SEAToday.com, Bangkok-Pada 16 Februari lalu, Perdana Menteri Thailand, Srettha Tavisin memulai sebuah diskusi mengenai ketidakpuasan para politisi di Asia Tenggara terkait kesepakatan eksklusivitas Singapura dalam tur dunia Taylor Swift.

Ia menyatakan bahwa promotor konser Taylor Swift, A-E-G, ditawari subsidi oleh pemerintah Singapura hingga 3 juta dolar AS untuk tampil hanya di Singapura.

Belakangan, anggota parlemen Filipina Joey Salceda juga menyatakan kekecewaannya terhadap Singapura dengan menyatakan bahwa kesepakatan eksklusivitas tersebut bukanlah hal yang dilakukan oleh tetangga yang baik.

Menanggapi kontroversi tersebut, Menteri Kebudayaan Singapura menjelaskan bahwa perjanjian promotor tersebut benar adanya, namun menolak untuk menyebutkan angka pastinya.

Diperkirakan bahwa pendanaan dari Singapura berkisar antara 2 hingga 3 juta dolar AS untuk keenam pertunjukan, bukan per pertunjukan seperti yang dikabarkan sebelumnya.

Selain itu, Menteri Tong juga menegaskan bahwa ini bukan hanya soal subsidi, namun lebih kepada kesepakatan secara keseluruhan. Ia menambahkan bahwa pihak promotor sudah berpengalaman dan tahu persis apa yang mereka inginkan dari tempat konser.

Selain itu, Singapore Tourism Board juga menyatakan banyak yang ditawarkan Singapura untuk acara berskala internasional dengan lokasinya yang strategis dan infrastruktur yang berkualitas. (ALWI/ALVIN)