Jelang MotoGP Mandalika, 1.400 Kamar Hotel di Mataram Sudah Dipesan

Jelang MotoGP Mandalika, 1.400 Kamar Hotel di Mataram Sudah Dipesan
Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika siap menggelar MotoGP Indonesia 2024 (Foto: ANTARA/Akhyar Rosidi)

SEAToday.com, Jakarta - Sebanyak 1.400 kamar hotel di Mataram sudah dipesan oleh tamu-tamu MotoGP Mandalika yang akan berlangsung pada 27-29 September 2024.

"Sebanyak 1.400 kamar itu bahkan sudah dibayar," ujar Sekretaris Asosiasi Hotel Mataram (AHM) Rega Fajar Firdaus dikutip dari ANTARA.

Ia mengatakan jumlah kamar yang sudah dipesan itu khusus dari 35 hotel yang masuk dalam anggota AHM dengan total kamar sebanyak 2.800.

Sementara, sisa kamar hotel yang belum terisi sebanyak 1.400 kamar atau 50 persen dari total kamar yang disiapkan anggota AHM.

"Kondisi itu, sama seperti tahun-tahun sebelumnya dan biasanya kamar hotel akan penuh pada H-2 pelaksanaan. Biasanya tamu memesan 'last minute'," katanya.

Kondisi ini pun kadang dimanfaatkan oleh para calo untuk menjual kamar hotel dengan harga tinggi atau di luar ketentuan.

Padahal berdasarkan Peraturan Gubernur NTB Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi, tarif hotel di Kota Mataram maksimal dinaikkan dua kali lipat karena berada pada zona dua penyangga MotoGP.

Ditetapkan dalam regulasi tersebut bahwa batas atas tarif hotel maupun penginapan di gelaran MotoGP yang ditetapkan sesuaikan dengan zonasi, yaitu pada zona 1 untuk hotel di Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) Mandalika, Lombok Tengah boleh menaikkan tarif tiga kali lipat dari harga biasa.

Sementara zona 2 untuk hotel di kawasan Kota Mataram kenaikan tarif sebesar 2 kali dari harga biasa, dan zona 3 untuk hotel di kawasan Senggigi Lombok Barat dan Gili Lombok Utara dengan kenaikan tarif 1 kali dari harga biasa.

Namun, Rega mengatakan saat ini dari hotel kenaikan paling tinggi yaitu 50 persen sehingga jika terjadi kenaikan signifikan, biasanya dijual oleh agen biro perjalanan pariwisata dari tangan pertama, sampai tangan kedua, ketiga, bahkan seterusnya sehingga harga hotel cenderung tinggi.

"Sementara harga hotel yang kami berikan sudah sesuai ketentuan, tapi tatkala di agen itu di luar kendali kami," katanya.

Pihaknya pun berharap ke depan pemerintah daerah juga bisa membuat regulasi terkait dengan keberadaan agen pariwisata sehingga para tamu tidak enggan menginap di Mataram.