• Sabtu, 21 September 2024

Akui Efek Samping Vaksin AstraZeneca, KIPI Pastikan Belum Ada Kasus di Indonesia

Akui Efek Samping Vaksin AstraZeneca, KIPI Pastikan Belum Ada Kasus di Indonesia
Ilustrasi vaksin (Shutterstock)

SEAToday.com, Jakarta - Ramai diperbincangkan tentang produsen vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk pertama kalinya mengakui bahwa vaksin mereka dapat menyebabkan efek samping. Ini karena munculnya laporan oleh 51 korban di Inggris.

Melansir dari BBC Indonesia, salah satu korban bernama Jamie Scott yang mengalami pembekuan darah yang memicu kerusakan pada otak sejak divaksinasi pada April 2021. Dan penggugat lainnya mengaku telah kehilangan keluarga dan kerabat akibat efek sampingnya.

Menanggapi tuntutan itu, pihak AstraZeneca telah merespons, “Dari bukti uji klinis dan data dunia nyata, vaksin AstraZeneca-Oxford terus terbukti memiliki profil keamanan yang dapat diterima dan regulator di seluruh dunia secara konsisten menyatakan bahwa manfaat vaksinasi lebih besar daripada risiko potensi efek samping yang sangat jarang terjadi.” pada Selasa (30/4/2024). 

Untuk di Indonesia sendiri, kasus seperti tuntutan di Inggris sampai saat ini belum ada. Hal itu dikonfirmasi oleh Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Hinky Hindra Irawan Satari.

Pihaknya mengaku terus melakukan survei selama lebih dari satu tahun dari Maret 2021 hingga Juli 2022 bahkan diperpanjang pun belum ada kasus pembekuan darah. Ia juga menambahkan bahwa efek samping pasca vaksin seharusnya terjadi antara 4-42 hari.

"Kalaupun saat ini ditemukan kasus TTS (pembekuan darah) di Indonesia, ya pasti bukan karena vaksin Covid-19 karena sudah lewat rentang waktu kejadiannya, kalau sekarang terjadi ya kemungkinan besar karena penyebab lain, bukan karena vaksin." pungkasnya dikutip dari BBC.

Diketahui, dari 453 juta dosis vaksin yang telah diberikan kepada masyarakat Indonesia, vaksin jenis AstraZeneca dipakai sekitar 70 juta dosis. Sampai saat ini belum ada keluhan mengenai efek samping yang serius karena memang jarang terjadi dan bisa dipengaruhi faktor ras dan genetik.

Penulis: Annnisa Salsabilla

Share
Lifestyle
Pendaki Gunung Fuji Musim Panas ini Menurun Setelah Diberlakukan Biaya Masuk

Pendaki Gunung Fuji Musim Panas ini Menurun Setelah Diberlakukan Biaya Masuk

Penyanyi Era 90-an Puput Novel Meninggal Dunia di Usia 50 Tahun

Dunia hiburan tanah air kembali berduka. Artis yang populer di tahun 90-an, Puput Novel, tutup usia pada Minggu sore (8/9) di RS MMC Kuningan.

Aktris Drama Korea, Jo Bo Ah akan Menikah pada Bulan Oktober ini!

Aktis cantik Jo Bo Ah dikabarkan akan menikah dengan kekasihnya yang bukan dari kalangan selebriti

Makna Mendalam Lagu Wake Me Up When September Ends dari Green Day

Setiap kali September tiba, "Wake Me Up When September Ends" menjadi salah satu lagu ikonik di bulan ini. Lagu ini merupakan karya hits milik band punk rock asal Amerika Serikat, Green Day.

Rossa Ajak Ariel NOAH Remake Lagu Nada-Nada Cinta, Ini Alasannya

Tahun ini, Rossa meirilis ulang lagu ini dengan duet Bersama Ariel NOA untuk soundtrack film dokumenternya: All Access To Rossa 25 Shining Years yang dirilis 1 Agustus 2024 lalu.

Berita Terpopuler

Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...

Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Kronologi Suami Artis Jennifer Coppen Meninggal Akibat Kecelakaan...

Kronologi suami Jennifer Coppen yang meninggal karena kecelakaan motor di Bali.

Celine Dion Sulit Kendalikan Ototnya karena Stiff Person Syndrome

Penyanyi asal Kanada, Celine Dion, saat ini tengah berjuang melawan penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) sejak Desember 2022 lalu.