Ambisi Bung Karno Hadirkan Bangunan Tertinggi di Pulau Dewata: Bali Beach Hotel
SEAToday.com, Jakarta - Hotel Swissotel Nusantara jadi akomodasi yang siap diandalkan dalam HUT Indonesia ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur pada 17 Agustus 2024. Lokasinya berdekatan dengan Gedung Istana Garuda dan kawasan Titik Nol Kilomenter IKN.
Hotel bintang lima itu digadang-gadang mampu menyediakan 191 kamar yang tersebar di Sembilan lantai. Namun, tiap pemerintahan punya kisah pembangunan hotel besar. Indonesia era Soekarno pernah bangun hotel megah di Bali: Hotel Bali Beach (sekarang: Grand Inna Bali Beach Hotel). Hotel itu jadi bangunan tertinggi pertama dan terakhir di Pulau Dewata. Begini ceritanya.
Penjajahan Jepang jadi noda yang amat membekas dalam sejarah bangsa Indonesia. Kekuatan Dai Nipon tak saja mampu mengusir penjajah Belanda. Namun, pasukan dari Negeri Matahari Terbit juga punya daftar dosa besar ke kaum bumiputra.
Daftar dosanya cukup panjang: kerja paksa (romusa), pembunuhan, pemerkosaan, dan kejahatan lainnya. Indonesia yang baru merdeka pada 17 Agustus 1945 terus mempertahankan kebencian ke Jepang.
Jepang sediri ketiban apes. Kekalahan dalam Perang Pasifik sudah dirasa. Mahkamah Internasional menambah beban mereka dengan meminta Jepang membayar dana ganti rugi pampasan perang Karena banyak mengacak-ngacak negara termasuk Indonesia.
Indonesia-Jepang pun mulai membuka ruang perdamaian. Indonesia sempat meminta syarat dami berupa dana pampasan perang yang besar: 17 Miliar dolar AS. Belakangan Jepang hanya menyanggupinya 800 juta dolar AS saja. itupun diangsur selama 12 tahun. Kesepakatan pun terjadi. Perdamaian datang pada 1958.
“Pampasan yang di bawah lima persen dari tuntutan semula itu, separuhnya dibayar dalam bentuk bantuan lunak jangka panjang. Yang 174 juta dolar AS pembayarannya unik: utang RI ke Jepang -- yang terutama berupa impor barang modal -- dianggap lunas. Bantuan proyek gratis lebih dari 223 juta dolar AS. Jumlah yang terakhir ini yang termuat dalam pasal 4, Perjanjian Jepang-Indonesia, 1958, antara Soebandrio dan Aiichiro Fijjyama menteri luar negeri kedua negara,” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Membayar Utang Perang di Cot Plien, 13 Desember 1986.
Soekarno dan Hotel Bali Beach
Pemimpin Indonesia Soekarno menyambut baik penjanjian perdamaian Indonesia-Jepang. Hubungan itu dapat membawa keuntungan lain bagi Indonesia. Rencana paling dekat Bung Karno adalah menggunakan dana pampasan perang untuk membangun proyek mercusuar: bangunan dan monumen.
Pembangunan proyek mercusuar itu dimaksud untuk menaikkan gengsi Indonesia di mata dunia. Bung Karno mulai merencakan pembangunan banyak hotel mewah di kota-kota besar di Indonesia. Bali pun mendapatkan potongan kue dari dana pampasan perang.
Bung Karno ingin hadirkan sebuah hotel mewah, megah, dan tertinggi pertama di Bali. Keinginan itu diwujudkan dengan rencana pembangunan Bali Beach Hotel di Sanur. Bung Karno menghendaki hotel itu memiliki 10 lantai dengan 300 kamar (kini: 523 kamar).
Pengerjaan hotel itu dipercayakan kepada perusahaan Jepang, Taisei Construction. Bung Besar ingin Bali jadi gerbang yang menarik minat wisatawan mancanegara. Sebagaimana yang sudah-sudah, Bung Karno ikut campur dalam desain Bali Beach Hotel.
Ia menginginkan hotel itu dapat memadukan elemen Jawa Kuno, budaya ketimuran, dan gaya internasional. Perpaduan itu dianggap Bung Karno akan memunculkan nuansa Indonesia modern. Urusan patung, relief, dan mozaik juga turut dipikirkannya.
Bung Karno ikut memilih seniman yang terlibat dalam proyek Bali Beach Hotel. Pematung Gregorius Sidharta Soegijo dan pelukis Lee Man Fong jadi orang yang coba menerjemahkan ide Bung Besar. Reliefnya pun menggambarkan bagaimana kedekatan Bung Karno dengan rakyat kecil.
Suatu relief yang menggambar Bung Karno menggendong seorang anak sambil bercengkrama dengan rakyat.Pembangunan berlangsung dari 1963. Bali Beach Hotel baru rampung pada 1965. Namun, belum serta merta langsung diresmikan. Kondisi itu karena gejolak politik Indonesia yang bergelora.
Tak Sempat Ditempati Bung Karno
Gejolak politik itu antara lain Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) hingga resesi ekonomi. Momen paling menyedihkannya Bung Karno sendiri tak dapat melihat kemegahan hotel yang yang direncanakannya.
Ia tak dapat pula merasakan kenyamanan menginap. Sebab, ia sudah jadi tahanan rumah di Wisma Yaso (sekarang: Museum Satria Mandala). Sosok yang bertindak untuk meresmikan adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada 1966. Menteri Utama Ekonomi dan Keuangan itu bertindak memotong pita.
“Hotel Bali Beach diresmikan pada tahun 1966, di tengah guncangan-guncangan yang diakibatkan peristiwa di atas dan menjadikan Indonesia untuk sementara tertutup dari kehadiran pengunjung asing,” tegas Michel Picard dalam buku Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata (2006).
Namun, Sultan Yogyarakarta itu mengaku susah tidur di hotel. Ia merasakan angin ribu menggoyang hotel. Konon, hanya ia sendiri yang merasakan. Pengunjung lain yang bermalam benar-benar menikmati waktu berada di Bali Beach Hotel. Mereka bak masuk ke ruang seni yang indah.
“Saya hanya menjawab, memang ada angin semalam, yakni angin laut, tetapi saya tidur nyenyak. Lalu dikemukakan bahwa angin ribut tersebut ada kaitannya dengan upacara peresmian Bali Beach Hotel pagi itu. Karena satu sisi hotel tersebut berhadapan dengan Lautan Selatan, maka ada yang datang melapor kepada Sri Sultan,” ungkap Frans Seda saat menemani Hamengkubuwono IX meresmikan Bali Beach Hotel dalam buku Takhta untuk Rakyat (2011).
Pengalaman Sultan menginap yang kurang baik seraya dimaklumi orang Bali. Pembangunan Bali Beach Hotel memang sudah jadi kontroversi. Pemerintah dianggap tak memedulikan budaya orang Bali. Orang Bali menyakini konsep kehidupan dengan alam menghendaki tiada bangunan yang berdiri lebih dari tinggi pohon kelapa dan pura.
Orang Bali tak menghendaki adanya gedung pencakar langit di wilayahnya. Boleh jadi karena karisma Bung Karno pembangunan itu terus berjalan. Bali Beach Hotel jadi pengecualian. Setelahnya, baru diterapkan aturan pada Orde Baru (Orba) bahwa tak boleh ada lagi bangunan yang menjulang tinggi seperti Bali Beach Hotel.
Aturan itu kian mengukuhkan Bali Beach Hotel sebagai bangunan tertinggi pertama dan terakhir di Bali. Visi Bung Karno pun membuktikan bahwa Bali Beach Hotel mampu jadi ikon baru. Khalayak pun penasaran untk dapat menginap di Bali Beach Hotel. Hal yang paling esensial tak lain Kehadiran Bali Beach Hotel pun jadi penanda hadirkan kompleks pelayanan pariwisata kelas dunia pertama di Pulau Dewata.
Recommended Article
Lifestyle Update
The 2nd SEA Today Golf Day Returns On November 9, 2024 With A Fre...
By bringing the "green" back to the golf course, the 2nd SEA TODAY Golf Day promises to offer a tournament with a unique and valuable experience.
G-DRAGON Receives Global Acclaim for Collaborating with Palestini...
G-DRAGON has released his first single in seven years, titled POWER, on October 31. His return after a hiatus has been met with enthusiasm from fans.
Justin Bieber Unveils Heartwarming First Family Photo with Baby
Justin Bieber and Hailey Bieber joyfully celebrated their first Halloween with their son, Jack Blues!
Jumanji 3 to be Released in December 2026
Jumanji 3 is scheduled to be released on December 11, 2026.
Trending Topic
- # Coldplay Concert
- # Harry Potter
- # IFFI 2023
- # NewJeans
- # PLTS Cirata
Popular Post
NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023
South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.
Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...
The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.
PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...
PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.
NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...
NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.
NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...
K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.