• Minggu, 22 September 2024

5 Hal yang Bisa Bantu Bakar Lemak di Perut, Apa Saja?

5 Hal yang Bisa Bantu Bakar Lemak di Perut, Apa Saja?
Ada lima hal yang dapat membantu pembakaran lemak di perut. (Shutterstock)

SEAToday.com, Jakarta - Lemak perut adalah salah satu bagian tubuh yang paling sulit dijaga. Tidak sedikit orang yang melakukan diet untuk bisa mendapatkan perut rata. Padahal, beberapa perubahan rutinitas sederhana di pagi hari dapat membantu seseorang menurunkan berat badan dengan aman.

Melansir beberapa sumber, lima kebiasaan di pagi hari ini sangat bagus untuk membantu membakar lemak di perut.

  1. Minum banyak air putih

Dengan memulai hari dengan minum segelas air, maka tubuh akan kembali terhidrasi selama kehilangan cairan selama tidur dan membantu meningkatkan metabolisme tubuh.

Sebuah penelitian menunjukkan, 500 ml air mampu mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi saat sarapan sebesar 13 persen. Oleh karena itu, meminum satu hingga dua gelas air putih dinilai sangat efektif untuk membantu menurunkan berat badan. 

  1. Sarapan dengan makanan berprotein tinggi

Sarapan merupakan waktu yang dianggap penting untuk makan. Sarapan tinggi protein dinilai lebih efektif daripada tinggi karbohidrat. Mulailah konsumsi telur, kacang-kacangan, biji chia, dan keju cottage untuk menu sarapan.

Hal tersebut karena makanan tinggi protein dapat membantu mengurangi nafsu makan hingga siang hari sehingga membantu proses penurunan berat badan.

  1. Konsumsi teh hijau

Alihkan minuman ke teh hijau daripada teh biasa atau kopi. Teh hijau memiliki kandungan kaya akan katekin yang dapat membantu mengeluarkan racun berbahaya dan mengurangi lemak tubuh.

  1. Lakukan latihan di rumah

Lakukan sesi olahraga singkat yang difokuskan untuk perut sebelum sarapan. Selain membentuk otot, latihan kardio juga berguna untuk membakar lemak yang tersimpan di perut dan kebugaran secara menyeluruh.

  1. Memilih transportasi umum atau bersepeda ke tempat kerja

Penelitian menunjukkan, seseorang yang berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum memiliki kaitan dengan penurunan berat badan dan penurunan risiko penambahan berat badan.

Seseorang yang aktif bersepeda atau berjalan kaki memiliki indeks massa tubuh atau persentase lemak tubuh yang lebih rendah daripada mereka yang menggunakan transportasi pribadi.

Penulis: Halimatun Zakiah 

Share
Lifestyle
Pendaki Gunung Fuji Musim Panas ini Menurun Setelah Diberlakukan Biaya Masuk

Pendaki Gunung Fuji Musim Panas ini Menurun Setelah Diberlakukan Biaya Masuk

Penyanyi Era 90-an Puput Novel Meninggal Dunia di Usia 50 Tahun

Dunia hiburan tanah air kembali berduka. Artis yang populer di tahun 90-an, Puput Novel, tutup usia pada Minggu sore (8/9) di RS MMC Kuningan.

Aktris Drama Korea, Jo Bo Ah akan Menikah pada Bulan Oktober ini!

Aktis cantik Jo Bo Ah dikabarkan akan menikah dengan kekasihnya yang bukan dari kalangan selebriti

Makna Mendalam Lagu Wake Me Up When September Ends dari Green Day

Setiap kali September tiba, "Wake Me Up When September Ends" menjadi salah satu lagu ikonik di bulan ini. Lagu ini merupakan karya hits milik band punk rock asal Amerika Serikat, Green Day.

Rossa Ajak Ariel NOAH Remake Lagu Nada-Nada Cinta, Ini Alasannya

Tahun ini, Rossa meirilis ulang lagu ini dengan duet Bersama Ariel NOA untuk soundtrack film dokumenternya: All Access To Rossa 25 Shining Years yang dirilis 1 Agustus 2024 lalu.

Berita Terpopuler

Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...

Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Kronologi Suami Artis Jennifer Coppen Meninggal Akibat Kecelakaan...

Kronologi suami Jennifer Coppen yang meninggal karena kecelakaan motor di Bali.

Celine Dion Sulit Kendalikan Ototnya karena Stiff Person Syndrome

Penyanyi asal Kanada, Celine Dion, saat ini tengah berjuang melawan penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) sejak Desember 2022 lalu.