SEAToday.com, Jakarta - Dr. dr. Purwita Wijaya Laksmi, Sp.PD, K.Ger, dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo mengatakan, mengompol bukanlah kondisi kesehatan yang wajar pada orang lanjut usia (lansia).

Melansir ANTARA, mengompol pada lansia dapat terjadi karena penurunan kesadaran, penyakit demensia yang diderita ataupun lansia yang menderita kencing manis.

Pada lansia laki-laki, mengompol dapat terjadi karena pembesaran kelenjar prostat. Sedangkan pada lansia perempuan, mengompol dapat disebabkan oleh otot panggul yang melemah sehingga kandung kemih mengalami tekanan ketika batuk atau bersin.

"Mengompol atau keluar urine di luar kehendak, tanpa disadari, ini salah dipersepsikan sebagai sesuatu yang wajar (terjadi pada lansia). Padahal, itu kondisi tidak normal," kata Purwita.

"Mengompol tidak bisa dianggap remeh, dilaporkan ketika berobat ke dokter sebagai kondisi kesehatan yang harus dievaluasi pada lansia," tambahnya.

Konsumsi obat tertentu juga bisa membuat lansia mengompol. Selain itu, salah satu faktor lain yang menekan kandungan kemih adalah sembelit.

Purwita menegaskan, mengompol perlu diatasi karena bisa berdampak kepada kualitas hidup lansia. Sebab, mengompol bisa menimbulkan risiko infeksi saluran kemih dan menimbulkan kecemasan setiap kali bersosialisasi.

Lebih lanjut Purwita mengimbau, lansia yang sering mengompol sebaiknya diperiksakan ke dokter untuk pengobatan yang tepat.

Pada kondisi normal, seseorang dapat buang air sekitar empat sampai enam kali sehari. Jika mengalami overactive bladder, seseorang bisa buang air kecil lebih dari delapan kali sehari.

Penulis: Halimatun Zakiah