• Sabtu, 23 November 2024

Sambut Hari Wayang Nasional, Kenali 5 Jenis Wayang Populer di Indonesia

Sambut Hari Wayang Nasional, Kenali 5 Jenis Wayang Populer di Indonesia
Ilustrasi - Jenis Wayang yang Populer di Indonesia. (dok: Kemenparekraf)

SEAToday.com, Jakarta - Hari Wayang Nasional akan diperingati pada 7 November. Hari Wayang Nasional pertama kali ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2018 tanggal 17 Desember 2018 yang ditandatangani oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo.

Dilansir dari laman Kemenparekraf, wayang sudah ada di Indonesia sejak puluhan abad silam. Kata “wayang” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “bayangan”.

Jika dilihat secara filsafat, wayang kerap diartikan sebagai bayangan atau cerminan sifat-sifat manusia, mulai dari sifat murka, serakah, pelit, bijak, dan banyak lagi.

Konon, cerita dan penampilan wayang menjadi alat komunikasi, pendidikan, maupun magis-religius (mitos tradisional) yang dipercaya masyarakat pada zamannya. 

Wayang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO sejak 2003.

Terdapat banyak jenis wayang yang bisa ditemukan di Indonesia. Bahkan, setiap jenis wayang di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing. 

Contohnya wayang kulit yang terbuat dari kulit sapi, kerbau, atau kambing. Biasanya, wayang kulit kerap menjadi bagian dari upacara adat. Kemudian ada wayang beber yang menjadi salah satu jenis wayang tertua di Indonesia. 

Berikut ini adalah jenis-jenis wayang yang populer di Indonesia.

Wayang Kulit

Wayang kulit merupakan seni wayang yang terbuat dari lembaran kulit kerbau yang telah dikeringkan. Namun, wayang kulit ini juga bisa terbuat dari kulit sapi atau kambing.

Lengan dan kaki wayang kulit ini dapat digerakkan. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan.

Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir.

Terdapat berbagai jenis wayang kulit yang tersebar di Indonesia, dengan ciri khas masing-masing. Wayang kulit Jawa umumnya ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur mengangkat cerita Ramayana dan Mahabharata.

Sementara itu, wayang kulit Sunda cenderung mengutamakan cerita dan mitologi lokal, seperti kisah Sangkuriang.

Wayang kulit ini diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity, atau karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi serta warisan budaya yang indah dan berharga pada 2003.

Wayang Golek

Wayang golek adalah wayang yang terbuat dari boneka kayu dan dimainkan dengan cara dipasang pada tongkat. Kayu yang menjadi bahan dasar wayang tersebut diukir, dibentuk, dan dilukis hingga menyerupai tokoh pewayangan.

Bagian kepala, badan, dan lengan wayang golek dihubungkan oleh sebatang kayu kecil bulat yang biasa disebut sebagai tuding atau gagang.

Terdapat 2 macam wayang golek, yaitu wayang golek papak cepak dan wayang golek purwa. Wayang golek yang banyak dikenal orang adalah wayang golek purwa. 

Tokoh yang wayang golek yang sudah tidak asing bagi masyarakat adalah cepot.

Wayang Orang

Wayang orang atau wayang wong dalam bahasa Jawa adalah pertunjukan wayang yang melibatkan aktor manusia, bukan boneka seperti halnya wayang kulit atau wayang golek.

Jenis wayang ini adalah sebuah drama tari yang diperagakan oleh manusia berkostum untuk memerankan tokoh-tokoh yang didasarkan pada kisah-kisah wayang tradisional.

Awalnya, wayang wong dipertunjukkan sebagai hiburan para bangsawan, namun kini menyebar menjadi bentuk kesenian populer.

Dalam pertunjukan Wayang Orang, fungsi dalang yang merupakan sutradara tidak seluas seperti Wayang Kulit, dalang hanya bertindak sebagai perpindahan adegan.

Dalam penyelenggaraan suatu pentas wayang orang secara lengkap diperlukan 35 orang. Mereka terbagi menjadi 20 orang pemain (pria dan wanita), 12 orang penabuh gamelan yang merangkap wiraswara, 2 orang sebagai waranggana, dan 1 orang sebagai dalang.

 

Wayang Beber

Wayang beber merupakan wayang tertua di Indonesia yang terbuat dari kulit. Wayang ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Jenggala pada tahun 1223 M dalam bentuk lukisan di daun siwalan atau lontar.

Dilansir dari laman Vokasi Kemendikbud, penamaan beber berasal dari cara memainkannya yakni dengan membentangkan layar atau kertas berupa gambar.

Mengutip laman Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, dinamakan wayang beber karena berupa lembaran (Beberan) yang dibentuk menjadi tokoh-tokoh dalam cerita wayang.

Dalam pertunjukan ini, wayang berbentuk lembaran gambar dinarasikan oleh seorang dalang. Wayang ini akan menceritakan lakon yang tertera pada gambar.

Saat ini, wayang beber tertua terletak di daerah Pacitan, Jawa Timur dan Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wayang Suket

Wayang suket adalah jenis wayang dengan bahan dasar rumput-rumput yang dirangkai hingga menyerupai tokoh pewayangan. Jenis rumput yang biasanya dijadikan bahan dasar pembuatan wayang suket adalah rumput kasuran.

Wayang ini memiliki bentuk yang sederhana dan biasanya hanya digunakan sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa.

Terdapat empat teknik dalam proses pembuatan wayang ini, yakni anyaman sarang lebah, anyaman gedheg untuk bagian tangan, anyaman kalabangan untuk bagian kepala, dan anyaman tikaran untuk kail bagian belakang kepala.

Share
Berita Terpopuler

Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...

Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Sejarah Blok M: Perjalanan Panjang Hadirkan Pusat Nongkrong Anak...

popularitas Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda lintas generasi tak dibangun dalam waktu singkat. Ada jejak penjajah Belanda dan Ali Sadikin di dalamnya.

Penyanyi Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia

Penyanyi era 70-an Dina Mariana meninggal dunia pada Minggu, 3 November 2024. Dina mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.

Kisah Hidup Pesulap Pak Tarno: Pernah Sukses, Kini Stroke dan Jad...

Kisah hidup pesulap Pak Tarno yang menyedihkan, kini stroke dan jualan mainan anak.

LOCAL PALETTE
BEGINI CARANYA PERGI KE SUKU PEDALAMAN MENTAWAI - PART 1