Sosok Nadya Hutagalung, dari VJ MTV hingga Aktivis Lingkungan

SEAToday.com, Jakarta - Nadya Hutagalung telah malang melintang di dunia televisi, modeling, hingga fesyen 35 tahun lamanya. Generasi era 90-an tentu sangat akrab dengan sosoknya yang kala itu merupakan salah seorang VJ MTV Asia.
Nama Nadya juga mulai melambung setelah menjadi salah satu VJ pertama dari MTV Asia yang mulai mengudara dari Singapura pada 1995. Memanfaatkan pengalaman lebih dari tiga dekade tersebut, perempuan kelahiran 28 Juli 1974 ini dengan mantap menyumbangkan suaranya sebagai seorang aktivis lingkungan.
Juri Asia's Next Top Model ini mencurahkan waktu dan suaranya untuk advokasi lingkungan. Salah satu yang mencuri atensi adalah ketika ia menjadi berita utama dengan membangun salah satu rumah ramah lingkungan pertama di Singapura, sebuah proyek yang dikerjakan selama tiga tahun.
Sederet penghargaan telah dianugerahkan kepada perempuan berdarah Australia-Batak ini lewat dedikasinya pada ragam hal, sebut saja ketika Singapore Innovation Park menganugerahi Nadya dengan SIP Fellow Awards sebagai pengakuan atas prestasinya yang luar biasa sebagai pemimpin perubahan, pemikiran dan aksi, membentuk dunia yang lebih inklusif, hingga berkelanjutan.
Ia juga terpilih sebagai salah satu dari Asia's Leading Trendmakers oleh majalah Asiaweek, bersama Dalai Lama, Michelle Yeoh, dan Chow Yun Fatt, karena kemampuannya yang istimewa untuk menginspirasi. Pada 2012, International Green Awards menominasikan Nadya sebagai "Most Responsible Celebrity" bersama George Clooney, Robert Redford, dan Penelope Cruise.
Pada 2013, Nadya membuat kampanye pengurangan gading gajah yang ditargetkan untuk audiens Asia Tenggara. Aksi ini membawanya menghabiskan waktu satu bulan di Afrika dan Asia untuk mendokumentasikan perdagangan ilegal dan dampaknya.
Kampanye "Let Elephants Be Elephants" telah berhasil menarik lebih dari 8.000 orang untuk mengambil ikrar untuk tidak membeli gading gajah. Atas karyanya dalam kampanye ini dan komitmennya terhadap aktivisme lingkungan, Nadya dianugerahi penghargaan The 9th Annual Infinite Merit Award oleh Senayan City, sebuah penghargaan yang diberikan kepada individu dengan kontribusi yang dianggap membawa kejayaan bagi Indonesia.
Nadya juga bangga menjadi anggota dewan direksi The Green School di Bali, Indonesia yang dianugerahi penghargaan sebagai "Sekolah Terhijau di Dunia" oleh US Green Building Council.
Ia menjadi pembicara utama dalam sesi "The Nature of Crime: The Extent and Impact of Illegal Wildlife Crime" dari World Leaders Dialogue selama Kongres Taman Dunia IUCN di Sydney baru-baru ini. Nadya juga menjabat sebagai Duta Besar Singapura untuk Earth Hour World Wildlife Fund selama enam tahun terakhir, dan kini menjadi duta besar Earth Hour Global sekaligus kampanye Elephant Warrior.
Pada 2015, Nadya diangkat sebagai Duta Besar Great Apes Survival Partnership (GRASP) dan menyampaikan pidato di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa selama perayaan Hari Margasatwa Sedunia pada 3--4 Maret di New York.
Sebagai Duta Besar GRASP kelima yang bergabung dengan Jane Goodall, Richard Leakey, Russell Mittermeier, dan Richard Wrangham, aliansi unik ini menyatukan hampir 100 pemerintah nasional, organisasi konservasi, lembaga penelitian, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan perusahaan swasta yang berkomitmen untuk memastikan kelangsungan hidup simpanse, gorila, orangutan, dan bonobo dalam jangka panjang di Afrika dan Asia.
Pada 2018, Nadya berbicara di 3 panel di World Economic Forum dan membantu Perserikatan Bangsa-Bangsa meluncurkan Prospek Lingkungan Global mereka di Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia juga membuka pekan Sea Of Solutions di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa di Thailand.
Nadya juga tampil di program Wondernesia milik TLC/Discovery Network, tempat ia menjadi tuan rumah bagi tiga influencer media sosial di tanah kelahirannya, Indonesia, dalam tantangan unik untuk membuat vlog perjalanan terbaik yang benar-benar merangkum hati dan jiwa Wonderful Indonesia.
Sebagai Duta Besar PBB untuk Lingkungan Hidup pada 2017, Nadya bergabung dengan Kepala Lingkungan Hidup PBB, Erik Solheim dan aktor Adrian Grenier dalam meluncurkan kampanye global #cleanseas untuk menghilangkan sumber utama sampah laut dengan mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan pengurangan plastik.
Pada 2019, Nadya meluncurkan kampanye bekerja sama dengan Pangaia untuk meningkatkan kesadaran dan penggalangan dana bagi Gajah dan Orangutan Sumatera.
Nadya merasa terhormat untuk bertugas di dewan The Contentment Foundation yang menyediakan praktik yang terbukti secara ilmiah dan berlandaskan filosofi yang mempromosikan iklim sekolah yang aman, penuh kasih, dan sehat.
Pada 2020, Nadya mengalihkan keterampilannya untuk fokus pada mereka yang paling membutuhkan sebagai akibat dari Pandemi COVID-19 dan meluncurkan We The Good yang berfokus pada tiga pilar, Pekerja Migran, Kesejahteraan Mental, dan Individu dan Keluarga yang berisiko. Tahun ini pula, ia juga menjadi tahun di mana Nadya dengan rendah hati bergabung dengan HRH Prince Williams Earthshot Prize yang merupakan penghargaan paling bergengsi untuk lingkungan hidup yang pernah ada.
Artikel Rekomendasi
Rasa Nusantara
5 Makanan Khas Lebaran dari Berbagai Daerah di Indonesia
Berikut makanan khas Lebaran dari berbagai daerah di Indonesia.
Rekomendasi Jajanan Kuliner Terbaik di Indonesia
Berikut rekomendasi jajanan kuliner terbaik Indonesia.
Soda Gembira Masuk Daftar 10 Besar Minuman Asia Tenggara versi Ta...
Dua minuman Indonesia berhasil masuk daftar 10 besar minuman Asia Tenggara (Top 68 Southeast Asian Beverages) versi TasteAtlas.
Fakta Unik Bika Ambon: Kue Khas Medan yang Namanya Bikin Bingung
Bika Ambon adalah salah satu kuliner khas Indonesia yang namanya sering membuat orang penasaran. Akhir-akhir ini, kue Bika Ambon ramai dibahas di media sosial dan menjadi trend yang bikin penasaran.
Trending Topik
Berita Terpopuler
Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...
Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Sejarah Blok M: Perjalanan Panjang Hadirkan Pusat Nongkrong Anak...
popularitas Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda lintas generasi tak dibangun dalam waktu singkat. Ada jejak penjajah Belanda dan Ali Sadikin di dalamnya.
Penyanyi Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia
Penyanyi era 70-an Dina Mariana meninggal dunia pada Minggu, 3 November 2024. Dina mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.