• Jumat, 20 September 2024

Ini Makna dan Sejarah 5 Lomba Khas 17 Agustusan

Ini Makna dan Sejarah 5 Lomba Khas 17 Agustusan
Ilustrasi lomba panjat pinang. (dok: pinterest)

SEAToday.com, Jakarta - Merayakan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus identik dengan lomba-lomba yang untuk memeriahkan perayaan tersebut.

Terdapat banyak lomba yang sudah identik atau menjadi khas saat merayakan 17-an. Ternyata, lomba-lomba tersebut memiliki sejarah dan maknanya masing-masing.

Berikut 5 lomba khas 17-an serta makna dan sejarahnya dilansir dari berbagai sumber:

1. Lomba Makan Kerupuk

Lomba makan kerupuk sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak lama, bahkan sudah sejak masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1930-1940an saat masa peperangan dan krisis ekonomi, kerupuk menjadi makanan pelengkap andalan. Tidak hanya itu, kerupuk juga saat itu identik dengan makanan rakyat kecil untuk bertahan hidup di masa perang.

Kemudian, pada tahun 1950an, muncul beragam lomba untuk memperingati Hari Kemerdekaan, salah satunya makan kerupuk.

Jadi lomba makan kerupuk ini memiliki makna tidak hanya untuk menghibur rakyat usai perang berakhir, tetapi juga sebagai pengingat masyarakat Indonesia bahwa saat masa perang dulu, kondisinya sangat sulit dan memprihatinkan.

2. Lomba Balap Karung

Lomba balap karung terinspirasi dari kehidupan rakyat Indonesia saat zaman penjajahan Jepang dulu. Saat itu, rakyat Indonesia sangat sulit untuk mendapatkan kain sebagai pakaian yang layak,

Kesulitan tersebut membuat masyarakat Indonesia menggunakan karung goni sebagai alternatif pengganti pakaian.

Karung goni yang saat itu dipakai untuk membungkus beras dan gula penuh dengan kutu sehingga mengakibatkan banyak masyarakat terserang penyakit kulit dan gatal-gatal. 

Akibat hal tersebut, sebagai wujud kekesalan dan penderitaan rakyat Indonesia saat itu, maka terciptalah lomba balap karung. Penderitaan tersebut dilampiaskan dengan menginjak-injak karung.

Selain itu, lomba balap karung ini sendiri memiliki arti pantang menyerah. Hal ini tergambarkan ketika peserta menjalankan lomba tersebut. Lomba balap karung memang terlihat mudah, tetapi untuk mencapai garis akhir peserta harus melompat-lompat dahulu menggunakan karung.

3. Lomba Panjat Pinang

Lomba Panjat Pinang sudah ada sejak tahun 1920 saat masa penjajahan Belanda dan diperlombakan ketika ada perayaan-perayaan tertentu.

Awalnya, lomba panjat pinang diadakan para pejabat Belanda ketika mereka mengadakan acara perayaan pernikahan. Orang Belanda akan menaruh hadiah-hadiah di atas pohon pinang dan memperlombakan rakyat Indonesia agar bisa menjadi atraksi yang menarik dan mengundang tawa dari para undangan. Setiap orang yang mengikuti lomba ini, akan mendapat hadiah seperti makanan, pakaian, dan lainnya.

Lomba panjat pinang ini dimaknai sebagai gambaran semangat para pahlawan yang selalu bergotong royong memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

4. Lomba Tarik Tambang

Lomba tarik tambang memiliki makna gotong royong, kebersamaan, dan solidaritas masyarakat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.

Kesatuan dalam tim yang bahu membahu menarik tambang juga menggambarkan betapa kerasnya para pejuang dulu untuk mendapatkan kemerdekaan dari tangan penjajah kolonial. Fakta menariknya, tarik tambang atau tug of war pernah digelar sebagai cabang olahraga atletik pada lima kali ajang Olimpiade.

Dikutip dari laman resmi Olympics, olahraga ini pertama kali ditampilkan pada Olimpiade Paris 1900, Olimpiade Amerika Serikat (AS) 1904, Olimpiade London 1908, Olimpiade Stockholm 1912, dan terakhir pada Olimpiade Antwerp 1920.

5. Lomba Bakiak

Bakiak merupakan permainan tradisional anak-anak Sumatera Barat yang dimainkan hingga tahun 1970an.

Sementara,  di Jawa Tengah, bakiak adalah sejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu ringan dengan pengikat kaki dari ban bekas yang dipaku di kedua sisinya.

Permainan atau perlombaan ini dilakukan secara berkelompok atau beregu dengan mengenakan sandal panjang dari kayu.Nilai filosofis dari lomba bakiak ini adalah kerjasama dan gotong royong untuk mencapai tujuan.

 

 

Share
Lifestyle
Pendaki Gunung Fuji Musim Panas ini Menurun Setelah Diberlakukan Biaya Masuk

Pendaki Gunung Fuji Musim Panas ini Menurun Setelah Diberlakukan Biaya Masuk

Penyanyi Era 90-an Puput Novel Meninggal Dunia di Usia 50 Tahun

Dunia hiburan tanah air kembali berduka. Artis yang populer di tahun 90-an, Puput Novel, tutup usia pada Minggu sore (8/9) di RS MMC Kuningan.

Aktris Drama Korea, Jo Bo Ah akan Menikah pada Bulan Oktober ini!

Aktis cantik Jo Bo Ah dikabarkan akan menikah dengan kekasihnya yang bukan dari kalangan selebriti

Makna Mendalam Lagu Wake Me Up When September Ends dari Green Day

Setiap kali September tiba, "Wake Me Up When September Ends" menjadi salah satu lagu ikonik di bulan ini. Lagu ini merupakan karya hits milik band punk rock asal Amerika Serikat, Green Day.

Rossa Ajak Ariel NOAH Remake Lagu Nada-Nada Cinta, Ini Alasannya

Tahun ini, Rossa meirilis ulang lagu ini dengan duet Bersama Ariel NOA untuk soundtrack film dokumenternya: All Access To Rossa 25 Shining Years yang dirilis 1 Agustus 2024 lalu.

Berita Terpopuler

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...

Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.

Kronologi Suami Artis Jennifer Coppen Meninggal Akibat Kecelakaan...

Kronologi suami Jennifer Coppen yang meninggal karena kecelakaan motor di Bali.

Celine Dion Sulit Kendalikan Ototnya karena Stiff Person Syndrome

Penyanyi asal Kanada, Celine Dion, saat ini tengah berjuang melawan penyakit Stiff Person Syndrome (SPS) sejak Desember 2022 lalu.