Fakta Unik: Asal Usul Pembalut Modern, Awalnya Dibuat untuk Tentara Perang Dunia Pertama
SEAToday.com, Jakarta – Pembalut tak bisa lepas dari kehidupan para perempuan yang sudah akil baligh. Siklus haid tiba, artinya persediaan pembalut wajib ada.
Pembalut sekali pakai yang kita kenal sekarang ternyata awalnya dibuat bukan untuk urusan menstruasi perempuan. Melainkan untuk para tentara yang terluka akibat perang.
SEATizens bisa membayangkan korelasinya, nggak? Begini ceritanya.
Sebelum ditemukannya pembalut sekali pakai, para perempuan di masa lampau punya metode berbeda-beda untuk menampung dan menyerap darah haidnya. Di Tiongkok misalnya, para perempuan menggunakan kain yang diisi pasir, di Eropa mereka menggunakan kapas, wol dan spons, sementara di Indonesia para perempuan menggunakan serat sayuran.
Dilansir dari Femme International, pembalut sekali pakai pertama dipikirkan oleh para suster yang bertugas di lapangan selama masa Perang Dunia Pertama (1914-1918). Tujuannya sama sekali bukan untuk menstruasi perempuan, melainkan untuk para pria. Tepatnya, untuk menghentikan pendarahan para tentara yang terluka saat perang.
Saat itu, para suster di Prancis membuat pembalut menggunakan bubur kayu. Pembalut dengan bubur kayu ini memiliki daya serap tinggi dibanding kapas biasa. Biaya produksinya juga cukup murah untuk dibuang setelahnya.
Ide ini pembalut sekali pakai ini dipinjam oleh perusahaan-perusahaan untuk diproduksi secara masal.
Dilansir dari The Smithsonian, salah satunya adalah perusahaan bernama Kimberly-Clark yang memproduksi pembalut untuk Perang Dunia Pertama dari bahan bernama Cellucotton, yaitu kapas sintetik yang dibuat dari selulosa bubur kayu dan memiliki daya serap lima kali lipat lebih baik dari pembalut katun. Harganya juga jauh lebih murah.
Pada tahun 1919, setelah perang berakhir, para eksekutif Kimberly-Clark mencari cara untuk menggunakan Cellucotton di masa damai. Perusahaan ini mendapatkan ide pembalut menstruasi dari American Fund for the French Wounded,
Sejarawan Thomas Heinrich dan Bob Batchelor menulis, yayasan ini "menerima surat dari para suster Angkatan Darat yang menyatakan bahwa mereka menggunakan pembalut bedah Cellucotton sebagai pembalut darurat saat mens.”
Pada tahun 1920, Kimberley-Clark merilis Kotex, dan menjadi perusahaan pertama yang mengiklankan produk saniternya secara luas di majalah dan surat kabar khusus perempuan. memuji ide tersebut dan memasarkannya dengan memasang gambar para suster di Perang Dunia Pertama.
Ada fakta unik lain, sebenarnya, sebelum Perang Dunia Pertama, yaitu pada tahun 1896, pembalut sekali pakai sudah pernah diproduksi oleh perusahaan Johnson&Johnson dengan mana ‘Lister’s Towel’. Namun, penjualannya gagal total karena di masa itu, membahas menstruasi masih sangat tabu. Karena itu, produknya tenggelam dan tidak dikenal.
Fakta unik lainnya, berbeda dengan sekarang, dulu produk pembalut sekali pakai menjadi bagian dari gaya hidup perempuan kelas atas. Harga jualnya sangat mahal, sehingga hanya kalangan elit yang mampu membelinya.
Kini, berbagai merek pembalut dijual dengan harga sangat terjangkau. Perempuan masa kini tinggal pilih mau yang mana.
Recommended Article
Explore Nusantara
How to Get to Ragunan Zoo Using KRL, Transjakarta, and LRT
Ragunan Zoo is one of the most visited tourist destinations in Jakarta.
Exploring the Harmonious Culture of the Mentawai Tribe: The Oldes...
Known for its rich culture and unique traditions, one of the most interesting things about the Mentawai tribe is their traditional tattoo art, called TikTik.
Mount Semeru Shuts Down for Climbers Until January 16
The Bromo Tengger Semeru National Park (TNBTS) decided to temporarily close the Mount Semeru climbing route on January 2-16, 2025.
KAI Wisata Introduces Panoramic Train on Mutiara Timur Route
Starting December 24, 2024, PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata) launches the Panoramic Train as part of the Mutiara Timur service.
Trending Topic
Popular Post
NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023
South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.
Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...
The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.
PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...
PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.
NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...
NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.
NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...
K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.
Wonderful Indonesia
Get Ready for the Fun! Rawa Belong Milkfish (Bandeng) Festival Re...
Visitors can expect a feast for the senses, featuring a variety of traditional Betawi performances such as the fascinating milkfish deboning demo, energetic Betawi dances, and lively gambang kromong and palang pintu musi...
Mount Rinjani to Implement Zero Waste Policy Starting April 2025
The Mount Rinjani National Park Authority (TNGR) in Lombok, West Nusa Tenggara, will implement a "zero waste".
Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...
Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.
Top 10 Beaches You Can’t Miss in 2024, Indonesia’s Pink Beach Inc...
Indonesia's Pink Beach, also known as Tangsi Beach, has secured the seventh spot on this list. Its striking pink sand makes it a visually stunning destination and a popular spot for photography.