LIFESTYLE
Dua Lipa Siap Terima Risiko Usai Suarakan Dukungan untuk Palestina dan Kritik Israel

SEAToday.com, Jakarta-Bintang pop Dua Lipa mengatakan bahwa ia bersedia mengambil risiko untuk mendapatkan reaksi keras atas pernyataan politiknya setelah baru-baru ini menggambarkan operasi militer di Gaza sebagai "genosida Israel."
Dilansir dari The Guardian, dalam sebuah wawancara dengan Radio Times, penyanyi berusia 28 tahun ini mengatakan bahwa ia berulang kali mengecek sebelum membuat pernyataan. Ia melakukannya jika ia merasa hal itu demi "kebaikan yang lebih besar" dan sepadan dengan risikonya.
Peraih penghargaan Grammy bulan lalu mengunggah ulang sebuah gambar dari kelompok Artists4Ceasefire, bersama dengan tagar #AllEyesOnRafah, yang menjadi tren pada hari-hari setelah pengeboman Israel di Gaza.
Ia menulis, "Membakar anak-anak hidup-hidup tidak dapat dibenarkan. Seluruh dunia sedang bergerak untuk menghentikan genosida Israel. Tolong tunjukkan solidaritas Anda terhadap Gaza."
Baru-baru ini, ia menjadi referensi dalam sebuah lagu rap yang dinyanyikan oleh Israel yang menyerukan kekerasan terhadap tokoh-tokoh masyarakat yang telah menyatakan pandangan pro-Palestina.
Lipa mengatakan kepada Radio Times: "Ketika saya berbicara tentang hal-hal yang bersifat politis, saya mengecek ulang, mengecek ulang diri saya sendiri: 'Oke, ini tentang sesuatu yang jauh lebih besar daripada saya, dan ini penting - dan itulah satu-satunya alasan saya mempostingnya. Itulah satu-satunya penghiburan saya dalam melakukan hal tersebut.
"Itu akan selalu mendapat reaksi dan pendapat orang lain, jadi ini adalah keputusan besar. Saya menyeimbangkannya, karena pada akhirnya saya merasa ini demi kebaikan yang lebih besar, jadi saya bersedia [menerima pukulan itu]."
Dua Lipa mengatakan kepada Radio Times, "Ketika saya berbicara tentang hal-hal yang bersifat politis, saya mengecek ulang, mengecek ulang diri saya sendiri: 'Oke, ini tentang sesuatu yang jauh lebih besar daripada saya, dan ini penting - dan itulah satu-satunya alasan saya mengunggahnya. Itulah satu-satunya penghiburan saya dalam melakukan hal tersebut."
"Selalu ada reaksi dan pendapat dari orang lain, jadi ini adalah keputusan besar. Saya menyeimbangkannya, karena pada akhirnya saya merasa ini demi kebaikan yang lebih besar, jadi saya bersedia (menerima reaksi keras itu)," lanjutnya.
Lipa, yang lahir di London dari orangtua Kosovo-Albania, menyatakan bahwa latar belakangnya memengaruhi sikap politiknya yang terbuka. "(Berbicara adalah) kecenderungan alamiah bagi saya, mengingat latar belakang dan warisan leluhur saya, dan bahwa keberadaan saya agak politis - ini bukan sesuatu yang aneh bagi saya untuk merasa dekat," katanya.