FDA Setuju Penggunaan Vaksin Flu Semprot Dapat Dilakukan Secara Mandiri

FDA Setuju Penggunaan Vaksin Flu Semprot Dapat Dilakukan Secara Mandiri
Ilustrasi orang sakit flu.

SEAToday.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui penggunaan vaksin flu semprot untuk dapat digunakan secara mandiri di rumah tanpa adanya bantuan penyedia layanan kesehatan.

Dilansir dari Medical Daily, semprotan hidung FluMist yang diproduksi oleh AstraZeneca saat ini telah diperbolehkan untuk digunakan secara mandiri di rumah melihat peningkatan infeksi influenza yang disebabkan oleh subtipe A dan B dari usia 2 hingga 49 tahun.

Sebelumnya, penggunaan vaksin tersebut diperbolehkan berdasarkan resep di lingkungan perawatan kesehatan dari usia 5 hingga 49 tahun pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2007, persetujuan FDA mencakup penggunaan terhadap anak-anak dari usia 2 hingga 5 tahun.

"Persetujuan vaksin influenza pertama hari ini untuk pemberian sendiri atau oleh pengasuh memberikan pilihan baru untuk mendapatkan vaksin influenza musiman yang aman dan efektif yang berpotensi memberikan kenyamanan, fleksibilitas, dan aksesibilitas yang lebih baik bagi individu dan keluarga," kata Dr. Peter Marks, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologis FDA dalam sebuah siaran pers.

Ia juga menyampaikan bahwa vaksinasi yang didapatkan setiap tahunnya merupakan cara terbaik untuk mencegah influenza bagi masyarakat. 

"Mendapatkan vaksinasi setiap tahun adalah cara terbaik untuk mencegah influenza, yang menyebabkan penyakit pada sebagian besar populasi AS setiap tahun dan dapat mengakibatkan komplikasi serius, termasuk rawat inap dan kematian. Persetujuan ini menambah pilihan lain untuk vaksinasi terhadap penyakit influenza dan menunjukkan komitmen FDA untuk memajukan kesehatan masyarakat," kata Dr. Marks.

Seperti yang dapat diketahui, influenza merupakan salah satu virus yang dapat menyerang orang dari segala usia dan dapat menimbulkan gejala-gejala seperti nyeri tubuh, batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, dan hidung tersumbat atau berair.

Meskipun banyak pula orang yang sembuh dalam beberapa hari kemudian, flu tersebut akan menimbulkan risiko yang cukup serius terutama pada kelompok rentan seperti lansia, anak kecil, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis. Namun yang lebih parahnya, flu tersebut dapat menyerang individu yang berisiko tinggi seperti komplikasi dapat meningkat hingga berpotensi menyebabkan rawat inap atau bahkan kematian. 

Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat dari tahun 2010 hingga 2023, flu tersebut telah menyebabkan 9,3 juta hingga 41 juta orang sakit, 100.000 hingga 710.000 rawat inap, dan 4.900 hingga 51.000 kematian di setiap tahunnya. Hal tersebut membuktikan bahwa penanganan seperti vaksinasi flu merupakan cara yang tepat untuk mengurangi risiko infeksi yang semakin parah.

Di sisi lain, FluMist mengandung bentuk strain virus influenza hidup yang dilemahkan yang diberikan dalam bentuk semprotan hidung. Meskipun adanya persetujuan dalam penggunaan di rumah, namun pemberian di tempat pelayanan kesehatan seperti apotek, resep dokter juga masih sangat dibutuhkan untuk mendapatkan FluMist.

Sementara, FDA menyampaikan adanya efek samping yang paling umum dari FluMist yaitu munculnya demam lebih dari 100 derajat Fahrenheit pada anak-anak usia 2-6 tahun, pilek dan hidung tersumbat pada individu usia 2-49 tahun, dan sakit tenggorokan pada orang dewasa.

"Meningkatkan akses terhadap vaksin merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan angka imunisasi. Saya mengantisipasi para orang tua dan dokter anak akan memiliki banyak pertanyaan tentang pemberian vaksin flu intranasal secara mandiri. AAP dan COID berharap dapat meninjau data tentang produk ini dan mempertimbangkannya saat kami mengembangkan rekomendasi vaksin influenza tahunan di musim semi," kata Dr. Kristina A. Bryant, anggota Komite AAP untuk Penyakit Menular (COID) dan penulis utama pernyataan kebijakan flu AAP dan laporan teknis dalam siaran pers.

Penulis: Hepy Marshanda