LIFESTYLE
Mengenal Makan Bedulang, Tradisi Bersantap yang Dinikmati Menparekraf di Natura

SEAToday.com, Jakarta - Kekayaan gastronomi Indonesia memang tiada dua. Salah satunya tercermin dari tradisi bersantap bernama makan bedulang di Natuna yang dinikmati oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Menparekraf melanjutkan kunjungan kerjanya ke Natuna, Kepulauan Riau, dengan menikmati kuliner khas Natuna di Desa Wisata Cemaga Tengah, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Sajian yang disantap oleh Menparekraf adalah pacri atau gulai nanas, ikan bakar, sarden tongkol, oseng sayur, aneka lalapan, sambal, serta mie goreng. Penyajian makanannya pun sangat unik, yaitu disajikan melingkar di atas nampan seng dan disantap bersama-sama dengan posisi duduk melingkar yang dikenal dengan istilah setempat sebagai tradisi makan bedulang.
"Hidangannya sangat unik dan menggoda selera. Penyajiannya juga unik dan memberikan pengalaman tersendiri bagi wisatawan," kata Sandiaga usai ikut makan bedulang, dikutip dari laman Kemenparekraf.
Menurut Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, Kardiman, tradisi ini merupakan budaya khas Natuna yang sudah dilaksanakan secara turun temurun.
"Filosofi dari tradisi ini adalah untuk mempererat kebersamaan masyarakat Natuna," kata Kardiman.
Kardiman mengatakan tradisi makan bedulang ini juga diminati oleh wisatawan mancanegara, terutama wisatawan asal Malaysia.
"Mereka selalu meminta untuk ikut tradisi makan bedulang, mereka bilang tradisi ini mengingatkan mereka akan suasana kampung halaman," katanya.
Ia juga berharap kunjungan Menparekraf Sandiaga ke Cemaga Tengah ini akan semakin mempromosikan tradisi unik di wilayahnya khususnya Desa Wisata Cemaga Tengah yang telah terpilih sebagai salah satu dari 50 desa wisata terbaik ADWI 2024. Kunjungan yang merupakan bagian dari program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 itu juga diharapkan semakin mempopulerkan Desa Wisata Cemaga Tengah yang berjarak sekitar 24 kilometer dari Bandara Raden Sadjad ini.
Melihat keunikan tradisi makan bedulang dan keindahan pantai di Desa Wisata Cemaga Tengah dan Natuna, Menparekraf menilai potensi ini patut dikembangkan.
Ia sangat menikmati hidangan khas Natuna yang disajikan di atas bedulang, wadah tradisional yang terbuat dari kayu. Dalam suasana hangat dan akrab, Sandiaga mengajak serta istri Nur Asia Uno untuk turut mencicipi hidangan laut segar seperti ikan bakar bumbu Natuna, cumi saus pedas, serta aneka hidangan darat yang kaya rempah.
Secara harfiah, makan bedulang berarti makan menggunakan dulang, yaitu nampan besar berbentuk bundar yang terbuat dari kayu, tembaga, atau seng. Tradisi makan bedulang diperkirakan muncul seiring perkembangan budaya Melayu (Islam) yang kemudian menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Natuna.
Makan bedulang tidak hanya sebagai sarana komunikasi antar anggota keluarga, tetapi juga menjadi wadah pendidikan etika secara tidak langsung. Dalam acara-acara khusus seperti syukuran kelahiran, sunatan, pernikahan, atau upacara adat lainnya, makan bedulang menjadi salah satu rangkaian acara untuk menjamu tamu sekaligus mempererat tali silaturahmi dan memperkuat ikatan sosial.
Keunikan makan bedulang tidak hanya terletak pada cara makannya, tetapi juga pada hidangan yang disajikan. Ini juga menjadi cara bagi masyarakat Natuna untuk melestarikan warisan budaya leluhur juga memperkuat identitas mereka sebagai bagian dari masyarakat Melayu.