SEAToday.com, Jakarta-Mengelola sampah rumah tangga menjadi salah satu cara jitu untuk menekan timbulan sampah. Langkah ini juga wujud dari penerapan gaya hidup berkelanjutan dan menjaga Bumi lebih hijau.

Lantas, apa saja cara untuk mengelola sampah rumah tangga untuk mengurangi sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)? Yuk, simak rangkumannya seperti dikutip dari berbagai sumber berikut ini.

1. Memilah sampah

Pemilahan sampah dapat dibagi tiga, yakni organik, anorganik yang bisa didaur ulang atau memiliki nilai, dan residu atau yang tak dapat dikompos. Untuk sampah anorganik yang bernilai jual dan bisa didaur ulang, Anda dapat menyalurkannya ke bank sampah hingga pengepul sampah.

2. Daur ulang sampah

Dikutip dari laman Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, mendaur ulang sampah yang ada di rumah tangga menjadi salah satu cara jitu untuk mengelola sampah rumah tangga. Sebut saja mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos yang diperlukan oleh tanaman.

Untuk jenis sampah rumah tangga jenis non-organik, dapat dikelola dengan cara reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih memiliki nilai guna untuk fungsi yang sama atau bahkan fungsi yang lainnya. Contoh, menggunakan botol bekas untuk tempat gula atau bumbu dapur lainnya.

Reduce mengurangi penggunaan barang sekali pakai yang kemudian langsung buang. Sedangkan recycle adalah mendaur ulang sampah menjadi barang-barang yang mempunyai nilai guna atau bahkan nilai jual.

3. Daur ulang limbah cair

Sampah yang dihasilkan rumah tangga bukan hanya limbah padat, tetapi juga limbah cair juga yang dihasilkan dari kamar mandi, dan dapur tetapi tidak termasuk kloset atau buangan.

Limbah cair tersebut bisa diolah kembali menjadi air bersih dan bisa di gunakan untuk kepentingan lain selain memasak, misal menyiram kloset, menyiram tanaman, mencuci kendaraan dan lain-lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat saluran pengolahan limbah cair kamar mandi dan dapur kemudian dialirkan ke sumur resapan.

4. Metode lubang biopori

Dilansir dari laman Waste4Change, sisa potongan sayur, kulit buah, sisa makanan dan sebagainya dihasilkan oleh tiap rumah tangga dan sayangnya belum banyak rumah tangga yang dapat mengolah jenis sampah tersebut dengan metode pengelolaan sampah kompos.

Salah satu metode pengelolaan sampah dengan mengompos adalah menggunakan metode lubang biopori. Dengan lahan secukupnya seperti kedalaman lubang sekitar 100 cm serta diameter 10 cm, lubang biopori ini dapat menjadi tempat untuk membuang sampah organik apapun sekaligus daerah resapan air.

5. Membuat eco enzyme

Sampah organik yang dibiarkan tertumpuk, dapat menyebabkan bau, mengundang hewan pengerat pembawa penyakit, dan juga tak sedap dipandang mata. Sampah organik dari kulit buah, bisa dimanfaatkan menjadi eco enzyme, cairan alami yang bisa digunakan sebagai pembersih dan juga disinfektan.

6. Pakai tas kain dan wadah yang bisa dipakai kembali untuk belanja

Menggunakan tas kain dan wadah yang bisa dipakai kembali untuk berbelanja berarti kita tidak membutuhkan kantong plastik untuk membawa barang belanjaan. Langkah ini dapat mengurangi produksi sampah rumah tangga berupa sampah plastik.