• Jumat, 20 September 2024

Ambisi Bung Karno Hadirkan Bangunan Tertinggi di Pulau Dewata: Bali Beach Hotel

Ambisi Bung Karno Hadirkan Bangunan Tertinggi di Pulau Dewata: Bali Beach Hotel
Panorama Bali Beach Hotel yang dibangun dengan dana pampasan perang Jepang pada 1971 | Wikimedia/ Wilford Peloquin

SEAToday.com, Jakarta - Hotel Swissotel Nusantara jadi akomodasi yang siap diandalkan dalam HUT Indonesia ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur pada 17 Agustus 2024. Lokasinya berdekatan dengan Gedung Istana Garuda dan kawasan Titik Nol Kilomenter IKN.

Hotel bintang lima itu digadang-gadang mampu menyediakan 191 kamar yang tersebar di Sembilan lantai. Namun, tiap pemerintahan punya kisah pembangunan hotel besar. Indonesia era Soekarno pernah bangun hotel megah di Bali: Hotel Bali Beach (sekarang: Grand Inna Bali Beach Hotel). Hotel itu jadi bangunan tertinggi pertama dan terakhir di Pulau Dewata. Begini ceritanya.

Penjajahan Jepang jadi noda yang amat membekas dalam sejarah bangsa Indonesia. Kekuatan Dai Nipon tak saja mampu mengusir penjajah Belanda. Namun, pasukan dari Negeri Matahari Terbit juga punya daftar dosa besar ke kaum bumiputra.

Daftar dosanya cukup panjang: kerja paksa (romusa), pembunuhan, pemerkosaan, dan kejahatan lainnya. Indonesia yang baru merdeka pada 17 Agustus 1945 terus mempertahankan kebencian ke Jepang.

Jepang sediri ketiban apes. Kekalahan dalam Perang Pasifik sudah dirasa. Mahkamah Internasional menambah beban mereka dengan meminta Jepang membayar dana ganti rugi pampasan perang Karena banyak mengacak-ngacak negara termasuk Indonesia.

Indonesia-Jepang pun mulai membuka ruang perdamaian. Indonesia sempat meminta syarat dami berupa dana pampasan perang yang besar: 17 Miliar dolar AS. Belakangan Jepang hanya menyanggupinya 800 juta dolar AS saja. itupun diangsur selama 12 tahun. Kesepakatan pun terjadi. Perdamaian datang pada 1958.

“Pampasan yang di bawah lima persen dari tuntutan semula itu, separuhnya dibayar dalam bentuk bantuan lunak jangka panjang. Yang 174 juta dolar AS pembayarannya unik: utang RI ke Jepang -- yang terutama berupa impor barang modal -- dianggap lunas. Bantuan proyek gratis lebih dari 223 juta dolar AS. Jumlah yang terakhir ini yang termuat dalam pasal 4, Perjanjian Jepang-Indonesia, 1958, antara Soebandrio dan Aiichiro Fijjyama menteri luar negeri kedua negara,” tertulis dalam laporan Majalah Tempo berjudul Membayar Utang Perang di Cot Plien, 13 Desember 1986.

Soekarno dan Hotel Bali Beach

Pemimpin Indonesia Soekarno menyambut baik penjanjian perdamaian Indonesia-Jepang. Hubungan itu dapat membawa keuntungan lain bagi Indonesia. Rencana paling dekat Bung Karno adalah menggunakan dana pampasan perang untuk membangun proyek mercusuar: bangunan dan monumen.

Pembangunan proyek mercusuar itu dimaksud untuk menaikkan gengsi Indonesia di mata dunia. Bung Karno mulai merencakan pembangunan banyak hotel mewah di kota-kota besar di Indonesia. Bali pun mendapatkan potongan kue dari dana pampasan perang.

Bung Karno ingin hadirkan sebuah hotel mewah, megah, dan tertinggi pertama di Bali. Keinginan itu diwujudkan dengan rencana pembangunan Bali Beach Hotel di Sanur. Bung Karno menghendaki hotel itu memiliki 10 lantai dengan 300 kamar (kini: 523 kamar).

Pengerjaan hotel itu dipercayakan kepada perusahaan Jepang, Taisei Construction. Bung Besar ingin Bali jadi gerbang yang menarik minat wisatawan mancanegara. Sebagaimana yang sudah-sudah, Bung Karno ikut campur dalam desain Bali Beach Hotel.

Ia menginginkan hotel itu dapat memadukan elemen Jawa Kuno, budaya ketimuran, dan gaya internasional. Perpaduan itu dianggap Bung Karno akan memunculkan nuansa Indonesia modern. Urusan patung, relief, dan mozaik juga turut dipikirkannya.

Bung Karno ikut memilih seniman yang terlibat dalam proyek Bali Beach Hotel. Pematung Gregorius Sidharta Soegijo dan pelukis Lee Man Fong jadi orang yang coba menerjemahkan ide Bung Besar. Reliefnya pun menggambarkan bagaimana kedekatan Bung Karno dengan rakyat kecil.

Suatu relief yang menggambar Bung Karno menggendong seorang anak sambil bercengkrama dengan rakyat.Pembangunan berlangsung dari 1963. Bali Beach Hotel baru rampung pada 1965. Namun, belum serta merta langsung diresmikan. Kondisi itu karena gejolak politik Indonesia yang bergelora.

Tak Sempat Ditempati Bung Karno

Gejolak politik itu antara lain Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) hingga resesi ekonomi. Momen paling menyedihkannya Bung Karno sendiri tak dapat melihat kemegahan hotel yang yang direncanakannya.

Ia tak dapat pula merasakan kenyamanan menginap. Sebab, ia sudah jadi tahanan rumah di Wisma Yaso (sekarang: Museum Satria Mandala). Sosok yang bertindak untuk meresmikan adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada 1966. Menteri Utama Ekonomi dan Keuangan itu bertindak memotong pita.

“Hotel Bali Beach diresmikan pada tahun 1966, di tengah guncangan-guncangan yang diakibatkan peristiwa di atas dan menjadikan Indonesia untuk sementara tertutup dari kehadiran pengunjung asing,” tegas Michel Picard dalam buku Bali: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata (2006).

Namun, Sultan Yogyarakarta itu mengaku susah tidur di hotel. Ia merasakan angin ribu menggoyang hotel. Konon, hanya ia sendiri yang merasakan. Pengunjung lain yang bermalam benar-benar menikmati waktu berada di Bali Beach Hotel. Mereka bak masuk ke ruang seni yang indah.

“Saya hanya menjawab, memang ada angin semalam, yakni angin laut, tetapi saya tidur nyenyak. Lalu dikemukakan bahwa angin ribut tersebut ada kaitannya dengan upacara peresmian Bali Beach Hotel pagi itu. Karena satu sisi hotel tersebut berhadapan dengan Lautan Selatan, maka ada yang datang melapor kepada Sri Sultan,” ungkap Frans Seda saat menemani Hamengkubuwono IX meresmikan Bali Beach Hotel dalam buku Takhta untuk Rakyat (2011).

Pengalaman Sultan menginap yang kurang baik seraya dimaklumi orang Bali. Pembangunan Bali Beach Hotel memang sudah jadi kontroversi. Pemerintah dianggap tak memedulikan budaya orang Bali. Orang Bali menyakini konsep kehidupan dengan alam menghendaki tiada bangunan yang berdiri lebih dari tinggi pohon kelapa dan pura.

Orang Bali tak menghendaki adanya gedung pencakar langit di wilayahnya. Boleh jadi karena karisma Bung Karno pembangunan itu terus berjalan. Bali Beach Hotel jadi pengecualian. Setelahnya, baru diterapkan aturan pada Orde Baru (Orba) bahwa tak boleh ada lagi bangunan yang menjulang tinggi seperti Bali Beach Hotel.

Aturan itu kian mengukuhkan Bali Beach Hotel sebagai bangunan tertinggi pertama dan terakhir di Bali. Visi Bung Karno pun membuktikan bahwa Bali Beach Hotel mampu jadi ikon baru. Khalayak pun penasaran untk dapat menginap di Bali Beach Hotel. Hal yang paling esensial tak lain Kehadiran Bali Beach Hotel pun jadi penanda hadirkan kompleks pelayanan pariwisata kelas dunia pertama di Pulau Dewata.  

 

Share
Lifestyle
Pendaki Gunung Fuji Musim Panas ini Menurun Setelah Diberlakukan Biaya Masuk

Pendaki Gunung Fuji Musim Panas ini Menurun Setelah Diberlakukan Biaya Masuk

Penyanyi Era 90-an Puput Novel Meninggal Dunia di Usia 50 Tahun

Dunia hiburan tanah air kembali berduka. Artis yang populer di tahun 90-an, Puput Novel, tutup usia pada Minggu sore (8/9) di RS MMC Kuningan.

Aktris Drama Korea, Jo Bo Ah akan Menikah pada Bulan Oktober ini!

Aktis cantik Jo Bo Ah dikabarkan akan menikah dengan kekasihnya yang bukan dari kalangan selebriti

Makna Mendalam Lagu Wake Me Up When September Ends dari Green Day

Setiap kali September tiba, "Wake Me Up When September Ends" menjadi salah satu lagu ikonik di bulan ini. Lagu ini merupakan karya hits milik band punk rock asal Amerika Serikat, Green Day.

Rossa Ajak Ariel NOAH Remake Lagu Nada-Nada Cinta, Ini Alasannya

Tahun ini, Rossa meirilis ulang lagu ini dengan duet Bersama Ariel NOA untuk soundtrack film dokumenternya: All Access To Rossa 25 Shining Years yang dirilis 1 Agustus 2024 lalu.

Berita Terpopuler

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...

Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.

Kronologi Suami Artis Jennifer Coppen Meninggal Akibat Kecelakaan...

Kronologi suami Jennifer Coppen yang meninggal karena kecelakaan motor di Bali.

Celine Dion Sulit Kendalikan Ototnya karena Stiff Person Syndrome

Penyanyi asal Kanada, Celine Dion, saat ini tengah berjuang melawan penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) sejak Desember 2022 lalu.