LIFESTYLE
Mengenal Gereja Puhsarang di Kediri yang Ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional

SEAToday.com, Jakarta - Gereja Puhsarang di Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, secara resmi ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri Eko Priatno menjelaskan bahwa penetapan Gereja Puhsarang sebagai cagar budaya nasional ini adalah merupakan bagian dari upaya yang dimulai sejak 2019.
"Kami diundang oleh Direktorat Perlindungan Kebudayaan Kemendikbudristek terkait penetapan cagar budaya tingkat nasional. Ada tiga lokasi yang menjadi sasaran penetapan sebenarnya, yang pertama Gereja Puhsarang, kedua Terowongan Mitigasi Gunung Kelud, dan ketiga Situs Totok Kerot, namun keputusannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat nasional bidang struktur yakni Gereja Puhsarang," kata Eko Priatno di Kediri, Minggu, 25 Agustus 2024, dilansir Antara.
Dikutip dari laman Disbudpar Prov. Jatim - Bidang Cagar Budaya dan Sejarah, komplek Gereja Katolik Santa Maria Puhsarang adalah bagian dari karya misioner Pastor dari konggregasi Lazaristen sebagai "pos missi" (harapan dari Pastor Wolters), yang diprakarsai oleh Pastor H. Wolters CM. G.
Gereja yang dibangun pada 1936--1937 ini lantas difungsikan sebagai pos misi agama Katolik di Puhsarang, Kediri. Saat ini, Gereja Santa Maria Puhsarang merupakan bagian wilayah Paroki Kota Kediri di wilayah Keusukupan Surabaya.
Arsitek Gereja Katolik Santa Maria Puhsarang adalah Henricus Maclaine Pont yang juga menangani pembangunan Museum Trowulan, Mojokerto. Selama hidupnya Maclaine Pont hanya membangun 17 proyek arsitektur saja (Norbruis, 2022).
Gereja Santa Maria Puhsarang memiliki bentuk arsitektur yang unik serta bahan-bahan bangunannya menggunakan sentuhan lokal dan menggunakan bahan-bahan lokal. Henricus Maclaine Pont juga memasukkan unsur-unsur budaya Jawa, budaya Batak-Karo, dan unsur Hindu-Budha.
Nuansa tersebut dipadukan dan disesuaikan dengan konsep arsitektur bangunan gereja Katolik sehingga menghasilkan bangunan yang unik. Perpaduan keberagaman konsep ruang dan bentuk baik lokal maupun konsep barat (Eropa) tersebut yang menjadikan karya Henricus Maclaine Pont ini merupakan salah satu karya arsitektur besar yang menyimpan arti pentingya unsur-unsur lokal bagi sebuah karya arsitektur.