P. Ramlee dan Film Madu Tiga: Ajian Komedi Kritik Poligami Tanpa Ilmu Agama Mempuni
SEAToday.com, Jakarta - Poligami atau beristri lebih dari satu bukan hal terlarang bagi orang Melayu: Malaysia-Singapura. Praktek itu dianggap telah lazim dalam masyarakat Malayu. Barang siapa yang mampu berlaku adil dan punya ilmu agama mempuni, niscaya punya punya kesempatan besar berpoligami.
Masalahnya tak banyak orang Melayu yang berpoligami dengan kemampuan agama mempuni. Poligami yang dilakukan justru membuat kaum wanita jadi korban. Hubungan berujung petaka. Enaknya diambil, tanggung jawabnya dihindari. Itulah yang kemudian dijadikan kritik oleh P. Ramlee dalam film Madu Tiga. Begini ceritanya.
Dunia hiburan Asia Tenggara era 1950-an tak bisa dianggap remeh. Kehadiran seniman besar Malaysia, P. Ramlee jadi muaranya. Pria kelahiran Penang, 22 Maret 1929 itu bak penghibur sejati. Segala macam aktivitas di dunia hiburan bisa dilakoninya.
Ramlee tak melulu jago akting, tapi juga pandai menyanyi, melawak, hingga menulis. Nyanyian p. Ramlee digemari banyak pihak. film-filmnya juga ramai jadi buruan. Ketenaran pun didapatnya. Orang-orang mulai memberikan puja-puji kepadanya.
Pujian juga muncul dari luar SIngapura dan Malaysia. Seniman besar Indonesia banyak yang mengidolainya. Benyamin Sueb jadi salah satunya. Benyamin menganggap P. Ramlee sebagai defenisi sejati seorang bintang.
“Menurut Saidi, Ben memang mengidolakan P. Ramlee seperti remaja yang hidup pada 1950-an. Lihat gaya rambutnya pada kedua sisinya disisir lurus ke belakang, sedang didahi dibangun jambul yang bergerak-gerak bila ditiup angin. Itu sangat khas P. Ramlee,” ujar Ludhy Cahyana dan Muhlis Suhaeri dalam buku Benyamin S: Muka Kampung, Rezeki Kota (2005).
Film Madu Tiga
Aksi jenaka P. Ramlee kerap muncul dalam tiap filmya. Keterampilan itu karena P. Ramlee kadang bertindak sebagai aktor sekaligus sutradara. Otomatis ia menjadi penentu kesuksesan sebuah film. Peran ganda itu diuji kala ada tawaran dari Shaws Malay Film Production.
Ramlee tak menyia-nyiakan peranya sebagai pemain sekaligus sutradara. Ia memahami filmnya kali ini bercerita terkait budaya poligami di masyarakat Melayu. Ia menyakini Islam tak melarang seorang laki-laki menikahi lebih dari satu wanita.
Nyatanya amalan itu banyak dimakan mentah-mentah. Alih-alih hanya dua istri, poligami dilakukan sampai tiga istri. Ide itu kemudian melahirkan film berjudul Madu Tiga. Film itu rilis pada pada 1964. Madu Tiga langsung digemari di seantero Asia tenggara.
Kejenakaan P. Ramlee sebagai pengusaha kaya bernama Jamil tiada dua. Kekayaan itu membuat Jamil merasa mampu memberikan nafkah lahir batin kepada tiga istrinya. Alasannya yang digunakan Jamil untuk menikah lagi karena istri pertamanya tak bisa menghasilkan anak – mandul.
Kisah-kisah senangnya punya banyak istri jadi awalan. Kesenangan itu dituangkan P. Ramlee dalam lagu latar berjudul sama dengan film: Madu Tiga. Belakangan aktivitas poligami penuh nestapa. Otak pening. Kehidupan bak meledak.
Istimewanya ide cerita itu disukai banyak pihak film itu bahkan diganjar sebagai salah satu film komedi terbaik di Malaysia. Film itu juga mendapatkan penghargaan sebagai Film Komedi Terbaik dalam Asian Film Festival di Taipei pada 1964.
“Film Madu Tiga (1964), yang disutradarai oleh P. Ramlee yang multitalenta, dianugerahi film komedi terbaik di Asian Film Festival di Taipei, 1964. Film itu mengambil gambar Singapura 1960-an, pengambilan sejumlah lokasi yang mudah dikenali melalui film tersebut, termasuk kompleks Shaw / Lido yang dibangun pada tahun 1958-1959, supermarket Fitzpatrick. Hotel Ambassador dan beberapa gambar dari jalanan yang sibuk,” ujar Jan Uhde dan Yvonne Uhde dalam buku World Film Locations: Singapore (2014).
Film itu jadi penanda penting eksistensi P. Ramlee di layar kaca. Ia bahkan mampu membagi dirinya memainkan banyak peran. Aktor, penyanyi, pelawak, hingga sutradara. Suatu prestasi yang membuat film Malaysia-Singapura telah menancapkan standar yang tinggi.
Kritik Poligami
Film Madu Tiga memang populer. Namun, kepopuleran itu bukan saja muncul dari kejenakaan belaka. Ia dan Madu Tiga justru memunculkan hal yang menjadi kebiasaan orang Malayu: Poligami. Upaya memiliki istri lebih dari satu itu memang secara agama tak dilarang.
Laki-laki dalam pandangan Islam dapat memiliki istri hingga empat orang istri. P. Ramlee yang berperan sebagai Jamil mulanya mencoba menjalankan praktik berpoligami yang bermartabat. Ia mendasari alasannya karena istrinya mandul.
Jamil hanya izin menikah kepada mertuanya saja. Istrinya tidak. Jamil bahkan sampai miliki tiga orang orang istri. Awalnya kehidupan Jamil tenang-tenang saja. Gembiran rasanya Jamil punya istri tiga. Namun, di situ letak masalahnya. Kemampuan poligami ada, tapi ilmu agamanya cetek.
“Film ini menonjolkan faktor yang mendorong seseorang suami mengambil keputusan untuk berpoligami, tapi tidak memiliki ilmu pengetahuan agama yang mantap sehingga mengabaikan tanggung jawab yang ditunut oleh syarak. Pengabaian yang berterusan menimbulkan pelbagai isu antara suami dengan para isteri. Krisis rumah tangga ini menyebabkan kestabilan dan keharmonisan turun,” ujar Suhanim Abdulah dan Rosnaaini Hamid dalam buku Gelagat perkahwinan Melayu Islam: Menelusuri Filem P. Ramlee (2018).
Poin penting film dapat dinikmati dengan gamblang. Karakter Jamil hanya tahu menafkahi tanpa punya beban mengarahkan istri-istrinya ke jalan agama. Dalam hal itu, Jamil dianggap hanya peduli kepada nafsu belaka ketimbang mejalankan perintah agama.
Suatu kondisi itu secara garis besar hadir dalam banyak praktek poligami di tanah Melayu. Selipan kritik itu membuat P. Ramlee lagi-lagi mendapat pujian. Kejenakaan itu membuat orang-orang mampu menertawai poligami yang dilakukan Jamil. Di lain sisi, mereka merenungi bahwa yang banyak jadi korban dari praktik poligami adalah kaum wanita.
Recommended Article
Lifestyle Update
Five Places to Hunt for Authentic Indonesian Souvenirs
Check out these recommended places to hunt for authentic souvenirs in Indonesia, as quoted from the Ministry of Tourism and Creative Economy website!
The National Museum Exhibits 200 Keris Collections, Celebrating 1...
The event is part of the 19th anniversary of the designation of the Indonesian Keris as a World Cultural Masterpiece by UNESCO, which was announced on November 25, 2005 and then inscribed in UNESCO's Representative List...
Culture Ministry Supports Initiative to Open 17 New Cinemas for...
Minister of Culture Fadli Zon has supported for the launch of 51 new cinemas under the name Sam's Studio, set to begin operations on December 5.
Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...
Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.
Trending Topic
Popular Post
NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023
South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.
Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...
The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.
PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...
PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.
NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...
NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.
NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...
K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.
Wonderful Indonesia
Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...
Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.
Top 10 Beaches You Can’t Miss in 2024, Indonesia’s Pink Beach Inc...
Indonesia's Pink Beach, also known as Tangsi Beach, has secured the seventh spot on this list. Its striking pink sand makes it a visually stunning destination and a popular spot for photography.
Nusantara Becomes Tourist Hotspot, Attracting 5,000 Daily Visitor...
The Nusantara Capital Authority (OIKN) has reported that the Nusantara Capital City in East Kalimantan is currently attracting up to 5,000 visitors daily.
National Museum Offers IDR 1,000 Admission on November 10 for Her...
To celebrate the National Heroes Day on Sunday (11/10), the Indonesian Heritage Agency (IHA) is offering free admission for Indonesian veterans and a promo price of IDR 1,000 to visit the National Museum of Indonesia.