Sejarah Operasi Plastik di Korea: Dari Trauma Perang ke Industri Kecantikan Dunia
SEAToday.com, Seoul - Korea Selatan (Korsel) tak pernah bisa terlepas dari imej Negeri Bedah Plastik. Negeri Ginseng itu seraya jadi top of mind warga dunia yang ingin mempercantik diri. Sarwedah saja sampai kepincut. Penyanyi kenamaan Indonesia tak mau ketinggalan mempercantik diri di Korsel.
Namun, upaya Korsel jadi destinasi operasi plastik dunia bukan hal yang sebentar. Perjalanan bisnis bedah plastik penuh liku. Sejarah operasi plastik di Korsel memiliki rangkaian kepedihan yang panjang: perang, trauma, dan kelam. Begini ceritanya.
Rakyat Korea bak berteman dengan kedukaan bukan pepesan kosong belaka. Mereka telah akrab dengan penjajahan dan penindasan sejak dulu kala. Kata lainnya, orang Korea kenyang pengalaman dalam hal penjajahan.
Orang Korea pernah dijajah Jepang selama 30 tahun. Mereka pun terpaksa menerima upaya pecah bela dari Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Kondisi itu membuat orang Korea terbagi dua bagian: Korsel dan Korut (Korea Utara).
Kubu Korsel pun didukung AS. Kubu Korut didukung Rusia. Ketegangan itu memucak dengan hadirnya Perang Korea atau The Forgotten War pada 25 Juni 1950. Korut yang didukung Rusia memulai penyerangan dan mulai menginvasi Korsel.
Korsel pun tak diam saja. Mereka yang sempat tak memiliki kekuatan kemudian dibantu oleh AS menyerang balik. Perang pun membawa banyak mudarat. Korbannya jiwa dari kedua kubu berjatuhan. Perang Korea mengakibatkan jutaan orang jadi korban.
Mereka kehilangan nyawa, keluarga, desa, tempat tinggal, dan tentu saja harapan. Rakyat Korea jadi hidup dalam ketidakpastian.
“Rakyat umumnya kaum tani dan orang desa tempat pertempuran-pertempuran berlaku sekarang itu tidak mengerti apa itu peperangan. Mereka cuma melihat bagaimana sawah mereka dihancur-leburkan, rumah mereka jadi api dan debu dan orang-orang mati tertembak. Di sebuah desa yang habis terbakar di luar kota Taegu, Tuan Kim duduk termenung. Rumahnya habis terbakar menjadi debu. Istrinya telah mati dalam penembakan meriah atas desanya. Anaknya yang laki-laki dibawa perang oleh Korut,” ungkap jurnalis Indonesia yang meliput langsung Perang Korea, Mochtar Lubis dalam buku Catatan Perang Korea (2010).
Operasi Plastik Korban Perang
Perang Korea meninggalkan banyak luka. Korbannya berjatuhan. Kondisi itu membuat pihak AS tak tinggal diam. Negeri Paman Sam mencoba menawarkan bantuan kepada orang Korsel. Uluran tangan itu salah satunya menawarkan proyek bedah plastik rekonstruksi untuk korban perang.
Suatu usaha untuk memperbaiki dan memulihkan bentuk/fungsi tubuh yang abnormal disebabkan cidera karena perang. Operasi itu dipimpin oleh ahli bedah kenamaan AS, David Ralph Millard pada 1953. Kepala operasi plastik yang bekerja Korps Marinir AS itu memiliki jasa besar.
Ia memperkenalkan bedah plastik di Korsel. Ia menekan aksinya untuk militer AS dan orang Korsel yang wajahnya cidera karena perang. Ia mampu melakukan bedah plastik di bagian mata hingga hidung. Millard pun diangggap mampu mengubah wajah yang belakangan dikenal sebagai bentuk oriental ke occidental.
Ia pun seraya tukang sulap dalam melakukan aksi bedahnya. Kehadiran Milliard dianggap berhasil memosisikan AS sebagai pelindung orang Korsel, walaupun bedah plastik hanya siasat AS saja dalam merebut hati seisi Korsel.
“Seperti kebanyakan pesulap, Millard membuat poerasi plastik terlihat mudah. Namun, dia bisa berterus terang tentang perlunya latihan yang berdampak bahwa keberhasilan operasi plastik dapat menjadikannya jemawa,” ungkap M. Felix Freshwater dalam tulisannya di Journal of Plastic, Reconstructive & Aesthetic Surgery berjudul Millard the Magician (2011).
Operasi yang dilakukan Miliard banyak berhasil. Orang Korea yang dioperasinya tak seperti warga Negeri Ginseng. Mereka bisa terlihat seperti orang Meksiko, Italia, atau warga negara lainnya. Seiring waktu operasi yang dilakukan Millard mulai populer di seantero Korsel.
Banyak orang Korsel tertarik menggunakan jasanya. Kaum pekerja seks komersial jadi utamanya. Mereka menganggap operasi plastik dapat mengubah nasib mereka. Wajah yang baru dan tak terlihat seperti etnis Korea dapat jadi siasat mereka merebut hati militer AS.
Wanita tuna susila itu ingin dipersunting oleh militer AS. Mereka ingin sekali keluar dari Korea karena kemiskinan setelah perang begitu merajalela, alias ingin cepat-cepat mengubah nasib. Warga Korsel lainnya dari berbagai kalangan baru menyusul.
Millard dianggap mampu mengubah mata sipit orang Korea yang sudah dipandang buruk oleh orang AS. Pandangan orang barat kala itu meyakini orang Korea dengan mata sipit licik.
Tumbuhnya Dokter Bedah Plastik
Orang Korsel merasa masa depannya lebih baik dengan dengan operasi plastik. Banyak orang Korsel bercita-cita menjadi dokter bedah seiring banyaknya pasien yang ingin mengubah nasib dengan bedah plastik.
Harapan itu pun terjawab. AS yang ingin dilihat sebagai penyelamat Korsel mencoba mengumpulkan banyak dana untuk membantu orang Korsel. Dana yang terkumpul tak sedikit. AS lalu mengadakan baktinya untuk memajukan bidang kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan.
Program yang paling dikenal adalah Proyek Minnesota. Sebuah proyek kemanusiaan yang dibawa oleh AS bekerja sama dengan Universitas Minnesota dari 1954-1969. Proyek Minnesota memiliki misi untuk membangun kembali sistem kesehatan di Korea yang telah hancur akibat perang.
AS lalu memberikan beasiswa yang menjangkau anak yatim piatu, janda perang, pelajar, perawat, dan guru. Mereka yang terpilih mendapatkan beasiswa belajar ke AS. Mereka akan diberikan pelatihan jadi dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Sembari AS ikut membangun sekolah-sekolah kedokteran di Korsel.
“Dokter Korea dan pelatihan perawat saat ini akan mengalami kesempatan langka untuk melakukannya belajar di luar negeri dalam jumlah terbatas. Dalam banyak kasus lainnya, mereka bekerja bersama rekan-rekan internasional mereka di rumah sakit dan klinik yang baru direnovasi di Korsel. Situasi seperti inilah yang perlu kita pertimbangkan saat menelusuri asal-usul dan pertumbuhan komunitas bedah plastik di Korea Selatan,” ujar John P. DiMoia dalam buku Reconstructing Bodies (2013).
Proyek Minnesota pun membawa hasil yang signifikan. Korsel jadi surplus dokter bedah. Klinik-klinik kecantikan dengan spesialisasi bedah plastik pun bertumbuh sedari 1960-an. Puncaknya, Korsel pun dikenal di dunia—hingga hari ini—sebagai Republik Bedah Plastik dan jadi salah satu industri kecantikan dunia.
Recommended Article
Lifestyle Update
The 2nd SEA Today Golf Day Returns On November 9, 2024 With A Fre...
By bringing the "green" back to the golf course, the 2nd SEA TODAY Golf Day promises to offer a tournament with a unique and valuable experience.
G-DRAGON Receives Global Acclaim for Collaborating with Palestini...
G-DRAGON has released his first single in seven years, titled POWER, on October 31. His return after a hiatus has been met with enthusiasm from fans.
Justin Bieber Unveils Heartwarming First Family Photo with Baby
Justin Bieber and Hailey Bieber joyfully celebrated their first Halloween with their son, Jack Blues!
Jumanji 3 to be Released in December 2026
Jumanji 3 is scheduled to be released on December 11, 2026.
Trending Topic
- # Coldplay Concert
- # Harry Potter
- # IFFI 2023
- # NewJeans
- # PLTS Cirata
Popular Post
NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023
South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.
Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...
The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.
PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...
PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.
NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...
NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.
NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...
K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.