LIFESTYLE
Catat, Daftar Bahan dan Sampah yang Boleh dan Tidak Boleh Dibuat Kompos

Ilustrasi kompos, mengompos (Photo by Lenka Dzurendova on Unsplash)
SEAToday.com, Jakarta - Mengompos jadi salah satu cara untuk mendaur ulang sisa-sisa makanan. Ini adalah proses penguraian bahan organik, seperti daun dan sisa makanan, menjadi tanah.
Mengompos memiliki beragam manfaat, mulai dari menyuburkan tanah di kebun, meningkatkan retensi air, hingga mencegah erosi tanah.
Dilansir dari Healthline, kompos adalah jenis bahan organik yang dapat ditambahkan ke tanah untuk membantu pertumbuhan tanaman. Untuk mengompos, beberapa bahan alami dapat dikumpulkan, seperti sisa makanan, daun-daunan, dan sampah organik di pekarangan, dan membiarkannya membusuk seiring berjalannya waktu.
Lantas, apa saja manfaat lain dari mengompos?
- Pengurangan limbah. Pengomposan memungkinkan Anda untuk mendaur ulang sisa-sisa makanan di dapur dan bukannya membuangnya, sehingga mengurangi limbah makanan dan membantu meminimalkan dampak lingkungan.
- Pengayaan tanah. Kompos membantu tanah mempertahankan lebih banyak kelembapan dan nutrisi. Kompos juga mencegah erosi dengan memecah tanah yang dipadatkan.
- Mengurangi kebutuhan pupuk sintetis. Tidak seperti pupuk sintetis lainnya, kompos bebas dari bahan kimia berbahaya dan menambahkan bahan organik ke dalam tanah Anda.
Apa saja yang bisa dikompos?
- Kulit dan sisa-sisa buah dan sayuran
- Buah dan sayuran busuk
- Ampas kopi dan saringan kertas
- Daun teh
- Kulit telur
- Kulit kacang (selain kenari)
- Rambut dan bulu
- Kertas, kardus, dan sobekan koran
- Tisu toilet yang sudah tidak terpakai
- Potongan rumput
- Daun
- Bunga
- Serbuk gergaji
- Serpihan kayu
Apa yang tidak boleh dikompos?
Tidak semua sampah dari dapur atau halaman rumah Anda harus dijadikan kompos. Faktanya, beberapa barang dapat menarik hama dan hewan pengerat, sementara yang lain mengandung senyawa berbahaya.
Berikut adalah beberapa barang yang sebaiknya Anda hindari untuk dikomposkan:
- Kotoran hewan peliharaan, seperti feses atau kotoran: mungkin mengandung bakteri atau parasit berbahaya
- Tulang atau sisa-sisa daging, ikan, dan unggas: menimbulkan bau dan mengundang hama
- Produk susu: menghasilkan bau dan menarik hama
- Daun atau ranting dari pohon kenari hitam: melepaskan senyawa yang beracun bagi tanaman
- Kacang kenari: melepaskan senyawa yang beracun bagi tanaman
- Abu batu bara atau arang: mengandung senyawa yang dapat membahayakan tanaman
- Potongan kayu besar: mungkin membutuhkan waktu lama untuk terurai
- Lemak, minyak goreng, dan minyak: menghasilkan bau dan menarik hama
- Potongan rumput yang diberi pestisida: dapat membunuh mikroorganisme yang dibutuhkan untuk proses pengomposan
- Biji kopi: sebagian besar mengandung plastik dan tidak terurai secara alami
- Makanan yang dipanggang: dapat menarik hama dan meningkatkan pertumbuhan bakteri berbahaya