• Senin, 11 November 2024

Kondisi Gunung Everest Imbas Perubahan Iklim, Munculnya Jenazah Pendaki hingga Tumpukan Sampah

Kondisi Gunung Everest Imbas Perubahan Iklim, Munculnya Jenazah Pendaki hingga Tumpukan Sampah
Ilustrasi Gunung Everest, Nepal (Photo by Jean Woloszczyk on Unsplash)

SEAToday.com, Kathmandu - Pesona Gunung Everest telah memikat banyak pendaki dari seantero jagat. Namun, keindahan gunung tertinggi di dunia ini terus dibayangi dengan dampak perubahan iklim hingga tumpukan sampah.

Dilansir dari AFP, pada 27 Juni 2024, lima mayat beku yang belum diketahui namanya berhasil diambil - termasuk satu mayat yang hanya tinggal tulang belulang - sebagai bagian dari kampanye pembersihan gunung Nepal di Everest dan puncak-puncak yang berdekatan, Lhotse dan Nuptse.

Tim penyelamat membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengikis es dengan kapak, dan tim terkadang menggunakan air mendidih untuk melepaskan cengkeraman es yang membeku.

"Karena efek pemanasan global, (mayat dan sampah) menjadi lebih terlihat saat lapisan salju menipis," kata Aditya Karki, seorang mayor di angkatan darat Nepal, yang memimpin tim yang terdiri dari 12 personel militer dan 18 pendaki.

Kamp tertinggi di Everest dipenuhi dengan sampah. Menurut seorang Sherpa yang memimpin sebuah tim yang membersihkan sampah dan menggali mayat-mayat yang membeku selama bertahun-tahun di dekat puncak Everest, akan dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membersihkannya.

Dilansir dari laman AP, tim yang terdiri dari tentara dan Sherpa yang didanai oleh pemerintah Nepal telah menyingkirkan 11 ton sampah, empat mayat dan sebuah kerangka dari Everest selama musim pendakian tahun ini.

Ang Babu Sherpa, yang memimpin tim Sherpa, mengatakan bahwa mungkin ada sekitar 40--50 ton sampah yang masih berada di South Col, kamp terakhir sebelum para pendaki melakukan upaya mereka untuk mencapai puncak.

"Sampah yang tertinggal di sana sebagian besar berupa tenda-tenda tua, beberapa kemasan makanan dan tabung gas, botol oksigen, kemasan tenda, dan tali yang digunakan untuk mendaki dan mengikat tenda," katanya, seraya menambahkan bahwa sampah-sampah tersebut berlapis-lapis dan membeku di ketinggian 8.000 meter tempat kamp South Col berada.

Sejak puncak ini pertama kali ditaklukkan pada 1953, ribuan pendaki telah mendakinya dan banyak yang meninggalkan lebih dari sekadar jejak kaki mereka.

Dalam beberapa tahun terakhir, peraturan pemerintah yang mewajibkan para pendaki untuk membawa kembali sampah mereka atau kehilangan deposito mereka, serta meningkatnya kesadaran para pendaki tentang lingkungan, telah secara signifikan mengurangi jumlah sampah yang ditinggalkan. Namun, hal itu tidak terjadi pada beberapa dekade sebelumnya.

"Sebagian besar sampah berasal dari ekspedisi sebelumnya," kata Ang Babu.

Para Sherpa dalam tim mengumpulkan sampah dan jenazah dari daerah dataran tinggi, sementara para prajurit bekerja di dataran yang lebih rendah dan di area base camp berminggu-minggu selama musim pendakian musim semi yang populer, ketika kondisi cuaca lebih mendukung.

Ang Babu mengatakan bahwa cuaca merupakan tantangan besar bagi pekerjaan mereka di daerah South Col, di mana tingkat oksigen sekitar sepertiga dari jumlah normal, angin dapat dengan cepat berubah menjadi badai salju dan suhu turun drastis.

"Kami harus menunggu cuaca yang baik ketika matahari akan mencairkan lapisan es. Tetapi menunggu lama dalam kondisi dan situasi seperti itu tidak memungkinkan," katanya. "Sulit untuk bertahan lama dengan tingkat oksigen yang sangat rendah."

Share
Lifestyle
5 Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Gunung Fuji saat Musim Dingin

5 Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Gunung Fuji saat Musim Dingin

Konser Dua Lipa Batal, Ini Cara Refund Tiketnya

Berikut adalah cara refund tiket konser Dua Lipa bertajuk "Radical Optimism in Jakarta" yang batal digelar.

Tiket Masuk Museum Nasional Hanya Rp1.000 di Hari Pahlawan

Tiket masuk Museum Nasional Indonesia, Jakarta hanya Rp1.000 untuk semua kategori pada Hari Pahlawan 10 November.

Spot Terbaik untuk Melihat Gunung Fuji di Jepang

Gunung Fuji merupakan tertinggi di Jepang yang menawarkan pemandangan menakjubkan. Berikut merupakan spot terbaik melihat Gunung Fuji.

KAI Telah Membuka Pemesanan Tiket Libur Natal & Tahun Baru

Tiket kereta api (KA) untuk libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 sudah bisa dipesan oleh masyarakat.

Berita Terpopuler

Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...

Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Sejarah Blok M: Perjalanan Panjang Hadirkan Pusat Nongkrong Anak...

popularitas Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda lintas generasi tak dibangun dalam waktu singkat. Ada jejak penjajah Belanda dan Ali Sadikin di dalamnya.

Penyanyi Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia

Penyanyi era 70-an Dina Mariana meninggal dunia pada Minggu, 3 November 2024. Dina mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.

Kisah Hidup Pesulap Pak Tarno: Pernah Sukses, Kini Stroke dan Jad...

Kisah hidup pesulap Pak Tarno yang menyedihkan, kini stroke dan jualan mainan anak.