Ingin Liburan Bernuansa Alam? Ini 5 Rekomendasi Desa Wisata Peraih Penghargaan

Ingin Liburan Bernuansa Alam? Ini 5 Rekomendasi Desa Wisata Peraih Penghargaan
Desa Wisata Nglanggeran di D. I. Yogyakarta. (dok: Wonderful Indonesia)

SEAToday.com, Jakarta - Saat berlibur, banyak destinasi wisata yang bisa menjadi pilihan, salah satunya mengunjungi desa wisata. Berlibur dengan mengunjungi tempat bernuansa alam, bisa membuat pikiran menjadi lebih fresh. 

Berkunjung ke desa wisata dapat membuat kita bisa melihat keindahan lokal yang tersaji, baik dari suasananya maupun interaksi dengan warga sekitar.

Bahkan beberapa desa wisata di Indonesia telah meraih penghargaan. Apa saja? Berikut rekomendasi desa wisata peraih penghargaan di Indonesia dilansir dari Wonderful Indonesia.

1. Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta

Desa Wisata Nglanggeran merupakan sebuah desa wisata yang berada di Yogyakarta. Daya tarik utama dari desa wisata ini ada pada Gunung Nglanggeran.

Saat berada di sini, pengunjung bisa melihat dengan jelas Yogyakarta dari atas puncak gunung purba ini. Selain itu, pengunjung juga dapat menjelajahi wisata alam lainnya seperti Embung Nglanggeran dan Air Terjun Kedung Kandang. 

Tidak hanya itu, terdapat berbagai aktivitas budaya yang bisa dilakukan seperti membuat kerajinan tangan, topeng batik, dan masih banyak lagi.

Desa ini telah mendapatkan penghargaan dari ASEAN Community Based Tourism (CBT) Awards pada Januari 2017.

2. Desa Pemuteran, Bali

Berbeda dari mayoritas desa wisata lain yang mengusung suasana desa sebagai daya tariknya, Desa Pemuteran Bali menjadi destinasi yang populer untuk melakukan aktivitas diving dan snorkeling.

Pesona bawah lautnya yang menawan selalu berhasil memikat wisatawan dan membuat mereka ingin kembali lagi.

Tidak heran jika pada tahun 2018, Lonely Planet memasukkan Desa Pemuteran ke dalam “10 Destinasi Terbaik di Asia”.

Namun ternyata, dulunya desa ini merupakan desa terpencil dan terbengkalai. Desa wisata ini terletak dekat Taman Nasional Bali Barat dan Pulau Menjangan.

Desa wisata ini memiliki potensi bawah laut yang luar biasa sejak dulu, namun masyarakat setempat belum tahu mengenai keseimbangan alam, sehingga praktik pengeboman ikan marak dilakukan. 

3. Desa Tamansari, Banyuwangi

Terletak tidak jauh dari Kawah Ijen, terdapat sebuah desa yang berhasil meraih penghargaan Desa Wisata Award dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dalam kategori pemanfaatan jejaring bisnis pada tahun 2017.

Desa ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan berhasil mengembangkan sejumlah usaha dari potensi yang dimiliki, seperti usaha pertanian madu, transportasi wisata, jasa pemandu wisata, hingga beberapa jenis UKM lainnya.

Selain itu, desa ini juga terkenal sebagai penghasil karet, cengkeh, biji kopi dan coklat, serta susu sapi.

4. Desa Pentingsari, Yogyakarta

Desa wisata Pentingsari di Yogyakarta menawarkan wisata yang tidak hanya berbasis alam saja, namun juga budaya tradisional, seni, dan kearifan lokal untuk diselami oleh para wisatawan. Ini pun membuat Desa Pentingsari menjadi proyek percontohan Desa Wisata Yogyakarta sejak 2008.

Di tempat ini, wisatawan bisa belajar membuat wayang suket, menari Jawa, main gamelan, menjalin janur, mencicipi produk olahan lokal dan jalan-jalan di sungai untuk bersantai. 

Desa ini berhasil masuk ke dalam 100 Destinasi Wisata Berkelanjutan Terbaik Dunia (The Top 100 Sustainable Destinations in the World) versi  Global Green Destinations Days (GGDD) 2019.

5. Desa Penglipuran, Bali

Desa Penglipuran di Bali merupakan desa wisata yang sudah populer di kalangan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Desa Penglipuran merupakan desa wisata yang masih menjunjung nilai-nilai luhur nenek moyang. Hal ini bisa dilihat, salah satunya dari gaya arsitektur desa yang masih tradisional.

Di desa ini, hampir semuanya dibuat dari bahan baku bambu, mulai dari dapur, gerbang rumah, pintu masuk, furnitur, hingga atapnya juga terbuat dari bambu.

Selain itu, Desa Penglipuran juga terkenal karena keasrian dan kebersihan desanya yang dijaga dengan baik. Desa Penglipuran sudah mendapatkan banyak penghargaan sebagai desa terbersih, baik dari dalam maupun luar negeri.

Beberapa penghargaan yang telah diraih oleh desa ini, antara lain Kalpataru, ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) pada tahun 2017, dan baru-baru ini pada tahun 2018, Desa Penglipuran berhasil masuk ke dalam tiga besar desa terbersih di dunia versi majalah travel CN Traveler dari Moskow, Rusia.