• Jumat, 20 September 2024

Keindahan Wastra Nusantara Tersuguh Apik dalam Balutan Kolaborasi di JF3 Fashion Festival 2024

Keindahan Wastra Nusantara Tersuguh Apik dalam Balutan Kolaborasi di JF3 Fashion Festival 2024
TANGAN Prive, duet desainer Zico Halim dan Margaretha Novianty, mempresentasikan koleksinya pada parade hari kedua JF3 Fashion Festival 2024 Jumat (26/7/2024) di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading. (dok JF3)

SEAToday.com, Jakarta - Festival mode JF3 2024 telah digelar pada 18--28 Juli 2024 di Summarecon Mall Kelapa Gading dan 26 Juli--4 Agustus 2024 di Summarecon Mall Serpong. Gelaran ini menyuguhkan sederet karya juga kaloborasi, sebut saja Summarecon Group dan Cita Tenun Indonesia yang mempersembahkan tajuk presentasi Jalinan Lungsi Pakan di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta, sebagai bentuk kepedulian pada wastra Tenun.

Cita Tenun Indonesia mengangkat beragam jenis Tenun dengan teknik pembuatan dan karakteristik berbeda. Desainer mode Andreas Odang, Eridani, Hian Tjen, Sherlyta Puspa Lestari serta Zico Halim dan Margaretha Novianty dari label Tangan Privé ditunjuk untuk memaparkan tafsiran partikular akan keindahan karakteristik kain Tenun tersebut dalam wujud busana modern.

"Penamaan Jalinan Lungsi Pakan mengacu pada filsafat umum pembuatan kain Tenun, yaitu kegiatan menyelipkan Pakan –benang yang digerakkan secara horizontal, terhadap Lungsi – yaitu benang diam yang terbentang vertikal pada alat Tenun," tutur Sjamsidar Isa, Pengurus Cita Tenun Indonesia yang menjadi project officer pagelaran mode Jalinan Lungsi Pakan sejak tahun 2012.

Ia menambahkan, "Dari teknik dasar tersebut, tercipta beragam jenis Tenun seperti Tenun Datar, Tenun Songket, Tenun Ikat dan Tenun Sobi yang sore ini ditampilkan lewat
interpretasi kontemporer oleh lima desainer dan label mode terpilih."

Inspirasi perspektif bidang geometri terlebur dalam gaya romantis khas Andreas Odang yang berkarya dengan media Tenun Songket Bali di bawah tajuk Rhapsody Geometry. Garis lurus tegas, bangunan minimalis dan sudut-sudut tajam dipadu dengan Tenun Songket bewarna lembut yang mengingatkan kesegaran alam dan kecantikan terasering sawah di Bali.

Secara umum, Rhapsody Geometry melukiskan perempuan yang mencintai Wastra Nusantara dalam sentuhan gaya modern, simple, dan chic lewat potongan lurus dan tegas. Perpaduan warna khas Bali yang festive juga terlihat dalam koleksi ini.

Kemudian, judul dari koleksi Eridani mengacu pada frasa homofon yang memiliki dua makna berbeda. Frasa dengar pertama Mae Muna merujuk pada gabungan kata ‘my Muna’ (Bahasa Inggris) yang berarti Muna (kepunyaan) saya, mengarah pada asal Tenun Sobi yang digunakan dalam koleksi ini: Pulau Muna di Provinsi Sulawesi Tenggara. Frasa dengar kedua Mae Muna mengacu pada ‘maemunah’ atau ‘maimunah’, yaitu kata dalam Bahasa Arab yang memiliki arti ‘perempuan’.

Pergulatan hidup perempuan modern dalam memainkan drama kehidupan multi peran menjadi inspirasi Eridani saat mengerjakan koleksi busana label Eri untuk Jalinan Lungsi Pakan 2024. Selain berperan sebagai ibu dan istri, banyak perempuan dewasa masa kini dituntut untuk bekerja karena berbagai sebab.

Hian Tjen merancang koleksi berjudul Pitarah, yang berarti Nenek Moyang terinspirasi oleh budaya Tenun yang telah mendarah daging pada masyarakat Sambas. Proses pembuatan koleksi ini melibatkan sederet teknik di antaranya draping, fabric cutting, colourwash dan corsetry yang diaplikasikan pada Tenun Lunggi atau Tenun Songket Sambas. Baik dalam ilham rancang maupun penggarapan koleksi Pitarah, Juara favorit Lomba Perancang Mode (LPM) Femina tahun 2007 ini ingin konstruksi modern yang menjadi ciri khasnya dan sisi tradisional dari Tenun Lunggi dapat saling melengkapi.

Koleksi TANGAN Privé yang digarap oleh Zico Halim dan Margaretha Novianty kali ini mengambil inspirasi dari gaya mode perempuan Indonesia tempo dulu dengan sentuhan deskonstruksi dan asimetri yang menjadi khas TANGAN. Dalam proses pembuatan koleksi, Zico Halim dan Margaretha Novianty tetap mempertahankan esensi desain kontemporer yang relevan di masa kini dan pada saat bersamaan, juga memeluk budaya dan tradisi.

Pemenang kompetisi desain mode besutan JF3 dan Cita Tenun Indonesia, Next Young Promising Designer (NYPD) 2019 Sherlyta Puspa Lestari sebagai pemenang memamerkan karya teranyarnya dengan menggunakan Tenun Sabuk Anteng Lombok untuk label garapannya, BySherlyta. Seri boneka Barbie “Around The World” edisi Indonesia dari Sumatera tahun 2007 menjadi inspirasi utama Sherlyta.

IFDC - Kain Negeri

Sejak berdiri pada 1985, Indonesian Fashion Designer Council (IFDC) telah menjadi pilar penting dalam industri mode tanah air. Dengan visi menumbuh kembangkan industri mode Indonesia di berbagai lini, IFDC menaungi para desainer kondang dari berbagai generasi, seperti Sebastian Gunawan, Didi Budiardjo, Mel Ahyar, Ivan Gunawan, Rama Dauhan, dan Wilsen Willim.

Dalam konsistensinya mengusung tema Kain Negeri setiap tahun, IFDC kembali menampilkan inovasi wastra dalam wujud busana kontemporer di panggung mode JF3 2024. Tahun ini, keindahan wastra Indonesia dihidupkan kembali melalui rancangan dari lima desainer muda, yaitu Adeline Esther, Rama Dauhan, Ria Miranda, Wilsen Willim, dan Yosafat Dwi Kurniawan.

● Adeline Esther – Membawakan koleksi “Keong Mas”

Adeline menarasikan cerita rakyat Keong Mas asal Kediri, Jawa Timur, dalam koleksi siap-pakai deluxe
miliknya. Ia mengawinkan keindahan magis Batik Pekalongan dengan siluet modern dan drape, sebuah
reinterpretasi gaya putri Jawa kuno dalam konteks masa kini. Sebagai pelengkap cerita, Adeline berkolaborasi
desainer aksesori legendaris, Rinaldy A. Yunardi, untuk menciptakan clutch bag berbentuk Keong Mas dan
anting-anting unik.

● Rama Dauhan - Membawakan koleksi “Gelora”

Karya busana Rama Dauhan adalah reinterpretasi batik dalam konsep androgyny, terinspirasi dari hasrat para
selir Keraton Surakarta terhadap pemberontakan peran gender dalam tatanan kerajaan. Pada koleksi ini, Ia
berkolaborasi dengan Rumah Batik Cempaka, produsen batik Surakarta yang masih mempertahankan metode
membatik tradisional.

● Ria Miranda – Membawakan koleksi “Tenun Garut”

Koleksi Ria Miranda mempresentasikan kisah cinta Naito, mantan tentara Jepang, kepada tenun Garut. Kisah
cinta yang abadi, meski Naito gugur dalam peperangan, namun rasa kasih sayangnya tertuang dalam warisan
tenun dan sutra Garut yang dibudidayakannya kepada masyarakat sekitar. Siluet modern yang chic, dihiasi
renda dan drapery, merefleksikan filosofi kasih sayang Naito, yang diwujudkan dalam keindahan tenun Garut.

● Wilsen Willim – Membawakan koleksi “Lintas Waktu”

Dalam koleksinya, Wilsen Willim berkolaborasi dengan kolektor dan pemerhati wastra, Chandra Satria, untuk
mengangkat karya Maestro Tenun Sutera, Simon 'Lenan' Setijoko. Terinspirasi dari keahlian Lenan dalam
mengolah kain tenun sutera liar dengan aksen sulam, batik, dan lukisan, Wilsen merancang delapan tampilan karya seni yang dapat dikenakan (wearable art). Meski dikenal dengan busana kontemporer siap pakai, kali ini
ia ingin mengangkat wastra sebagai sebuah karya seni yang memiliki nilai tinggi di mata dunia.

● Yosafat Dwi Kurniawan – Membawakan koleksi “Cantik Manis”

Yosafat mempersembahkan keanggunan kain tradisional asal kampung halamannya dengan sentuhan budaya
global. Teknik batik cap asal Pekalongan dan kemilau benang perak songket berharmoni melukiskan motif
tribal dan bunga sakura. Ia menamakan inovasi motif ini sebagai Sakura Gerjak. 

IFDC membawakan parade show bertajuk “Kain Negeri” pada Jumat, 26 Juli 2024, pukul 16:30. di JF3 Fashion
Festival, La Piazza Fashion Tent Summarecon Mall Kelapa Gading.

Eclectic Artistry by Danny Satriadi

Danny Satriadi berkesempatan untuk bisa berkolaborasi dengan Provinsi Kalimantan Tengah, dimana banyak sekali ragam budaya yang bisa di explore menjadi sebuah koleksi yang unik.

Dengan memperkenalkan Batik Kalimantan Tengah, yang cantik dengan keaneka ragaman warna yang sangat kuat, menjadi inspirasinya dalam membuat koleksi kali ini. Tak lupa juga Danny menambahkan kerajinan tangan berupa anyaman rotan, yang dibuat dengan penuh ketelitian, dan kecermatan hingga menghasilkan sebuah seni anyaman yang bukan saja cantik dan indah dipandang, tetapi juga mengandung nilai nilai budaya yang
penuh akan filosofi. Ditambah dengan kerajinan logam yang indah seolah menambah keanekaragaman dari budaya Kalimantan Tengah.

Hartono Gan 2024 / 2025 collection - The Rhythm of Life (Clothes as your armor)

Pada kesempatan JF3 2024 ini Hartono Gan kembali menghadirkan koleksi busana wanita setelah vakum
sejak 2021 silam dikarenakan Covid. Kali ini Hartono Gan menghadirkan koleksi wanita dan pria secara bersamaan dalam satu panggung yang terdiri dari 59 look, yakni 26 look pria dan 33 look wanita.

Koleksi ini terinspirasi dari romansa kehidupan sehari hari yang realistis. Secara sadar ataupun tidak
fashion adalah bagian dari seni yang memegang peranan sangat penting. Kita sering menyebutnya
sebagai soft power yang sangat kuat. Fashion adalah bahasa yang universal. Seseorang dapat
mendeklarasinya jati dirinya tanpa perlu berbicara atau menulis hanya dengan berpakaian sebagaimana
dia ingin dianggap dan diakui.

Share
Lifestyle
Pendaki Gunung Fuji Musim Panas ini Menurun Setelah Diberlakukan Biaya Masuk

Pendaki Gunung Fuji Musim Panas ini Menurun Setelah Diberlakukan Biaya Masuk

Penyanyi Era 90-an Puput Novel Meninggal Dunia di Usia 50 Tahun

Dunia hiburan tanah air kembali berduka. Artis yang populer di tahun 90-an, Puput Novel, tutup usia pada Minggu sore (8/9) di RS MMC Kuningan.

Aktris Drama Korea, Jo Bo Ah akan Menikah pada Bulan Oktober ini!

Aktis cantik Jo Bo Ah dikabarkan akan menikah dengan kekasihnya yang bukan dari kalangan selebriti

Makna Mendalam Lagu Wake Me Up When September Ends dari Green Day

Setiap kali September tiba, "Wake Me Up When September Ends" menjadi salah satu lagu ikonik di bulan ini. Lagu ini merupakan karya hits milik band punk rock asal Amerika Serikat, Green Day.

Rossa Ajak Ariel NOAH Remake Lagu Nada-Nada Cinta, Ini Alasannya

Tahun ini, Rossa meirilis ulang lagu ini dengan duet Bersama Ariel NOA untuk soundtrack film dokumenternya: All Access To Rossa 25 Shining Years yang dirilis 1 Agustus 2024 lalu.

Berita Terpopuler

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...

Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.

Kronologi Suami Artis Jennifer Coppen Meninggal Akibat Kecelakaan...

Kronologi suami Jennifer Coppen yang meninggal karena kecelakaan motor di Bali.

Celine Dion Sulit Kendalikan Ototnya karena Stiff Person Syndrome

Penyanyi asal Kanada, Celine Dion, saat ini tengah berjuang melawan penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) sejak Desember 2022 lalu.