Dina Mariana dan Ketenarannya: Kisah Penyanyi Cilik yang Bersinar di Era 1970-an
SEAToday.com, Jakarta - Seisi Indonesia berduka atas kepergian Dina Mariana pada 3 November 2024. Kepergian aktris sekaligus penyanyi cilik era 1970-an membawa duka mendalam bagi keluarga dan penggemarnya. Dina meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker di Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi Jakarta.
Dina boleh tiada, tapi jejaknya di dunia hiburan Indonesia terus abadi. Dulu kala, Dina adalah salah satu penyanyi cilik sukses era 1970-an. Tiada anak Indonesia yang tak ingin jadi seperti Dina. Begini ceritanya.
Kiat-kiat sukses di industri hiburan Indonesia tak punya rumusan pasti. Wajah rupawan saja takkan cukup. Apalagi, Cuma modal jago nyanyi belaka. Namun, kala seseorang mempunyai dua rumusan itu sekaligus peluangnya untuk sukses besar.
Dina Mariana Heuvelman jadi contohnya. Wanita kelahiran Jakarta, 21 Agustus 1965 tergolong orang yang beruntung. Ia mewarisi darah Belanda ayahnya, Frans Josep Heuvelman dan darah Gorontalo dari ibunya, Dien Suratinoyo.
Dina lalu ketiban untung. Wajahnya dikenal ayu. Suatu modal penting untuk masuk ke dunia hiburan Indonesia. Namun, Dina tak saja mengandalkan tampang belaka. Dina kecil yang masih berstatus kelas tiga SD punya pengamatan jitu. Ia teliti dalam banyak hal.
Ia bak melihat bagaimana dunia bekerja. Saban hari pun ia kerap diajak kakaknya kala manggung sebagai penyanyi di sebuah pub di Jakarta. Hasil pengamatan itu membuat Dina mulai tertarik ke dunia tarik suara pada 1974.
Gebrakannya utamanya di dunia tarik suara adalah lomba nyanyi berskala lokal dan nasional. Nama Dina muncul dari perlombaan ke perlombaan. Ia kerap menangkan perlombaan. Eksistensi itu membuat namanya dikenal banyak orang.
Alih-alih mendapat kontrak bernyanyi pertama kali, Dina justru mendapatkan kesempatan terjun lebih dulu ke dunia seni peran pertama kali. Film pertamanya Demi Cinta (1975). Film itu bak tiket emasnya menuju dunia tarik suara.
“Pada tahun 1974, Dina kembali mengikuti kejuaraan menyanyi se-DKI Jakarta dan berhasil menyabet juara pertama. Pada tahun yang sama, ia mendapatkan tawaran bermain film dari Raam Punjabi yang saat ini memegang PT Multivision Plus. Film pertama yang ia bintangi Demi Cinta,” tertulis dalam Irfan Dwi Putra dan Aksara Syahreza dalam buku Berjaya dari Jayabaya (2022).
Taklukkan Dunia Hiburan
Dunia seni peran memang jadi pintu masuk Dina ke dunia hiburan. Kemunculannya di dalam film membuat ragam tawaran masuk ke dunia tarik suara bermunculan.
Dina tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ia mulai menghiasi dunia anak-anak Indonesia era 1970-an. Kala itu ia berbagi ketenaran dengan penyanyi cilik lainnya macam Chicha Koeswoyo, Ira Maya Sopha, dan Adi Bing Slamet.
Lagu-lagunya pun mulai bertebaran di mana-mana. DIna terus menorehkan album demi album. Dari Pop Anak-Anak, Jual Kue, Kisah Abunawas, Pinokio, dan Teman Sehati. Eksisntesi Dina membawakan hasil. Namun, semuanya tetap dalam kesepakatan bersama mamanya.
Orang tuanya tetap memfilter lagu-lagu yang dibawakan oleh anaknya. Begitu pula urusan film yang mainkan. Karakter anaknya harus jelas dalam memainkan bagian terkait anak-anak di seusia Dina.
“Kaka maupun mama Dina cuma menyarankan, agar Dina tetap selektif. Kalau sebuah skenario film terasa tak cocok untuk Dina, walaupun Dina mau, tetapi kaka dan mama kurang setuju, lebih baik dibatalkan,” tertulis dalam laporan majalah Gadis berjudul Pop Star Cilik Pencetak Duit (1982).
Dina terus berprestasi. Album demi album musik dihasilkan. Demikian juga film demi film. Kondisi itu membuat nama Dina kian mengemuka. Popularitas Dina membuatnya kerap disibukan dengan berbagai macam kegiatan seputar nyanyi dan ambil gambar.
Surat Penggemar
Kesibukan yang dialami Dina khas pop star cilik di eranya. Kegiatan mereka jadi kian padat. Mereka tak hanya menghabiskan waktu ke sekolah saja. Mereka seraya menikmati hari-hari membagi waktu dengan ragam kegiatan macam berjumpa penggemar, mengaji, hingga les tambahan.
Lelah sudah tentu. Namun, aktivitas itu kudu dijalani. Dina pun mempunyai banyak penggemar. Penggemarnya dengan setia mengikuti jejak Dina berkarya. Film Dina selalu ditonton. Lagu Dina sudah tentu didengarkan. Album musiknya jadi buruan.
Ajian mereka agar tetap Dekat dengan Dina adalah menulis surat ke idolanya. Saban hari rumah Dina selalu penuh surat. Kadang kala tukang pos sampai hafal. Bahkan, tukang pos sengaja tak mengirimkan beberapa hari. Setelah sudah banyak, berkarung-karung baru di antarkan.
“Penyanyi Dina Mariana mengaku bahwa setiap hari menerima surat sekitar 700 buah dan tak akan dibalas bila tidak disertai perangko tambahan,” tertulis dalam laporan majalah Tempo berjudul Menyanyi sambil Menabung (1979).
Aktivitas menjawab surat dianggap menantang. Tugas itu dirasakan Dina berat. Namun, menyenangkan. Ia kala senggang mencoba menjawab sendiri surat-suratnya, meski tak bisa semuanya. Tugas itu mau tak mau dilakukoninya supaya terus terikat dengan penggemarnya.
Penggemarnya pun akan tahu jika surat yang dibalas bukan tulisan tangan Dina atau hasil fotokopi. Jadi siasat menggandakan isi surat tak pernah terpikirkan lagi oleh Dina. Sisanya, Dina pun meminta kepada penggemarkan untuk datang saja ke rumahnya hari Minggu untuk berjumpa.
Kesibukan Dina dengan penggemarnya jadi bagian dari kenangan pentingnya jadi bintang pop. Saban hari Dina muncul di televisi. Kadang juga ia muncul dalam film layar lebar. Pada 1977 saja, Dina main dalam tiga film sekaligus: Ayah Tiriku Ibu Tirimu, Ridho Allah, dan Senyum Nona Anna.
Tiada yang tak mengenal Dina di era itu. Tiada pula anak-anak yang tak ingin jadi seperti Dina. Ia bak seorang pop star anak-anak sejati. Ia dikenang sebagai penyanyi cilik yang bersinar di era 1970-an. Kiranya, tanpa Dina dunia anak-anak era 1970-an seraya tak begitu menarik. Tiada nyanyian, tiada pula sosok cantik yang digilai banyak orang.
Artikel Rekomendasi
Lifestyle
Trailer Melukis Harapan di Langit India Resmi Dirilis, Perpaduan...
HERS Production resmi meluncurkan official trailer dan poster film “Melukis Harapan di Langit India” pada Selasa (12/11/2024).
Pameran What Are You Creating in Jakarta Kenalkan Seni Indonesia...
Pameran “What Are You Creating in Jakarta” yang digelar 12-17 November 2024 kenalkan seni Indonesia pada warga asal Korea yang tinggal di Jakarta.
Sunway Medical Centre Penang Jadi RS Pertama di Penang yang Terim...
Sunway Medical Centre Penang menjadi rumah sakit terkemuka pertama di Penang, Malaysia yang menerima QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai metode transaksi pembayaran.
Fakta Unik: Mengapa Lampu Lalu Lintas Berwarna Merah, Kuning, dan...
Lampu lalu lintas memiliki sederet fungsi, mulai dari menjaga lalu lintas yang aman dan teratur hingga menjaga keselamatan kendaraan juga pejalan kaki. Lampu lalu lintas terdiri dari tiga warna, yakni merah, kuning, hija...
Berita Terpopuler
Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...
Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Sejarah Blok M: Perjalanan Panjang Hadirkan Pusat Nongkrong Anak...
popularitas Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda lintas generasi tak dibangun dalam waktu singkat. Ada jejak penjajah Belanda dan Ali Sadikin di dalamnya.
Penyanyi Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia
Penyanyi era 70-an Dina Mariana meninggal dunia pada Minggu, 3 November 2024. Dina mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.
Kisah Hidup Pesulap Pak Tarno: Pernah Sukses, Kini Stroke dan Jad...
Kisah hidup pesulap Pak Tarno yang menyedihkan, kini stroke dan jualan mainan anak.