• Wednesday, 06 November 2024

Kondisi Gunung Everest Imbas Perubahan Iklim, Munculnya Jenazah Pendaki hingga Tumpukan Sampah

Kondisi Gunung Everest Imbas Perubahan Iklim, Munculnya Jenazah Pendaki hingga Tumpukan Sampah
Ilustrasi Gunung Everest, Nepal (Photo by Jean Woloszczyk on Unsplash)

SEAToday.com, Kathmandu - Pesona Gunung Everest telah memikat banyak pendaki dari seantero jagat. Namun, keindahan gunung tertinggi di dunia ini terus dibayangi dengan dampak perubahan iklim hingga tumpukan sampah.

Dilansir dari AFP, pada 27 Juni 2024, lima mayat beku yang belum diketahui namanya berhasil diambil - termasuk satu mayat yang hanya tinggal tulang belulang - sebagai bagian dari kampanye pembersihan gunung Nepal di Everest dan puncak-puncak yang berdekatan, Lhotse dan Nuptse.

Tim penyelamat membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengikis es dengan kapak, dan tim terkadang menggunakan air mendidih untuk melepaskan cengkeraman es yang membeku.

"Karena efek pemanasan global, (mayat dan sampah) menjadi lebih terlihat saat lapisan salju menipis," kata Aditya Karki, seorang mayor di angkatan darat Nepal, yang memimpin tim yang terdiri dari 12 personel militer dan 18 pendaki.

Kamp tertinggi di Everest dipenuhi dengan sampah. Menurut seorang Sherpa yang memimpin sebuah tim yang membersihkan sampah dan menggali mayat-mayat yang membeku selama bertahun-tahun di dekat puncak Everest, akan dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membersihkannya.

Dilansir dari laman AP, tim yang terdiri dari tentara dan Sherpa yang didanai oleh pemerintah Nepal telah menyingkirkan 11 ton sampah, empat mayat dan sebuah kerangka dari Everest selama musim pendakian tahun ini.

Ang Babu Sherpa, yang memimpin tim Sherpa, mengatakan bahwa mungkin ada sekitar 40--50 ton sampah yang masih berada di South Col, kamp terakhir sebelum para pendaki melakukan upaya mereka untuk mencapai puncak.

"Sampah yang tertinggal di sana sebagian besar berupa tenda-tenda tua, beberapa kemasan makanan dan tabung gas, botol oksigen, kemasan tenda, dan tali yang digunakan untuk mendaki dan mengikat tenda," katanya, seraya menambahkan bahwa sampah-sampah tersebut berlapis-lapis dan membeku di ketinggian 8.000 meter tempat kamp South Col berada.

Sejak puncak ini pertama kali ditaklukkan pada 1953, ribuan pendaki telah mendakinya dan banyak yang meninggalkan lebih dari sekadar jejak kaki mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, peraturan pemerintah yang mewajibkan para pendaki untuk membawa kembali sampah mereka atau kehilangan deposito mereka, serta meningkatnya kesadaran para pendaki tentang lingkungan, telah secara signifikan mengurangi jumlah sampah yang ditinggalkan. Namun, hal itu tidak terjadi pada beberapa dekade sebelumnya.

"Sebagian besar sampah berasal dari ekspedisi sebelumnya," kata Ang Babu.

Para Sherpa dalam tim mengumpulkan sampah dan jenazah dari daerah dataran tinggi, sementara para prajurit bekerja di dataran yang lebih rendah dan di area base camp berminggu-minggu selama musim pendakian musim semi yang populer, ketika kondisi cuaca lebih mendukung.

Ang Babu mengatakan bahwa cuaca merupakan tantangan besar bagi pekerjaan mereka di daerah South Col, di mana tingkat oksigen sekitar sepertiga dari jumlah normal, angin dapat dengan cepat berubah menjadi badai salju dan suhu turun drastis.

"Kami harus menunggu cuaca yang baik ketika matahari akan mencairkan lapisan es. Tetapi menunggu lama dalam kondisi dan situasi seperti itu tidak memungkinkan," katanya. "Sulit untuk bertahan lama dengan tingkat oksigen yang sangat rendah."

Share
Lifestyle Update
G-DRAGON Receives Global Acclaim for Collaborating with Palestinian-Owned Label on His New Single

G-DRAGON Receives Global Acclaim for Collaborating with Palestinian-Owned Label on His New Single

Justin Bieber Unveils Heartwarming First Family Photo with Baby

Justin Bieber and Hailey Bieber joyfully celebrated their first Halloween with their son, Jack Blues!

Jumanji 3 to be Released in December 2026

Jumanji 3 is scheduled to be released on December 11, 2026.

Gayo Arabica Tops Best Asian Beans List from TasteAtlas

Aceh's Gayo Arabica coffee has secured the first spot of the top three Asian coffee beans according to TasteAtlas, Wednesday (10/16).

Mobile Legends to Return to 2025 SEA Games

Mobile Legends: Bang-Bang (MLBB) will be one of the tournaments contested at the Thailand SEA Games 2025.

Trending Topic
Popular Post

NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023

South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.

Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...

The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.

PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...

PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.

NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...

NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.

NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...

K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.