LIFESTYLE
Fakta Unik: Mengapa Tahun Baru Dimulai 1 Januari?

SEAToday.com, Jakarta - Seluruh penjuru dunia merayakan Tahun Baru yang dimulai pada 1 januari. Lantas, mengapa Januari menjadi awal dari Tahun Baru?
Dilansir dari News18, untuk sampai pada kalender modern dan dimulai pada 1 Januari bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut dikarenakan butuh waktu hampir seabad sebelum kekaisaran dan peradaban berdebat dan melakukan peningkatan hingga akhirnya sampai pada kalender yang sama.
Ini semua berkat Julius Caesar dan Paus Gregorius XIII atas intervensi revolusioner mereka.
Mengapa Tahun Baru dimulai 1 Januari?
Pertama kali 1 Januari dianggap sebagai awal tahun baru adalah pada tahun 45 Sebelum Masehi (SM). Kalender Romawi sebelum itu dimulai pada Maret dan terdiri dari 355 hari. Bulan tambahan 27 hari atau 28 hari terkadang ditambahkan antara bulan Februari dan Maret.
Namun, diktator Romawi Julius Caesar yang mereformasi kalender tersebut setelah berkuasa pada akhir abad pertama sebelum Masehi. Walau kalender Julian menjadi populer, sebagian besar wilayah Eropa tidak menerimanya hingga pertengahan abad ke-16 Masehi.
Seperti apakah Kalender Awal?
Kalender paling awal yang diketahui dibuat oleh Romulus, pendiri kota Roma pada abad ke-8 SM. Kalender ini dimulai pada bulan Maret (Martius) dan hanya berjalan selama 304 hari atau 10 bulan dengan periode musim dingin yang tidak ditentukan, menurut Time.
Pada abad ke-7 SM, raja kedua Roma, Numa Pompilius, yang berkuasa setahun kemudian, menjadikannya tahun dengan 12 bulan dengan menambahkan bulan Januarius dan Februarius. Kalender ini membagi tahun secara tidak merata menjadi 12 bulan dan mengikuti siklus bulan.
Reformasi Julius Caesar
Ketika Julius Caesar berkuasa pada 46 SM, ia berusaha mereformasi kalender dengan menerima saran dari ahli astronomi dan matematika Sosigenus.
Sosigenus menyarankan untuk tidak lagi menggunakan siklus bulan dan mengikuti matahari, seperti yang dilakukan oleh bangsa Mesir. Pada 45 SM, kalender Julian yang baru diciptakan dan satu tahun dihitung dengan 365 dan seperempat hari. Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 46 SM sehingga tahun baru pada tahun 45 SM dapat dimulai pada tanggal 1 Januari.
Tanggal 1 Januari dipilih untuk menghormati Dewa Permulaan Romawi, Janus, yang diyakini memiliki dua wajah, satu wajah melihat ke masa lalu dan satu lagi ke masa depan, menurut sebuah laporan The Indian Express. Hal ini juga memperkenalkan satu hari ekstra setiap empat tahun, yang sekarang kita kenal sebagai tahun kabisat.
Namun, dengan penyebaran agama Kristen, perayaan Dewa Romawi dipandang sebagai ritual pagan di banyak bagian Eropa. Para pemimpin Kristen Eropa Abad Pertengahan berusaha untuk merayakan awal tahun baru pada hari yang lebih bermakna secara religius, seperti 25 Desember, hari Natal atau 25 Maret, sebagai bagian dari hari raya Kabar Sukacita.