Seatoday.com, Jakarta Entah ketika sedang menyeruput kopi, atau saat duduk terhening, bayangan akan kejayaan masa lalu bisa jadi sesekali mampir ke benak Mark Hoppus, sang vokalis sekaligus pembetot bass band punk asal San Diego, blink-182.
Keberhasilan yang pernah ia raih di tahun 1999 lewat album ketiga blink-182, Enema of the State, memang sukses mengantarkan dirinya dan dua sahabatnya, Tom DeLonge (vokal, gitar) dan Travis Barker (drum), ke panggung-panggung raksasa di hampir seluruh dunia.
Mark yang kala itu masih berusia 27 tahun, berhasil mencapai kesuksesan yang banyak diidamkan oleh seluruh musisi. Album Enema of the State terjual lebih dari 15 juta kopi secara internasional, dan nama blink-182 berkibar di hampir seluruh skena punk, bahkan ke layar televisi.
Sayangnya, perjalanan tak lantas mulus dari titik itu. Ego yang tinggi serta rasa haus akan jati diri, membuat band ini pecah setelah merilis dua album berikutnya yaitu Take off Your Pants and Jacket (2001) dan album Self Titled di 2003.
Aksi coba-coba yang masing-masing mereka lakukan lewat side project,--salah satunya band beraliran post hardcore, Box Car Racer--, secara perlahan memicu percikan masalah hingga blink-182 akhirnya ditelantarkan.
Diketahui, Tom melanjutkan petualangannya bersama band bertema luar angkasa yang ia beri nama Angels & Airwaves, sementara Mark dan Travis memilih musik yang lebih keras lewat +44.
"Ada banyak momen permusuhan antara saya dengan Tom. Bahkan sampai ke titik di mana saya berpikir kalau saya tidak mau sepanggung dengan orang itu lagi," kenang Mark dalam sebuah wawancara bareng presenter Zane Lowe baru-baru ini.
Namun, sekeras apapun amarah mereka, persahabatan yang mengakar sejak lama tetap tak bisa hilang. Hal itu terlihat saat ketiganya bersatu kembali setelah Travis nyaris tewas dalam kecelakaan pesawat di tahun 2008. Reuni manis itu kemudian melahirkan satu album bertajuk Neighborhoods (2011), dan satu mini album berjudul Dogs Eating Dogs di tahun 2012.
Tapi, di tahun 2014, fans lagi-lagi harus menelan pil pahit saat ketiganya pecah kembali. Tom memilih hengkang dari band karena malas membuat album dan tur, sementara Mark dan Travis memutuskan untuk lanjut ngeband dan mengangkat personel Alkaline Trio, Matt Skiba sebagai pengganti Tom.
Meski perdebatan terus terjadi di antara fansnya, formasi baru ini sempat bertahan selama 9 tahun dengan dua album baru bertajuk California (2016) dan Nine (2019). Banyak yang menyangka jika blink-182 versi ini akan bertahan selamanya, meski akhirnya terbantahkan setelah Mark sempat terkena kanker dan kemudian berbaikan dengan Tom, yang pada akhirnya berujung kepada reuni kedua.
Akhirnya, tepat di tahun 2023, Mark, Tom, dan Travis kembali tampil bertiga dan merayakannya lewat album terbaru yang diberi judul One More Time...
Mencicipi album One More Time...
Sepertinya judulnya, album ini hadir dengan lirik-lirik yang menggambarkan kehidupan mereka selama hampir satu dekade terakhir. Dalam hal komposisi musik, ketiganya juga memilih untuk bermain keras dengan tempo yang bahkan jauh lebih cepat dari apa yang pernah mereka tampilkan di kala muda.
Di hampir semua lagu, Travis selaku penggebuk drum nampak dominan dengan pola ketukannya yang terasa fresh.
Kata aman juga tak lagi jadi rambu-rambu mereka dalam bermusik. Terbukti dengan keberanian mereka memasukkan Terrified, lagu milik band lama Tom, Box Car Racer yang belum sempat dirilis; lagu Hurt dengan ciri khas Angels And Airwaves yang kental; serta mengenang aliran new wave yang sempat jaya di era 70-an lewat single bertajuk Blink Wave.
Secara garis besar, ini adalah salah satu album terbaik blink-182 yang pernah dibuat. Semoga setelah ini, tak perlu ada drama yang memisahkan mereka bertiga lagi.
"Ini adalah terakhir kalinya kami mengacau." tegas Tom DeLonge.