Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi Penjahat Legendaris
SEAToday.com, Jakarta - Seisi dunia pernah dihebohkan dengan munculnya film Joker pada 2019. Film rekaan sutradara kesohor Todd Philips dengan lihai menggambarkan kehidupan seorang bernama Arthur Fleck. Kehidupan Arthur Fleck diekplorasi sebagai orang baik dan berubah jadi penjahat nomor satu Kota Gotham, Joker.
Film lalu lalu memunculkan diskusi dan kalimat: orang jahat adalah orang baik yang tersakiti. Film Joker memang fiksi. Namun, kisah orang baik jadi jahat sebenarnya sudah hadir sejak dulu. Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Begini ceritanya.
Pekikan kemerdekaan bawa euforia besar bagi segenap bangsa Indonesia. Tiada yang tak larut bahagia dengan berakhirnya penjajahan di atas bumi pertiwi. Kondisi itu seraya sedang berpesta. Barang siapa yang hendak mengganggu jalannya pesta, niscaya akan diburu.
Penjajah Belanda pun datang bak perusak pesta. Mereka menganggap Indonesia adalah wilayahnya. Mereka ingin bertempur sampai mati untuk mengambil alih Indonesia kali kedua. Perang Revolusi (1945-1949) jadi meletus. Kehadiran Belanda yang merusak pesta dijadikan musuh bersama.
Pejuang kemerdekaan pun terbagi dua. Mereka yang tergabung dalam Tentara Negara Indonesia (TNI). Mereka yang tak resmi tergabung dalam laskar-laskar. Anggota laskar biasa berisi sipil yang berani menenteng senjata melawan Belanda. Perjuangan mereka berarti sekali.
Masalahnya tak semua jasa laskar dihargai negara. Beberapa di antaranya justru hidup luntang-lantung kesulitan pekerjaan kala perang berakhir. Tak jarang pula mereka masuk dalam dunia shadow –kegelapan.
“Itulah akibatnya bila orang-orang yang berjuang itu kebutuhannya tidak dicukupkan oleh pemerintah, hingga badan-badan perjuangan di samping berkelahi, mencari pula apa-apa yang akan memenuhi kebutuhannya,” ujar Muhamad Radjab dalam buku Catatan di Sumatra (2020).
Pejuang ke Penjahat
Pemerintah Soekarno dan Orde Lama kerap mengaungkan romantika revolusi. Perjuangan panjang berdarah-darah mempertahankan kemerdekaan jadi pemantik Indonesia mewujudkan mimpi jadi bangsa yang besar.
Sisi lainnya revolusi memperlihatkan realita yang buruk. Banyak di antara pejuang kemerdekaan yang tak mendapatkan penghargaan sepantasnya. Kisah Kusni Kasdut jadi salah satu di antaranya. Lelaki asal Blitar itu terlibat jadi Tentara Pelajar di era penjajahan Jepang.
Belakangan pada Perang Revolusi Kusni jadi salah satu bagian dari laskar-laskar yang membela Indonesia dari Jawa Timur. Kusni mengaku jadi bagian dari tentara setan yang notabene bagian dari Laskar Teratai. Laskar itu dipimpin oleh Moestopo – yang kemudian jadi pahlawan nasional.
Laskar itu diisi oleh rakyat Indonesia yang dianggap paling hina, maling hingga rampok. Konon, mereka memiliki kesaktian macam-macam: kebal hingga jago guna-guna. Moestopo sendiri memang tak kenal Kusni. Moestopo beranggapan dulu Laskar Teratai mencapi 3 ribu orang.
Moestopo jelas tak kenal satu-satu. Moestopo memperkirakan bahwa Kusni masih berusia balasan tahun. Artinya, Moestopo menganggap Kusni kurang menonjol di Laskar Teratai.
“Percayalah! Dan di antara mereka, seingat Mustopo, tak ada yang bernama Kusni Kasdut. Mungkin, katanya, Kusni adalah prajurit baik-baik sebelum memasuki Laskar Teratai Berkumpul dengan bandit, boleh jadi: ia tertarik kepada cara-cara melakukan kejahatan," tertulis dalam laporan majalah Tempo berjudul Benarkan Ia Tentara Setan?, 29 September 1979.
Tugas yang dilakukan Kusni tak lain melakukan sabotase dan mencari dana revolusi. Pencarian dana itu menyasar ke rumah-rumah orang kaya. Ia merampoknya. Apapun jenisnya, uang atau harta benda. Kondisi itu dilakukan karena memang perjuangan butuh dana besar, sekalipun secara moral terlarang.
Menariknya Kusni menyisihkan hasil jarahannya sebagian untuk kaum miskin. Suatu kondisi yang diyakini banyak orang seraya Robin Hood. Jasanya memang besar bagi bangsa dan negara. namun, pemerintah Indonesia yang baru seumur jagung tak lagi menggunakan jasanya.
“Satu waktu pemerintah mengadakan rekonsiliasi angkatan bersenjata. Nasib sial menghadang Kusni. Dia termasuk seorang di antara 500 eks Tentara Pelajar yang harus berhenti. Kusni mengatakan alasannya tak diberi tahu, pokoknya kehidupan jadi susah,” ungkap laporan majalah Tempo berjudul Dijual: Mebel Buatan Kusni Kasdut, 8 Januari 1977.
Kusni hidup luntang-lantung. Tiada jalan baginya untuk mengubah hidup. Ia sempat mengontak relasisinya. Hasilnya nihil dan hanya janji saja. Kusni yang mulanya orang baik pun berubah jadi jahat. Ia mendalami dunia kejahatan.
Kejahatan Demi Kejahatan
Kusni Kasdut melalang buana. Ia mencoba mencari perutungan hingga Ibu Kota. Namun, Kusni bak memiliki kode etiknya sendiri. Ia pantang mengambil harta atau menjahili kaum miskin. Target-targetnya selalu orang berduit atau harta negara. Kadang juga polisi.
Kusni dan kawanannya pernah dicap sebagai penjahat yang paling diburu di eranya. Imejnya itu dikarenakan Kusni tak segan-segan merampok, menculik, dan juga membunuh targetnya. Apesnya pengusaha keturunan Arab kaya raya, Ali Badjened jadi korban pada 11 September 1954.
AIi Badjened diculik dan berharap uang tebusan besar. Namun, Ali tak mau tunduk. Ia melakukan perlawanan. Kusni yang menggunakan pistol browning 9 mm tak mampu stabilkan keadaan di dalam mobil. Ali tewas. Tiga tembakan Kusni berbuntut panjang. Ia dan kawanannya jadi orang paling dicari di Indonesia.
Aparat keamanan pun meringkusnya dan memenjarakannya. Persidangan pun dilakukan. Kusni sempat berkelit bahwa pembunuhan itu berlangsung karena Ali dianggap sebagai donatur Darul Islam (kelompok pemberontak) dan tukang ganggu istri orang. Alasan itu tak ditanggapi.
Kusni langsung divonis hukuman mati, terus naik banding jadi cuma seumur hidup. Ia ditahan di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang. Namun, Kusni justru selalu memiliki cara untuk kabur.
Satu-satunya yang buat Kusni Apes ialah ia tak bisa menghilangkan jejak. Ia terus mengulangi kesalahannya. Ia malah menyusun rencana perampokan sensasional ke Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah) pada 31 Mei 1961.
Ia mencoba merampok harta berharga milik bangsa Indonesia berupa belasan permata dan berhasil. Aparat keamanan pun selalu dapat menelusuri jejaknya. Kusni dikabarkan telah menjual permata itu di Semarang. Ia juga tak lupa berbagi 'rezekinya' kepada kaum tak punya.
Kusni coba diringkus, tapi polisi kesulitan. Kusni justru dapat menempatkan pistolnya ke arah seorang polisi hingga meninggal dunia di Semarang. Baru setelahnya Kusni dilumpuhkan. Kala itu dakwaan kepada Kusni kian menumpuk. Perampokan museum dan pembunuhan polisi.
Pemerintah Indonesia menganggap hukum mati adalah hukuman paling tepat. Narasi berulang terjadi. Kusni di penjara. Ia kabur lagi. Kusni ditangkap dan kabur lagi. Ia bergonta ganti LP paling sering. Kusni dikabarkan total delapan kali kabur.
“Layaknya jagoan, Kusni Kasdut cukup jago bahkan sering melarikan diri. dirinya terakhir kabur pada 10 September 1979. Di mana pihak kepolisian harus bekerja keras mencarinya,” tegas Petrik Matanasi dalam buku Para Jagoan: Dari Ken Arok sampai Kusni Kasdut (2011).
Upaya kabur itu jadi pelarian terakhirnya. Kusni pun tak kuat lagi melakukan hal yang sama. Apalagi usianya sudah mencapai usia senja: 50-an tahuh. Kusni lalu mencoba mencari kesibukan di LP Kalisosok. Akhir cerita dari orang baik jadi pejahat pun berakhir pada 16 Februari 1980. Ia dihukum tembak sampai mati.
Recommended Article
Lifestyle Update
Five Places to Hunt for Authentic Indonesian Souvenirs
Check out these recommended places to hunt for authentic souvenirs in Indonesia, as quoted from the Ministry of Tourism and Creative Economy website!
The National Museum Exhibits 200 Keris Collections, Celebrating 1...
The event is part of the 19th anniversary of the designation of the Indonesian Keris as a World Cultural Masterpiece by UNESCO, which was announced on November 25, 2005 and then inscribed in UNESCO's Representative List...
Culture Ministry Supports Initiative to Open 17 New Cinemas for...
Minister of Culture Fadli Zon has supported for the launch of 51 new cinemas under the name Sam's Studio, set to begin operations on December 5.
Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...
Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.
Trending Topic
Popular Post
NewJeans Will Debut at Billboard Music Awards 2023
South Korean girl group NewJeans will perform at the 2023 Billboard Music Awards on November 19.
Golden Disc Awards 2024 Will be Held in Jakarta, Here are The Tic...
The 2024 Golden Disc Awards (GDA) will be held at the Jakarta International Stadium (JIS) on January 6.
PARAMABIRA, BINUS University Choir Wins International Competition...
PARAMABIRA secured victory setting the record for the highest score ever recorded in the Sing'N'Pray Kobe competition.
NewJeans Wins Top Global K-pop Artist Award at 2023 Billboard Mus...
NewJeans also won the new Top Global K-pop Artist Award. They won over Stray Kids, TOMORROW X TOGETHER, TWICE, and Jimin of BTS.
NCT 127 Concert Tickets "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY" On Sale S...
K-Pop boy group NCT 127 will hold a concert titled NCT 127 3RD TOUR "NEO CITY: JAKARTA - THE UNITY", which will be held at Indonesia.
Wonderful Indonesia
Plataran Komodo Indonesia Named 'Best for Romance' at 2025 Condé...
Plataran Komodo is the only resort in Indonesia to win the award, beating out countries with the best hospitality industries in the world, such as the Maldives, Thailand, Australia, and Japan.
Top 10 Beaches You Can’t Miss in 2024, Indonesia’s Pink Beach Inc...
Indonesia's Pink Beach, also known as Tangsi Beach, has secured the seventh spot on this list. Its striking pink sand makes it a visually stunning destination and a popular spot for photography.
Nusantara Becomes Tourist Hotspot, Attracting 5,000 Daily Visitor...
The Nusantara Capital Authority (OIKN) has reported that the Nusantara Capital City in East Kalimantan is currently attracting up to 5,000 visitors daily.
National Museum Offers IDR 1,000 Admission on November 10 for Her...
To celebrate the National Heroes Day on Sunday (11/10), the Indonesian Heritage Agency (IHA) is offering free admission for Indonesian veterans and a promo price of IDR 1,000 to visit the National Museum of Indonesia.