SEAToday.com, Jakarta - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menerapkan pendakian “nol sampah” atau zero waste mulai 2025.
"Tahun 2025, kami melakukan zero waste agar tidak ada lagi potensi sampah yang diangkut ke atas (Gunung Rinjani)," kata Kepala Balai TNGR, Yarman dilansir Antara.
Pendakian nol sampah tersebut akan mulai diterapkan pada April 2025, setelah penutupan selama tiga bulan.
Setiap tahun, pada Januari sampai Maret, aktivitas pendakian ke Gunung Rinjani selalu ditutup untuk memberikan waktu pemulihan lingkungan.
Dalam unggahan akun Instagram resminya, @btn_gn_rinjani, pihak Balai TNGR juga menyampaikan akan menerapkan "Go Rinjani Zero Waste" dengan skema penggunaan wadah Reuse dan Refill.
"Tahun 2025 mendatang Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) akan menerapkan "Go Rinjani Zero Waste" dengan skema penggunaan wadah Reuse dan Refil," tulis akun tersebut.
Gerakan ini mewajibkan pendaki mengemas ulang bahan makanan dan minuman yang dibawa untuk ditempatkan di wadah yang dapat digunakan kembali agar dapat meminimalisasi sampah di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Saat ini Gunung Rinjani sudah memiliki tiga standar operasional prosedur untuk pendakian, sampah dan evakuasi.
Ketiga pedoman tersebut menandakan pengelolaan wisata pendakian Gunung Rinjani sudah siap untuk menuju ke target nol sampah.
"Kami siapkan model boks makanan, sehingga potensi sampah bisa disingkirkan," kata Yarman.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menekankan tidak ada pendaki yang membawa bungkus makanan sekali pakai naik ke atas gunung. Boks makanan disiapkan di pintu-pintu masuk sebelum pendaki memulai perjalanan ke puncak.
Bila pendaki membawa makanan-minuman instan dari rumah, seperti mie, roti, atau kopi, bungkus makanan-minuman itu harus dilepas dan diganti dengan boks guna ulang.
Balai TNGR melibatkan masyarakat sekitar untuk menyiapkan makanan-minuman dalam boks guna ulang agar tidak ada lagi potensi timbulan sampah plastik di Gunung Rinjani.
Penyediaan hasil produk pertanian masyarakat setempat dalam bentuk sudah jadi atau siap masak ditempatkan pada opsi dekat resort pendakian atau pos II.
"Kalau mau pendakian bersih harus dari bawah (pintu masuk dan pintu keluar), tidak ada cara lain. Konsekuensinya petugas harus keras dan itu tantangan," kata Yarman.
Artikel Rekomendasi
Lifestyle
Permainan Bola Api Asal Sukabumi Resmi Ditetapkan sebagai Warisan...
Permainan bola api atau bola leungeun senau (boles) asal Sukabumi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.
V BTS Umumkan Kabar Kematian Anjing Kesayangannya
V BTS menyampaikan kabar duka tentang kematian anjing peliharaannya yang dinamai Yeontan.
Mengenal Adat dan Tradisi Kampung Cireundeu, Dua Adatnya Jadi War...
Kampung Adat Cireundeu merupakan kampung adat yang terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan dan memiliki tradisi tidak memakan nasi.
5 Curug Terdekat dari Jakarta, Cocok untuk Santai Sejenak
Air terjun atau curug menjadi salah satu tempat wisata yang menjadi favorit banyak orang. Berikut rekomendasi curug yang dekat dari Jakarta.
Berita Terpopuler
Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...
Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah
Sejarah Blok M: Perjalanan Panjang Hadirkan Pusat Nongkrong Anak...
popularitas Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda lintas generasi tak dibangun dalam waktu singkat. Ada jejak penjajah Belanda dan Ali Sadikin di dalamnya.
Penyanyi Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia
Penyanyi era 70-an Dina Mariana meninggal dunia pada Minggu, 3 November 2024. Dina mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.
Kisah Hidup Pesulap Pak Tarno: Pernah Sukses, Kini Stroke dan Jad...
Kisah hidup pesulap Pak Tarno yang menyedihkan, kini stroke dan jualan mainan anak.