Kisah Hidup Pesulap Pak Tarno: Pernah Sukses, Kini Stroke dan Jadi Penjual Mainan Anak-anak

Kisah Hidup Pesulap Pak Tarno: Pernah Sukses, Kini Stroke dan Jadi Penjual Mainan Anak-anak
Kondisi Pak Tarno yang terkena stroke dan berjualan mainan (Sumber Foto: Instagram @paktarnomanagementofficial)

SEAToday.com, Jakarta – Sutarno atau yang akrab dikenal dengan Pak Tarno adalah pesulap yang terkenal lewat ajang pencarian bakat sulap di televisi, The Master Season 3. Sayangnya kehidupan Pak Tarno kini menyedihkan. Ia terkena stroke beberapa kali hingga kini jualan mainan anak-anak.

Pria yang kini berusia 74 tahun ini sebelum jadi pesulap sempat berdagang minyak tanah hingga jualan makanan. Dia mencoba ikut audisi The Master Season 3 dan akhirnya lolos. Deddy Corbuzier saat itu menyebut Pak Tarno sebagai Master of Traditional Magic. Meskipun trik-trik sulap Pak Tarno sederhana namun cukup menghibur.

“Bim salabim jadi apa prok prok prok,” begitu Pak Tarno saat melakukan aksi sulapnya. Meski tak menjadi juara di The Master, namun nama Pak Tarno melejit. Hidupnya berubah menjadi lebih baik, dengan tampil di pertunjukan off air, jadi bintang tamu acara televisi, hingga akting dalam sinetron.

Uang yang dimiliki Pak Tarno dipakai untuk membeli mobil, rumah, tanah, dan membuka beberapa usaha. Tapi karier Pak Tarno langsung meredup setelah ia terserang stroke lebih dari satu kali. Tak bisa bekerja membuat Pak Tarno harus menjual semua harta untuk biaya pengobatan hingga melanjutkan hidup.

Sempat pernah viral Pak Tarno sedang berjalan kaki sendirian dengan wajah yang bikin melas banyak orang. Puncaknya sekitar sebulan lalu Pak Tarno kembali muncul dalam video di sosial media saat ia bermain sulap namun duduk di kursi roda. Didampingi seorang pria, ternyata Pak Tarno masih semangat walaupun tengah stroke.

Hidup harus tetap berjalan. Pak Tarno harus bisa mencari uang demi melanjutkan kehidupan. Jika tak ada job sulap, dia menjual mainan anak-anak di depan sekolah. Selain mainan, Pak Tarno juga jualan alat tulis, buku gambar, dan keperluan sekolah lainnya.

Tentu saja Pak Tarno tak sendiri karena ia didampingi oleh istrinya atau kerabatnya yang lain saat berjualan yang dimulai pada pukul 10.00 pagi hingga sore hari pukul 16.00 WIB. Pak Tarno memutuskan berjualan mainan anak-anak karena ingin mencari tambahan uang sekaligus mengisi waktu kosong saat tidak ada job bermain sulap.

Kisah hidup Pak Tarno cukup memilukan. Namun dia memberikan contoh walaupun memiliki kendala kesehatan dan banyak kekurangan tetapi masih tetap semangat untuk bekerja tanpa harus merepotkan orang lain.