• Sabtu, 23 November 2024

Sendratari Ramayana Pura Pakualaman Yogyakarta Sukses Pukau Warga Belanda

Sendratari Ramayana Pura Pakualaman Yogyakarta Sukses Pukau Warga Belanda
Sendratari Ramayana Pura Pakualaman Yogyakarta Sukses Pukau Warga Belanda. (dok. KBRI Den Haag/Kemlu)

SEAToday.com, Den Haag - Pagelaran Sendratari Ramayana dari Pura Pakualaman Yogyakarta digelar di Royal Theater atau Het Nationale Theater (HNT), Den Haag, Belanda, Rabu, 30 Oktober 2024 malam. Pertunjukan ini sukses memukau penonton, termasuk warga Belanda.

Sendratari Ramayana ini merupakan rangkaian kegiatan promosi budaya di Belanda diinisiasi oleh Pura Pakualaman yang bekerja sama dengan KBRI Den Haag dan didukung oleh Kementerian Kebudayaan Indonesia.

Rombongan Misi budaya khusus Pura Pakualaman ini dipimpin oleh Putra Mahkota Paku Alam X, BPH Kusumo Bimantoro, didampingi Pejabat Senior GPH Wijoyo Harimurti. Misi bertujuan untuk mempromosikan warisan budaya Yogyakarta ke dunia yang diharapkan dapat mendatangkan lebih banyak penggemar budaya dan wisatawan ke Kota Gudeg.

Program misi budaya khusus diawali dengan pameran koleksi Batik dari acara pernikahan akbar (Dhaup Ageng) kedua putra Paku Alam X. Ruang terbuka dan terang di serambi samping teater menjadi tempat yang sempurna untuk memajang koleksi Batik istimewa tersebut.

Para pengunjung kemudian diundang untuk mengikuti lokakarya pembuatan Batik (nyanting) di Serambi Paul Steenberger yang langsung diberikan oleh Putra Mahkota. Pada sore harinya, teater dibuka untuk anak-anak yang telah mendaftar untuk mengikuti lokakarya tari.

Anak-anak dan siswa sekolah, didampingi oleh orangtua dan guru mereka memadati teater Paradijs di lantai atas HNT. Mereka dengan semangat mengikuti instruktur yang menunjukkan gerakan dua tari dinamis dari Ramayana—tari Kijang dan tari Hanoman.

Acara utama yang paling ditunggu-tunggu adalah pertunjukan Sendratari Ramayana yang dipentaskan di Teater Nasional pada saat perayaan khusus Diwali, atau Festival Cahaya bagi umat Hindu India. Penonton yang datang tidak hanya penggemar seni Belanda, ada juga warga diaspora dari Indonesia, India, dan Suriname di antara para penonton.

Acara dibuka dengan penampilan koleksi Batik khusus Asthabrata yang diperagakan oleh 9 orang model. Pada pembukaan acara, Duta Besar Indonesia Mayerfas menegaskan bahwa misi budaya Pura Pakualaman hadir di saat hubungan antara Indonesia dan Belanda kuat dan berkembang pesat.

"Ini akan membantu memperkuat jembatan kesalingpemahaman dan persahabatan antara Indonesia, Belanda, dan Eropa pada umumnya," katanya dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri (Kemlu), rombongan

Rangkaian kegiatan promosi budaya ini mendulang antusiasme yang luas dari masyarakat Belanda. Momentum ini juga selain memperkuat persahabatan antar Indonesia dengan negara-negara sahabat juga menyediakan platform untuk mempromosikan warisan budaya Indonesia yang kaya di panggung global, meninggalkan jejak budaya yang signifikan di Belanda dan Eropa pada umumnya.

Share
Berita Terpopuler

Kusni Kasdut dan Robin Hood: Kisah Kelam Pejuang Kemerdekaan Jadi...

Indonesia juga mengenal orang baik jadi jahat. Kusni Kasdut, namanya. Kusni Kasdut awalnya pejuang kemerdekaan yang berubah jadi penjahat yang paling dicari.

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Tradisi Unik Suku Toraja, Menikah dan Hidup Bersama Jenazah

Sejarah Blok M: Perjalanan Panjang Hadirkan Pusat Nongkrong Anak...

popularitas Blok M sebagai tempat nongkrong anak muda lintas generasi tak dibangun dalam waktu singkat. Ada jejak penjajah Belanda dan Ali Sadikin di dalamnya.

Penyanyi Era 70-an Dina Mariana Meninggal Dunia

Penyanyi era 70-an Dina Mariana meninggal dunia pada Minggu, 3 November 2024. Dina mengembuskan napas terakhir di usia 59 tahun.

Kisah Hidup Pesulap Pak Tarno: Pernah Sukses, Kini Stroke dan Jad...

Kisah hidup pesulap Pak Tarno yang menyedihkan, kini stroke dan jualan mainan anak.

LOCAL PALETTE
BEGINI CARANYA PERGI KE SUKU PEDALAMAN MENTAWAI - PART 1