Kenali Tantrum pada Anak, Begini Cara Menanganinya

Kenali Tantrum pada Anak, Begini Cara Menanganinya
Ilustrasi Tantrum pada Anak (Photo by Jordan Whitt on Unsplash)

SEAToday.com, Jakarta - Tantrum pada anak dapat terjadi dalam kesempatan apapun dan di mana saja. Tantrum dapat berupa ledakan kemarahan, frustrasi, dan perilaku yang tidak teratur, ketika anak "kehilangan kendali."

Beberapa tanda tantrum bisa saja anak berteriak, anggota tubuhnya kaku, punggung melengkung, menendang, terjatuh, hingga memukul-mukul. Dilansir dari laman Raising Children, dalam beberapa kasus, anak yang tantrum juga menahan napas, muntah, memecahkan barang, atau melukai diri sendiri atau orang lain.

Mengapa tantrum terjadi?

Tantrum biasa terjadi pada anak usia 1--3 tahun. Hal ini dikarenakan anak kecil masih berada pada tahap awal perkembangan sosial, emosional dan bahasa.

Mereka tidak selalu dapat mengomunikasikan kebutuhan dan perasaan mereka, termasuk keinginan untuk melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri, sehingga mereka mungkin merasa frustrasi.

Anak sedang belajar bahwa cara mereka berperilaku memengaruhi orang lain. Jadi tantrum adalah salah satu cara anak kecil mengekspresikan dan mengelola perasaan, dan mencoba memahami atau mengubah apa yang terjadi di sekitar mereka.

Anak-anak yang lebih besar juga bisa mengamuk. Ini bisa jadi karena mereka belum belajar cara-cara yang aman untuk mengekspresikan atau mengelola perasaan.

Baik untuk balita maupun anak yang lebih besar, ada beberapa hal yang dapat membuat tantrum lebih mungkin terjadi:

  • Temperamen

Ini memengaruhi seberapa cepat dan kuatnya anak-anak bereaksi terhadap hal-hal seperti peristiwa yang membuat frustrasi atau perubahan dalam lingkungan mereka. Anak-anak yang lebih sensitif mungkin lebih mudah marah oleh hal-hal ini.

  • Stres, kelaparan, kelelahan, dan stimulasi berlebihan

Kondisi ini dapat membuat anak-anak lebih sulit untuk mengekspresikan dan mengelola perasaan dan tetap tenang.

  • Situasi yang tidak dapat diatasi anak-anak

Misalnya, balita mungkin mengalami kesulitan mengatasi jika anak yang lebih besar mengambil mainan.

  • Emosi yang kuat

Kekhawatiran, ketakutan, rasa malu, dan kemarahan dapat membuat anak-anak kewalahan.

Cara menangani tantrum saat terjadi

Ketika tantrum terjadi, cara menanggapinya tergantung pada usia anak Anda:

  • Untuk balita, waktu istirahat bekerja dengan baik. Tetaplah dekat, tawarkan kenyamanan, dan yakinkan anak-anak bahwa Anda memahami perasaan mereka.
  • Untuk anak yang lebih besar, Anda dapat menggunakan lima langkah menenangkan diri, yakni kenali emosinya, beri nama, beri jeda, dukung anak Anda saat ia menenangkan diri, dan atasi masalah yang memicu tantrum.

Tips berikut ini dapat membantu tantrum berlalu:

  • Pastikan anak Anda dan orang lain di sekitarnya aman. Ini mungkin berarti menggendong anak Anda ke tempat lain jika perlu.
  • Setelah anak Anda berada di tempat yang aman, dengan tenang validasi emosi yang mereka ungkapkan, bicaralah dengan perlahan dan dengan suara rendah.
  • Tetaplah bersama anak Anda dengan tenang sampai mereka tenang. Sentuh atau gendong mereka jika mereka menginginkannya, atau beri mereka lebih banyak ruang fisik jika mereka membutuhkannya. Jangan mencoba berunding dengan anak Anda.
  • Bersikaplah konsisten untuk tidak menyerah pada tuntutan. Ini akan membantu anak Anda belajar bahwa amukan tidak membantu mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.
  • Cobalah 'instruksi paradoks'. Ini berarti memberi anak Anda izin untuk berteriak dan berteriak sampai mereka siap untuk berhenti. Misalnya, 'Kamu boleh berteriak lebih keras jika kamu mau. Ini adalah taman yang luas dan kita tidak mengganggu siapa pun.'
  • Hiburlah anak Anda ketika mereka sudah tenang. Tantrum adalah hal yang menyedihkan bagi semua orang.