy Starting April 2025

Mount Rinjani to Implement Zero Waste Policy Starting April 2025

Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...

Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.

Top 10 Beaches You Can’t Miss in 2024, Indonesia’s Pink Beach Inc...

Indonesia's Pink Beach, also known as Tangsi Beach, has secured the seventh spot on this list. Its striking pink sand makes it a visually stunning destination and a popular spot for photography.

Nusantara Becomes Tourist Hotspot, Attracting 5,000 Daily Visitor...

The Nusantara Capital Authority (OIKN) has reported that the Nusantara Capital City in East Kalimantan is currently attracting up to 5,000 visitors daily.

National Museum Offers IDR 1,000 Admission on November 10 for Her...

To celebrate the National Heroes Day on Sunday (11/10), the Indonesian Heritage Agency (IHA) is offering free admission for Indonesian veterans and a promo price of IDR 1,000 to visit the National Museum of Indonesia.