Kondisi Gunung Everest Imbas Perubahan Iklim, Munculnya Jenazah Pendaki hingga Tumpukan Sampah
SEAToday.com, Kathmandu - Pesona Gunung Everest telah memikat banyak pendaki dari seantero jagat. Namun, keindahan gunung tertinggi di dunia ini terus dibayangi dengan dampak perubahan iklim hingga tumpukan sampah.
Dilansir dari AFP, pada 27 Juni 2024, lima mayat beku yang belum diketahui namanya berhasil diambil - termasuk satu mayat yang hanya tinggal tulang belulang - sebagai bagian dari kampanye pembersihan gunung Nepal di Everest dan puncak-puncak yang berdekatan, Lhotse dan Nuptse.
Tim penyelamat membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengikis es dengan kapak, dan tim terkadang menggunakan air mendidih untuk melepaskan cengkeraman es yang membeku.
"Karena efek pemanasan global, (mayat dan sampah) menjadi lebih terlihat saat lapisan salju menipis," kata Aditya Karki, seorang mayor di angkatan darat Nepal, yang memimpin tim yang terdiri dari 12 personel militer dan 18 pendaki.
Kamp tertinggi di Everest dipenuhi dengan sampah. Menurut seorang Sherpa yang memimpin sebuah tim yang membersihkan sampah dan menggali mayat-mayat yang membeku selama bertahun-tahun di dekat puncak Everest, akan dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membersihkannya.
Dilansir dari laman AP, tim yang terdiri dari tentara dan Sherpa yang didanai oleh pemerintah Nepal telah menyingkirkan 11 ton sampah, empat mayat dan sebuah kerangka dari Everest selama musim pendakian tahun ini.
Ang Babu Sherpa, yang memimpin tim Sherpa, mengatakan bahwa mungkin ada sekitar 40--50 ton sampah yang masih berada di South Col, kamp terakhir sebelum para pendaki melakukan upaya mereka untuk mencapai puncak.
"Sampah yang tertinggal di sana sebagian besar berupa tenda-tenda tua, beberapa kemasan makanan dan tabung gas, botol oksigen, kemasan tenda, dan tali yang digunakan untuk mendaki dan mengikat tenda," katanya, seraya menambahkan bahwa sampah-sampah tersebut berlapis-lapis dan membeku di ketinggian 8.000 meter tempat kamp South Col berada.
Sejak puncak ini pertama kali ditaklukkan pada 1953, ribuan pendaki telah mendakinya dan banyak yang meninggalkan lebih dari sekadar jejak kaki mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, peraturan pemerintah yang mewajibkan para pendaki untuk membawa kembali sampah mereka atau kehilangan deposito mereka, serta meningkatnya kesadaran para pendaki tentang lingkungan, telah secara signifikan mengurangi jumlah sampah yang ditinggalkan. Namun, hal itu tidak terjadi pada beberapa dekade sebelumnya.
"Sebagian besar sampah berasal dari ekspedisi sebelumnya," kata Ang Babu.
Para Sherpa dalam tim mengumpulkan sampah dan jenazah dari daerah dataran tinggi, sementara para prajurit bekerja di dataran yang lebih rendah dan di area base camp berminggu-minggu selama musim pendakian musim semi yang populer, ketika kondisi cuaca lebih mendukung.
Ang Babu mengatakan bahwa cuaca merupakan tantangan besar bagi pekerjaan mereka di daerah South Col, di mana tingkat oksigen sekitar sepertiga dari jumlah normal, angin dapat dengan cepat berubah menjadi badai salju dan suhu turun drastis.
"Kami harus menunggu cuaca yang baik ketika matahari akan mencairkan lapisan es. Tetapi menunggu lama dalam kondisi dan situasi seperti itu tidak memungkinkan," katanya. "Sulit untuk bertahan lama dengan tingkat oksigen yang sangat rendah."
Recommended Article
Lifestyle Update
Five Places to Hunt for Authentic Indonesian Souvenirs
Check out these recommended places to hunt for authentic souvenirs in Indonesia, as quoted from the Ministry of Tourism and Creative Economy website!
The National Museum Exhibits 200 Keris Collections, Celebrating 1...
The event is part of the 19th anniversary of the designation of the Indonesian Keris as a World Cultural Masterpiece by UNESCO, which was announced on November 25, 2005 and then inscribed in UNESCO's Representative List...
Culture Ministry Supports Initiative to Open 17 New Cinemas for...
Minister of Culture Fadli Zon has supported for the launch of 51 new cinemas under the name Sam's Studio, set to begin operations on December 5.
Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...
Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.
Trending Topic
Popular Post
NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023
South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.
Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...
The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.
PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...
PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.
NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...
NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.
NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...
K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.
Wonderful Indonesia
Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...
Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.
Top 10 Beaches You Can’t Miss in 2024, Indonesia’s Pink Beach Inc...
Indonesia's Pink Beach, also known as Tangsi Beach, has secured the seventh spot on this list. Its striking pink sand makes it a visually stunning destination and a popular spot for photography.
Nusantara Becomes Tourist Hotspot, Attracting 5,000 Daily Visitor...
The Nusantara Capital Authority (OIKN) has reported that the Nusantara Capital City in East Kalimantan is currently attracting up to 5,000 visitors daily.
National Museum Offers IDR 1,000 Admission on November 10 for Her...
To celebrate the National Heroes Day on Sunday (11/10), the Indonesian Heritage Agency (IHA) is offering free admission for Indonesian veterans and a promo price of IDR 1,000 to visit the National Museum of Indonesia.